Minggu, 03 Mei 2020

SEJARAH PERAYAAN KELULUSAN YANG KEBABLASAN || CURAT CORET AKIBAT GAGAL TAFSIR

Curat Coret di Kelulusan Akibat Buruk Tafsir Sejarah



Memang benar bahwa tahun 90-an adalah masa-masa penuh warna. Di mana kita semua, khususnya anak-anak yang masih asik melakukan permainan tradisional super seru ataupun dimanjakan dengan berbagai tontonan kartun favorit. Warna-warni tahun 90-an itu ternyata juga dapat dilihat dari seragam siswa-siswi SMA. Menurut penuturan salah satu dosen di kota pelajar, Yogyakarta, sebelum tahun 1990, tidak ada pelajar yang melakukan aksi corat-coret seragam dan konvoi jalanan.

Barulah setelah Ebtanas diberlakukan, budaya semacam itu mulai terbentuk. Sistem Ebtanas di kala itu dianggap sebagai beban oleh banyak anak sekolah. Maka dari itu setelah dinyatakan berhasil, mereka mengungkapkan rasa bebasnya dengan mencorat-coret seragam. Selain itu, kebiasaan tersebut juga disebut-sebut sebagai bentuk protes karena murid-murid zaman dahulu terkesan terlalu patuh. Itulah kemudian mereka menganggap corat-coret seragam sebagai salah satu simbol kebebasan siswa yang telah lolos dari beban ujian.

Tapi pada antara tahun 1996 sampai 1997, nampaknya keinginan mereka untuk mewarnai seragam sekolah ini menjadi tak terbendung. Pada tahun tersebut, kebanyakan sekolah memilih untuk mengirim pengumuman ke rumah masing-masih siswa. Dan bukannya menunggu pengumuman tiba, mayoritas siswa masih tetap saja nekat mengunjungi sekolah dan mulai bermain coret-coret. Sejak itulah kemudian ada golongan siswa yang mulai menerapkan coret-coret meskipun pengumuman kelulusan belum mereka terima.

Menurut berbagai sumber di internet, sejarah Curat coret baju seragam dimoment kelulusan berawal di tahun 1969, atau dikenal dengan Spirit of sixtynine, dikatakan berawal dari Sekolah Menengah Atas (SMA) daerah Mongondow, sekarang Kabupaten Bolaang Mongondow Provinsi Sulawesi Utara dan Gorontalo.
Sempat terpikir ketika itu apakah sudah ada cat yang mudah disemprotkan atau spidol yang gampang dibeli atau ditemukan? Konon katanya ada merek spidol Stonnkol, asingkan dengarnya? Langsung saja.

Terjadilah peristiwa memilukan, ketika itu ada satu orang perempuan yang tidak tercatat pada papan pengunguman (tempat ditempelnya nama-nama siswa yang lulus). Bisa kita bayangkan orang satu-satunya yang tidak lulus dari sekian banyak teman lulus, terjadi pada seorang yang memang terbilang lumayan pintar dan dipandang oleh teman-temannya dia akan lulus tanpa kendala. Rasa malu, benci, minder, terpuruk semuanya bercampur aduk bisa kita bayangkan.

Seperti yang diceritakan sumber pada Arus Utara, sia setelah tau tidak lulus lamgsung memisahkan diri dari kerumunan dan menyendiri di sudut sekolah. Teman-temannya yang baru sadar akan kejadian itu tidak menyangka sama sekali, sebab taman mereka yang jauh lebih bodoh darinya lulus.

Mereka lalu hendak menghampiri yang bertujuan untuk menenangkan dan memberi semangat, tp ternyata pada waktu itu sosok yang mereka tuju sudah tidak berada di tempat. Lantas pada waktu itu mereka inisiatif mempertanyakan pengunguman kelulusan itu ke pihak sekolah melalui orang yang mereka tuakan (biasanya siswa aktif dan pintar), berharap ada kesalahan cetak ternyata pihak sekolah tetap pada keputusannya bahwa siapa saja yang tidak tertera pada pengunguman aiawa tersebut dinyatakan tidak lulus.

