Jumat, 29 Agustus 2014

pembuatan skripsi versi UNPAS



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Visi, Misi, dan Tujuan FKIP Unpas
Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan, Universitas Pasundan, untuk selanjutnya ditulis FKIP Unpas mempunyai visi sebagai Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependikan (LPTK) yang memiliki keunggulan secara nasional dalam menyiapkan tenaga pendidik profesional, yang mampu memadukan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dengan agama Islam serta menjadi pusat pengkajian dan pengembangan Budaya Sunda di Indonesia. Untuk itu, FKIP Unpas memiliki misi mewujudkan Tridarma Perguruan Tinggi dalam menghasilkan tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional dengan menjalankan, menjaga, melestarikan, dan mengebangkan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKSEN) yang selaras dengan nilai-nilai Islam dan budaya Sunda.
Pencapaian visi dan misi FKIP Unpas dilakukan melalui berbagai aktivitas yang mencerminkan pencapaian tujuan FKIP Unpas, yaitu:
1.    menghasilkan sarjana pendidikan yang siap bekerja di dunia pendidikan umumnya, khususnya persekolahan;
2.    menghasilkan sarjana pendidikan yang dengan keilmuan dan keahliannya siap bekerja di berbagai lapangan pekerjaan yang ada di masyarakat, baik bidang kependidikan maupun non- kependidikan, dan baik di lembaga pemerintahan maupun lembaga swasta;
3.    mempersiapkan peserta didik (mahasiswa) untuk menjadi sarjana pendidikan yang memiliki kekokohan aqidah, ketinggi-an ilmu, keluhuran akhlak dan kejernihan hati sehingga siap dan mampu berkarya di masyarakat; dan
4.    menjadikan FKIP Unpas sebagai Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang mampu memadukan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan Agama Islam secara selaras, serasi, dan seimbang yang pada akhirnya diamalkan untuk meningkatkan taraf hidup dan penghidupan masyarakat Indonesia yang tengah membangun sebagai wujud peng-hambaan terhadap Allah swt.
Diharapkan pencapaian visi, misi dan tujuan tersebut akan mengantarkan mahasiswa dan seluruh sivitas akademikanya pada Tri Jatidiri Unpas, yakni: “Pengkuh Agamana, Luhung Elmuna, Jembar Budayana”.

B.   Kedudukan Skripsi
Statuta Unpas menyatakan bahwa untuk memenuhi persyaratan meraih gelar kesarjanaan bagi mahasiswa FKIP Unpas diperlukan pelaksanaan penyusunan skripsi dengan ketentuan beban studi skripsi mahasiswa FKIP Unpas sebesar 4 satuan kredit semester (sks).
Skripsi merupakan karya tulis ilmiah yang harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah dan disepakati oleh masyarakat ilmiah (ilmuwan), memiliki ciri-ciri objektip, sistematis, konsisten dan logis serta hasilnya dapat dijadikan sebagai rujukan oleh peneliti atau penyusun karya ilmiah lainnya. Panduan skripsi ini secara khusus disusun untuk mahasiswa Program SKGJ-PPKHB dengan jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan, yakni Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Clasroom Action Research.
Panduan penulisan skripsi ini disusun berdasarkan tiga kepentingan. Pertama, kepentingan penyelesaian tugas akhir sebagai syarat penyelesaian program sarjana.  Kedua, mahasiswa yang juga sekaligus berstatus sebagai guru memiliki kemampuan mengidentifikasi, menganalisis, mendiagnosis berbagai perma-salahan pembelajaran dan mampu menyelesaikan permasalahan pembelajaran dengan menggunakan berbagai strategi, pendekatan, metode, model pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan menggunakan jenis penelitian tindakan (PTK). Ketiga, mahasiswa mampu menyusun laporan hasil penelitian sehingga hasilnya di samping bermanfaat untuk penyelesaian tugas akhir sekaligus dapat membuat karya ilmiah untuk kenaikan pangkat/golongan.
Berdasarkan tiga hal tersebut maka buku panduan penulisan skripsi yang dikembangkan ini memiliki ciri khas di samping menjunjung tinggi nilai-nilai keilmiahan yang diusung oleh FKIP Unpas sekaligus juga memenuhi kepentingan praksis para guru dalam melaksanakan tugasnya, serta meningkatkan karier pro-fesionalnya. 
*****
PENGERTIAN DAN
SISTEMATIKA SKRIPSI