Senyuman kini berubah menjadi cemberut masal, ditambah dengan kebingungan mencari temannya yang belum diketemukan. Mereka berpikir buruk, takut terjadi sesuatu seperti mengakhiri hidup, hemm. Kepanikan terjadi. Padahal siswi itu tetap berada di sekolah cuman keberadaannya tersembunyi karena berada di bawah pohon rindang dekat antar WC dan Gudang.

Tanpa disadari entah dari mana seorang siswa (mungkin mau ke WC) menghampiri, mendekati dan berkata "jangan malu apa lagi berputus asa, aku juga gak lulus ko, kita senasib", suara itu memecah tangis yang mengguyur tanpa henti.

"Bohong, aku tau, aku hanya orang satu-satunya yang tidak lulus di sekolah ini!" Bentakan dari siswi itu, siswa itu lalu memegang tangan dan merangkul siswi tersebut, "apalah arti kelulusan dibandingkan dengan dirimu?". Ternyata siswa itu adalah sosok cowok paling cool dan rebutan siswi pada waktu itu, ternyata keduanya sudah lama memendam rasa tapi belum pernah terungkapkan, moment inilah yang memberikan peluang memgungkapkan hati dua sejoli.

Di luar sana teman mereka yang sudah panik karena belum bisa menemukan siswi tidak lulus tersebut, akhirnya memutuskan untuk berkumpul di tengah kota (sekarang Bundaran Paris). Bersamaan dengan itu dua sejoli tersebut berjalan melewati tengah kota denga raut wajah berseri, menjadi pusat perhatian ratusan siswa yang sedang berkumpul.

Serentak mereka kaget, gembira sekaligus aneh dan heran, lamgsung semuanya menghampiri dan bertanya kabar (ua bisa kalian bayangkan apa kata-kata yang disampaikan). Saambil tersenyum siswi itu berkata " silahkan menulis nama-nama kalian di seragam sebagai ungkapan perpisahan dan undangan untuk pernikahan kami bulan depan", sambil memegang tangan laki-laki yang bersamanya.

Wow, sungguh dramatis ya? Tp bukan endingnya yang saya pesankan, tapi apakah kalian (anak-anaku/adik-adiku) masih mau melakukan kebiasaan yang sudah terlanjur dilakukan oleh pendahulu kalian setelah tau sejarahnya seperti ini? Bergembira dan merayakan kelulusan memang sangat wajar karena itu merupakan ungkapan rasa syukur kita terhadap Tuhan, orangtua, guru dan semangat juang selama tiga tahun berjuang mendapatkan Ilmu. Masih banyak cara perayaan kelulusan yang lebih beradab dan bermanfaat, seperti mendonasikan seragam kita untuk siswa lain yang membutuhkan, dan saya percaya kalian lebih kreatif dan inovatif masalah perayaan 

Kutipan puisi Chairil Anwar "sekali berarti, sudah itu mati!", Maka gunakan waktu/moment kalian untuk hal-hal yang berarti bahagia untuk diri, berarti untuk semuanya; warna warni bukan berarti mengotori; hidup sesungguhnya baru kalian mulai. Semangat ...

Jangan lakukan Vandalisme!!

Sumber: banyak referensi di Internet termasuk Uwin Mokodongan.

Instagram:

Facebook:

Youtube:

SEJARAH HURUF D || KEHIDUPAN SOSIAL SUNDA || JARANG DIKETAHUI

Makna Huruf D dalam Kehidupan Sosial Orang Sunda



Membahas tentang bahasa pasti kaitannya dengan pengucapan dari mulut manusia, Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau, beragamnya suku, bahasa tentunya akan berpengaruh pada bagaimana cara pengucapan seseorang akan kata/tulisan pasti berbeda-beda.

Salah satu suku terbesar di Indonesia yaitu Sunda, Sunda adalah suku yang memiliki keunikan terutama dalam bahasa dan pengucapan, contoh: dalam bahasa sunda bahasa cara menawarkan atau meminta saja diaesuaikan dengan umur/usia.

Banyak keunikan-keunikan yang ada dalam bahasa sunda, kali ini saya tidak akan bahas tentang bahasa yang memang sifatnya umum dan mungkin telah banyak dibahas oleh blog atau artikel lain. Kali ini saya tertarik pada huruf D di dalam kehidupan sosial orang sunda. Ok, sebelum kita bahas lebih lanjut, bisa kita baca dulu kata-kata di bawah ini sebagai bukti dan referensi:

Bandung - Banung
Padalarang - Plarang
Puwakarta - Pulakarta
Cianjur - Cianyur
Senal - Sendal
Muning -Munding
Hanyakal - Hanjakal
Punung - Pundung
Kenang - Kendang
Munur - Mundur
Mangih - Manggih
Dan masih banyak lagi, 

mungkin sudah terbayang oleh kita, banyak kan kata yang tanpa kita sadari sering diucapakan atau didengar? Kata yang memggunakan huruf D dalam bahasa suna/sunda ditafsirkan sebagai salah satu huruf ngota/keren (tidak kampungan/udik).

Ini nyata memang begitu adanya, mengapa? Baik, kita pada umumnya menganggap bahwa orang yang berbahasa Indonesia itu adalah orang kota, kenapa demikian? Sebab setiap bahasa sunda yang memakai huruf D hampir atau sama dengan kata di dalam bahasa Indonesia.

Tafsiran atau anggapan akan hal itu menyugesti banyak orang ketika mendengar orang lain mengucapkan kata tanpa huruf D dicap sebagai orang kampung, ini yang terjadi walaupun pada dasarnya belum tentu sesuai dengan kamus bahasa sunda (kata yang diklem sebagai kata kota/kampungan).

Bahasa dalam kehidupan sosial juga mempengaruhi hubungan atau interaksi. Anggapan atau sangkaan yang pada ujungnya saling menuduh atau saling memvonis. Intinya dalam kehidupan kita semua sama di hadapan Tuhan adalah Mahluknya.

Makna D yang saya bahas tadi bukan berarti menpesialkan huruf D dari huruf lain, ini adalah ungkapan realita yang ada yang memang kita rasakan sehari-hari. Mungkin bukan hanya di sunda di daerah atau suku lain juga pasti ada. Sekali lagi saya tidak masuk pada ranah Salah-Benar/Sesuai-Tidak Sesuai melainkan sebagai batas diri atau intropeksi diri untuk kita semua.

Jika ada salah kata atau apapun yang tidak sesuai ini murni kesalah penulis, bisa hubungi penulis langsung melalui kontak yang tertera di bawah atau bisa langsung ketik di kolom komentar. Ds Dahlan


facebook Dede Salim Dahlan
Instagram DS Dahlan
youtube DS Dahlan Stones

Tlp/WA. 081802026645
email. dedesalimdahlan@gmail.com

Jumat, 01 Mei 2020

SEJARAH SINGKAT || KERAJAAN TARUMANEGARA




Kerajaan Tarumanegara 

ApakahAnda pernah mendengar Kerajaan Tarumanegara? Kerajaan Tarumanegara atau Kerajaan Tarum merupakan kerajaan Hindu tertua kedua setelah Kerajaan Kutai. Kerajaan ini berkuasa di wilayah barat pulau Jawa pada abad ke-4 hingga abad ke-7 Masehi. Hal ini dibuktikan dengan adanya peninggalan-peninggalan sejarah yang masih ada hingga kini. Seperti candi, prasati dan lainnya.