A.  Pengertian dan Karakteristik Skripsi
Skripsi di FKIP Unpas merupakan karya tulis ilmiah yang menjadi tugas akhir mahasiswa S-1 sebagai syarat mengikuti sidang sarjana sehingga jika dinyatakan lulus berhak menyandang gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.). Skripsi merupakan wahana untuk melatih mahasiswa merancang, melakukan proses, dan mengkomunikasikan hasil penelitiannya secara objektif, siste-matis, konsisten dan logis, serta dapat dipertanggungjawabkan secara akademis.
Penelitian dalam rangka penulisan skripsi di FKIP Unpas khusus untuk mahasiswa Program SKGJ-PPKHB dilakukan di lembaga pendidikan tempat mahasiswa berprofesi sebagai guru. Penelitian dapat menggunakan pendekatan kuantitatif, kualitatif, atau kolaboratif dari keduanya dengan menjadikan permasalahan-permasalahan kelas menyangkut hasil belajar atau peningkatan prestasi belajar siswa sebagai basis penelitiannya.
Skripsi dalam bentuk PTK khusus bagi mahasiswa PSKGJ-PPKHB dan mahasiswa regular di FKIP Unpas memiliki karakteristik sebagai berikut:
a.    memiliki bobot 4 satuan kredit semester;
b.    disusun berdasarkan hasil kajian teoritis dan pengamatan lapangan dengan mengarahkan fokus penelitian pada per-masalahan dan/atau pemecahan masalah pendidikan dan pembelajaran di tingkat pendidikan dasar (SD, SLTP, MTs), pendidikan menengah (SMU, SMK, Madrasah Aliyah);
c.    skripsi bersifat objektif berlandaskan data hasil pengamatan, fakta dan/atau penelaahan teoretis yang sesuai; dan
d.    skripsi menggunakan bahasa Indonesia baku yang baik dan benar yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah.

B.   Tujuan Skripsi
Tujuan umum penyusunan skripsi adalah membina kemam-puan dan keterampilan mahasiswa dalam melakukan penelitian yang sesuai dengan bidang kajian akademisnya, mengomunikasi-kan hasil penelitian yang dilakukannya dengan mengacu kepada permasalahan aktual, serta berkontribusi terhadap pengembangan ilmu maupun kepentingan praktisi di bidang pendidikan.
Tujuan khusus penyusunan skripsi adalah mahasiswa dapat:
a.    membuat rancangan penelitian yang sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian;
b.    melakukan pengambilan data secara benar dengan meng-gunakan instrumen penelitian yang telah ditetapkan;
c.    melakukan analisis data, baik secara statistik maupun non statistik sesuai dengan jenis penelitian;
d.    menyusun laporan penelitian yang sesuai dengan kaidah penyusunan skripsi di FKIP Unpas secara sistematis dan metodologis;
e.    melakukan presentasi ilmiah sesuai dengan kelaziman dan kaidah-kaidah ilmu pengetahuan serta teknologi, khususnya di bidang kependidikan; dan
f.     memiliki pola pikir, sikap dan perilaku ilmiah yang berlandas-kan pada etika kependidikan dan keilmuan serta hukum yang berlaku.

C.  Sistematika Penulisan Skripsi
Penulisan skripsi dalam bentuk PTK disusun dengan sistematika sebagai berikut.
a.    Bagian Pembuka Skripsi (8-15 halaman)
Bagian pembuka disusun dengan urutan:
1)    Halaman Sampul
2)    Halaman Pengesahan
3)    Halaman Motto dan Persembahan
4)    Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi
5)    Kata Pengantar
6)    Ucapan Terima Kasih
7)    Abstrak
8)    Daftar Isi
9)    Daftar Tabel (Jika Diperlukan)
10)    Daftar Gambar (Jika Diperlukan)
11)    Daftar Lampiran (Jika Diperlukan)

b.    Bagian Isi Skripsi (100-120 Halaman)
Bagian isi skripsi disusun dengan urutan:
1)   Bab I Pendahuluan (15-20 Halaman)
a)   Latar Belakang Masalah
b)   Identifikasi Masalah
c)   Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
d)   Pembatasan Masalah
e)   Tujuan Penelitian
f)    Manfaat Penelitian
g)   Paradigma atau Kerangka Pemikiran
h)   Asumsi
i)     Hipotesis
j)     Definisi Operasional