Nama Tarumanegara berasal dari kata Tarum dan Nagara. Tarum berarti sungai yang membelah Jawa Barat yaitu sungai Citarum. Namun ada pula yang menyebutkan bahwa kata Tarum berasal dari nama tanaman warna yang berada di sungai Citarum. Dan Nagara yang berarti negara atau kerajaan.
Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan yang memiliki aliran Wisnu. Kerajaan ini didirikan oleh Raja Jayasingawarman pada tahun 358 Masehi. Bukti kongkrit atas ini berada dalam isi naskah Wangsakerta. Pada masa itu, Raja Jayasingawarman mendapatkan gelar Rajadiraja. Untuk lebih jelasnya, simak sejarah lengkap Kerajaan Tarumanegara berikut ini.
Sejarah Kerajaan Tarumanegara
Menurut naskah Wangsakerta, pada abad ke-4 Masehi, beberapa wilayah di Indonesia didatangi oleh sejumlah pengungsi dari India. Pengungsi ini mencari perlindungan karena terjadi peperangan yang besar di sana. Pengungsi tersebut berasal dari daerah Kerajaan Palawa dan Calankayana, India.
Salah satu rombongan yang berasal dari Calankayana dipimpin oleh seorang Maharesi. Dia bernama Jayasingawarman.  Jayasingawarman mendapatkan persetujuan dari raja yang berkuasa di barat Jawa yaitu Dewawarman VIII, raja Salakanagara untuk membuka tempat pemukiman baru. Tempat pemukiman yang diberi nama Tarumadesya (desar Taruma) ini berada di dekat sungai Citarum.
Sepuluh tahun kemudian, pemukiman Tarumadesya sering didatangi oleh penduduk dari desa lain. Yang membuat desa ini menjadi semakin terkenal dan berkembang pesat. Dan akhirnya, jayasingawarman membentuk sebuah kerajaan bernama TarumanegaraSilsilah raja yang pernah memerintah Kerajaan Tarumanegara adalah sebagai berikut :
  • Jayasingawarman (358-382)
  • Dharmayawarman (382-395)
  • Purnawarman (395-434)
  • Wisnuwarman (434-455)
  • Indrawarman (455-515)
  • Candrawarman (515-535)
  • Suryawarman (535-561)
  • Kertawaman (561-628)
  • Sudhawarman(628-639)
  • Hariwangsawarman (639-640)
  • Nagajayawarman (640-666)
  • Linggawarman (666-669)
Baca Juga: Kerajaan Pajajaran

Masa Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara
Sejak berdirinya kerajaan ini, Kerajaan Tarumanegara mengalami masa kejayaan hanya 3 generasi saja. Masa keemasan Tarumanegara yaitu ketika dipimpin oleh raja ke-3 yang bernama Purnawarman. Purnawarman sendiri merupakan cucu dari Rajadirajagu Jayasingawarman.
Pasa masa kepemimpinan Purnawarman, Tarumanegara mengalami perkembangan yang sangat pesat. Raja Purnawarman memperluas wilayahnya dengan cara menundukkan kerajaan-kerajaan yang berada di sekelilingnya.
Tidak hanya memperluas wilayah kerajaan melalui ekspansi ke kerajaan di sekitar kekuasaannya saja. Purnawarman juga membangun berbagai infrastuktur yang dapat mendukung perekonomian kerajaan. Salah satunya adalah sungai Gomati dan Candrabaga.
Saat pembangunan kedua sungai tersebut, Raja Purnawarman selaku pemimpin Kerajaan Tarumanegara menyumbangkan atau berkurban 1000 ekor sapi.

Dengan perluasan wilayah, Kerajaan ini memiliki luas wilayah yang sebanding dengan luas Jawa Barat. Sehingga Raja Purnawarman dikenal sebagai raja yang kuat dan arif bijaksana kepada rakyatnya.
Selain itu dia juga menyusun pustaka seperti peraturan angkatan perang, siasat perang dan silsilah dinasti Warman. Dia juga merancang undang-undang kerajaan yang memajukan kerajaan serta rakyatnya.

Kehidupan Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara
Seperti halnya kerajaan lainnya, Kerajaan Tarumanegara juga memiliki kehidupan politik, sosial, budaya serta ekonomi.

A. Kehidupan Politik

Di kehidupan politik Kerajaan Tarumanegara, hanya raja Purnawarman yang dapat memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya. Hal ini bisa dilihat dari adanya prasasti yang menyebutkan bahwa saat itu masyarakat Tarumanegara menggali sebuah kali. Dimana kali ini digunakan untuk saluran irigasi untuk memperlancar pengairan di sawah.

B. Kehidupan Sosial

Raja Purnawarman merupakan raja yang memperhatikan rakyatnya. Tidak hanya itu, bahkan kehidupan sosial kerajaan Tarumanegara juga sudah tersusun dengan rapi. Tidak hanya meningkatkan kesejahteraan rakyatnya saja, Purnawarman juga memperhatikan kedudukan kaum brahmana yang dianggap penting dalam melaksanakan upacara korban. Upacara ini dimaksudkan sebagai tanda penghormatan kepada para Raja 

C. Kehidupa Ekonomi
Dari segi perekonomian, mayoritas masyarakat Tarumanegara adalah pertanian dan peternakan. Selain itu masyarakat juga berprofesi sebagai pedagang. Jika ditelisik lebih dalam lagi, pembangunan terusan sepanjang 6.112 tombak memaksudkan rakyat hidup sejahtera dan makmur.