2)   Bab II Kajian Teori atau Landasan Teori (25-40 Halaman)
Isi dari kajian teori atau landasan teori pada prinsipnya dikembangkan dari hasil penelusuran bahan pustaka atau bahan bacaan/referensi dalam rangka: Pertama, pengem-bangan lebih lanjut dari kerangka atau paradigma penelitian yang telah dikembangkan di bagian pertama (bab I). Sehubungan dengan hal tersebut maka kajian teori sekurang-kurangnya berisi hal-hal sebagai berikut.
a)    Kajian teori mengenai metode atau pendekatan yang digunakan yang ada kaitannya dengan pembelajaran yang akan diteliti.
b)   Hasil-hasil penelitian terdahulu yang sesuai dengan variabel penelitian yang akan diteliti.
c)    Kajian teori hasil penelusuran bahan pustaka untuk menjawab secara tuntas apa yang ditanyakan dalam rumusan masalah dan pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Kedua, kajian teori mengenai pengembangan dan analisis bahan ajar sesuai dengan materi atau pokok bahasan yang dijadikan tema dalam penelitian. Pada bagian ini sekurang-kurangnya harus dijelaskan:
1)   karakteristik bahan ajar yang meliputi keluasan dan kedalaman materi, abstrak dan konkretnya materi, perubahan perilaku hasil belajar yang diharapkan berdasarkan analisis SK/KD dan indikator hasil belajar (kognitif, apektif dan psikomotor);
2)   bahan dan media yang dapat digunakan dalam pembelajaran sesuai dengan hasil analisis karakteristik materi yang digunakan seperti telah dijelaskan pada nomor 1) di atas;
3)   strategi pembelajaran yang dapat digunakan setelah memperhatikan nomor 1) dan 2) di atas; dan.
4)   sistem evaluasi hasil belajar yang dapat digunakan setelah memperhatikan  npmpr 1) s.d. 3 di atas.
Selain hal tersebut di atas, penyajian bab II disajikan dalam bentuk deskriptif, berbasis rujukan, dan semi dibahas atau diulas (ide dan gagasan penulis harus masuk).
 
3)   Bab III Metode Penelitian (15-25 Halaman)
a)   Setting Penelitian
b)   Subjek dan objek Penelitian
c)   Metode Penelitian
d)   Desain Penelitian
e)   Rancangan Pengumpulan Data
f)    Pengembangan Instrumen Penelitian
g)   Rancangan Analisis Data
h)   Indikator Keberhasilan

4)   Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan (25-30 Halaman)
a)    Profil Subjek dan Objek Penelitian
b)   Hasil Penelitian dan Pembahasan
(1) Hasil Penelitian
a. Siklus I
1.  Prestasi Belajar Siswa sebelum Pembelajaran
2.  Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus I
a.    Sikap/Respons Siswa Selama Pembelajaran
b.   Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran
c.    Proses Pembelajaran yang Dilaksanakan Guru
3.  Prestasi Belajar Siswa setelah Pembelajaran
4.  Refleksi Hasil Pembelajaran pada Siklus I

b. Siklus II
1.  Prestasi Belajar Siswa pada Siklus I
2.  Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus II
a.  Sikap/Respons Siswa Selama Pembelajaran
b.  Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran
c.  Proses Pembelajaran  yang Dilaksanakan Guru
3.  Prestasi Belajar Siswa setelah Pembelajaran
4.  Refleksi Hasil Pembelajaran pada Siklus 2

c. Siklus III dst. (Jika pada Siklus II belum mencapai hasil sesuai dengan indikator keberhasilan yang ditetapkan)

(2) Pembahasan 
a.    Prestasi Belajar Siswa Sebelum pada Siklus I dan II
b.   Sikap/Respons Siswa Selama Pembelajaran
c.    Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran
d.   Proses Pembelajaran  yang Dilaksanakan Guru
e.    Prestasi Belajar Siswa setelah Pembelajaran