D. Kehidupan Budaya

Jika dilihat dari teknik serta cara penulisan huruf-huruf yang ditemukan di prasasti Tarumanegara, menunjukkan bahwa tingkat budaya saat itu sudah besar. Karena dengan adanya prasasti tersebut, menunjukkan bahwa saat itu sudah terdapat alat tulis menulis di Kerajaan Tarumanegara,
Baca Juga: Kerajaan Banten

Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara

Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara yaitu ketika kerajaan dipimpin oleh raja ke-13 yaitu Raja Tarusbawa. Penyebab runtuhnya kerajaan ini dikarenakan tidak adanya kepemimpinan di kerajaan tersebut. Karena Raja Tarusbawa lebih menginginkan memimpin kerajaan kecilnya yang berada di hilir sungai Gomati.
Tidak hanya itu, alasan lain runtuhnya kerajaan tarumanegara adalah karena adanya gempuran dari beberapa kerajaan yang ada di masa itu. Apalagi kerajaan Majapahit merupakan kerajaan yang memiliki peranan penting dalam keruntuhan Kerajaan Tarumanegara.
Kepemimpinan dilanjutkan oleh Sudawarman. Saat dipimpin Sudawarman, Tarumanegara sudah mengalami kemunduran yang drastis. Kemunduran itu disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya :
  • Sudawarman tidak peduli terhadap masalah-masalah yang terjadi di kerajaan, karena dari kecil dia tinggal di kanci
  • Sudawarman tidak menguasai persoalan mengenai Tarumanegara
  • Memberikan ekomoni pada raja-raja dibawahnya

7 Prasasti Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara meninggalkan benda bersejarah, yaitu prasasti. Berikut 7 prasasti yang ditinggalkan oleh kerajaan Hindu ini, di antaranya :

1. Prasasti Ciaruteeun

Prasasti ini ditemukan di tepi sungai Ciarunteun yaitu dekat dengan sungai Cisadane Bogor. Saat itu, Raja Purnawarman menemukan sepasang lukisan yang bergambar telapak kaki. Disinyalir gambar tersebut merupakan telapak kaki Dewa Wisnu.

Prasasti Ciarunteun disebut juga dengan nama prasati Ciampea. Prasasti ini ditulis menggunakan huruf Pallawa dan bahasa sanskerta 4 baris. Makna dari gambar sepasang kaki tersebut adalah kekuasaan raja atas daerah serta kedudukan Purnawarman yang dianggap sebagai penguasa sekaligus pelindung raja.
2. Prasasti Kebon Kopi
Prasasti ini berbentuk bekas dua kaki gajah diidentairawata. Gajah airawata merupakan gajah tunggangan Dewa Wisnu. Prasasti yang ditemukan di Kampung Muara Hilir Kecamatan Cibungbuang ditulis dengan huruf pallawa dan bahasa sanskerta.

3. Prasasti Tugu

Prasasti tugu merupakan prasasti yang memiliki 5 baris yang ditulisi menggunakan aksara pallawa dan bahasa sanskerta. Benda peninggalan Kerajaan Tarumanegara ini ditemukan di Tugu, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.
Isi prasasti ini adalah mengenai kisah raja Purnawarman saat memerintah menggali saluran air Gomati dan Chandrabaga sepanjang 6.112 tombak selama 21 hari.

4. Prasasti Jambu

Prasasti Jambu ditemukan di bukit Koleangkak Bogor. Isi dari prasasti ini ialah mengenai sanjungan kebesaran, kegagahan dan keberanian raja Purnawarman.
Prasasti ini terdapat keterangan puisi dua baris yang menggunakan aksara pallawa dan bahasa sansekerta. Pada prasasti jambu ini juga terukir sepasang telapak kaki.

5. Prasasti Muara Cianten

Prasasti muara cianten merupakan prasasti yang belum dapat terbaca. Hal ini dikarenakan muara cianten di temukan di Bogor dengan aksara ikal.

6. Prasasti Cidanghiyang

Peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang berupa prasasti ini ditemukan di kampung Lebak, pinggir sungai Cidanghiyang, Pandeglang, Banten pada tahun 1947. Prasasti yang ditulis menggunakan huruf pallawa dan bahasa sansekerta ini juga disebut dengan nama prasasti Lebak.
Isi dari prasasti Cidanghiyang ini adalah “Inilah tana keperwiraan keagungan dan keberanian yang sesungguh-sungguhnya dari Raja Duni, Yang mulia Purnawarman, yang menjadi sekalian raja”.

7. Prasasti Pasir Awi

Prasasti pasir awi ditemukan di Leuwiliang dengan aksara ikal, sehingga belum dapat dibaca. Pada prasasti pasir awi terdapat pahatan gambar dahan dengan ranting, dedaunan, buah-buahan dan gambar telapak kaki.
Selain hal tersebut, sejarah Kerajaan Tarumanegara juga tercatat dalam beberapa sumber dari Tiongkok, Cina. Salah satu yang paling populer adalah berita dari Fa-Hien yang merupakan seorang pendeta Budha musafir Cina. Dimana musafir ini sempat tinggal di Yepoti atau Yawadhipa/Jawa, Tolomo/Taruma pada tahun 414 Masehi.
Itulah, beberapa informasi mengenai sejarah lengkap Kerajaan Tarumanegara. Semoga dapat menambah wawasan Anda.




Kerajaan Kediri




Kerajaan Islam Aceh




Kerajaan Majapahit




2 Replies to “Kerajaan Tarumanegara”

  1. Koreksi, mungkin yang dimaksud bukan Majapahit, yang menjadi penyebab keruntuhan Sriwijaya, karena Majapahit Berdiri 6 abad setelah keruntuhan Tarumanegara, tapi Sriwijaya berdiri saat Tarumanegara hancur
  2. Tarumanegara hancur karena terjadi letusan gunung krakatau (gunung kapi)..

Tinggalkan Balasan




©Copyright 2020 www.RomaDecade.org
email: kirimin.pesan@gmail.com

SEJARAH SEBLAK || GENERASI KEDUA DARI CILADA || MAKANAN KHAS BANDUNG

Sejarah Seblak
Seblak merupakan generasi kedua dari Cilada

Makanan khas Bandung awalnya terdiri dari berbagai jenis kerupuk mentah yang direbus dan disatukan memakai bumbu sambal pedas dengan aroma khas cikur/kencur.

Dalam perkembangan waktu Seblak mengalami perubahan yang signifikan yaitu ditambahnya bahan-bahan sayuran, daging, tulang, baso, atau ceker.

Evolusi ini mengikuti perkembangan selera dari si pembuat atau si penikmat serta daerah asal pembuatnya.




Belum banyak orang yang tau, ternyata swbak adalah generasi kedua dari Cilada (makanan khas bulan puasa di faerah Bandung) merupakan makanan yang terbuat dari kerupuk dan air sambal saja, biasanya dikonsumsi ketika di bulan Ramadhan.

Tanpa kita sadari seiring peekembangan waktu Cilada ci = cai/air, lada = pedas, nerubah seiring perkembangan waktu, baik dari rasa, bahan, maupun tampilan atau penyajian.

Sekarang Cilada berubah menjadi seblak = (bahasa Sunda) berarti ingatan yang datang tiba-tiba kerika melihat, merasa atau mendengar sesuatu yang berkaitan dengan kejadian sudah terjadi.

Tapi intinya seblak tetap sampai sekarang tidak jauh dari kodratnya, sama-sama pedas/bahanya pasti ada kerupuk.

Demikian sejarah singkat seblak yang merupaka generasi kedua dari cilada makanan khas sunda di Bulan Ramadhan.

Terimalasih bagi anda yg selalu menyempatkan waktu untuk berkunjung di blog saya dan  membaca tulisannya.

Jika ada kritik, saran atau apapun yang mau disampaikan silahkan untuk isi kolom komentar di bawah, atau menghubungi:

Youtube:
DS Dahlan Stones
Facebook:
Dede Salim Dahlan
Email.
dedesalimdahlan@gmail.com
WA.
081802026645

Salam semangat dan tetap bahagia