5)   Bab V Kesimpulan, Saran dan Rekomendasi (2-4 Halaman)
a)    Kesimpulan
a.    Prestasi Belajar Siswa Sebelum pada Siklus I dan II
b.   Sikap/Respon Siswa Selama Pembelajaran
c.    Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran
d.   Proses Pembelajaran  yang Dilaksanakan Guru
e.    Prestasi Belajar Siswa setelah Pembelajaran

b)   Saran
c)    Rekomendasi

c.    Bagian Akhir Skripsi (20-30 Halaman)
Bagian akhir skripsi disusun dengan urutan:
1)   Daftar Pustaka
2)   Daftar Riwayat Hidup
3)   Lampiran-lampiran:
a)   Data-data penelitian
b)   Silabus dan RPP
c)   LKS (jika ada/pake)
d)   Surat ijin melaksanakan penelitian dari instansi yang berwenang
e)   Surat keterangan dari kepala sekolah yang menyatakan bahwa peneliti telah melaksanakan PTK)
f)    SK bimbingan skripsi
g)   Berita acara proses bimbingan skripsi
h)   Foto-foto kegiatan penelitian

D.  Penjelasan Sistematika Skripsi
a.   Judul
Judul skripsi dirumuskan dalam satu kalimat ringkas, komunikatif, dan bersifat afirmatif. Judul skripsi mencerminkan ruang lingkup atau variabel yang jelas yakni adanya variabel independen dan dependen, sehingga terlihat secara jelas adanya hubungan antara permasalahan dengan solusi untuk mengatasi masalah tersebut, tujuan penelitian, subjek penelitian, dan metode penelitian yang digunakan. Ciri-ciri judul yang baik.
1. Adanya variable yang jelas yakni variable yang mempengaruhi (independent) dan yang dipengaruhi (dependent). Dalam PTK yang termasuk ke dalam jenis variabel yang mempengaruhi adalah sejenis metode, model, strategi, pendekatan, bahan dan media, alat peraga dll. Sedangkan yang termasuk variabel yang dipengaruhi adalah sejenis atau hal-hal yang terkait dengan masalah belajar (malas, tidak ada motivasi, prestasi belajar yang rendah, pembelajaran tidak interaktif, anak susah bertanya dll). Dengan kata lain variabel idependen itu adalah obatnya, variabel dependen adalah penyakitnya.
2.  Kemukakan atau tulis terlebih dahulu variabel independen (yang mempengaruhi) baru kemudian variabel dependen (yang dipengaruhi).
3.  Judul utama ditulis dalam huruf kapital, jangan terlalu panjang, berkisar antara 12-20 kata dengan tingkat keterbacaan yang tinggi dan tetap menggambarkan adanya 2 variabel tersebut. Jika pada judul PTK belum menggambarkan objek atau atribut lainnya yang dianggap perlu, maka dapat dibuat subjudul, ditulis menggunakan huruf kecil dengan awal kalimat huruf besar, kecuali kata sambung.
   
Contoh:


PENGGUNAAN METODE INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP LINGKUNGAN
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Babakanloa Kecamatan Naringgul Kab. Cianjur)


b.   Bagian Pembuka Skripsi
Bagian pembuka skripsi terdiri dari halaman sampul, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, halaman pernyataan keaslian skripsi, kata pengantar, ucapan terima kasih, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

c.    Bagian Isi Skripsi
1)   Bab I Pendahuluan
Pendahuluan bermaksud mengantarkan pembaca ke dalam pembahasan suatu masalah. Esensi dari bagian pendahuluan adalah pernyataan tentang masalah penelitian. Sebuah penelitian diselenggarakan karena terdapat masalah yang perlu dikaji lebih mendalam. Masalah penelitian timbul karena terdapat kesenjangan antara harapan dengan kenyataan. Ketika membaca bagian pen-dahuluan, pembaca akan mendapat gambaran arah permasalahan dan pembahasan. Pendahuluan hendaknya memudahkan pembaca dalam memahami pokok-pokok isi skripsi secara ilmiah. Bagian pendahuluan skripsi berisi: a) latar belakang masalah, b) identifi-kasi masalah, c) rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, d) tujuan penelitian, e) manfaat penelitian, f) batasan masalah, g) kerangka pemikiran/paradigm penelitian, h) asumsi, i) hipotesis tindakan, dan j) definisi operasional. Penjelasan tentang latar belakang masalah dan lainnya dapat diperiksa pada bagian isi panduan skripsi ini.

a)   Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah berisi uraian yang mengantarkan pembaca ke dalam pembahasan suatu permasalahan yang sifatnya urgen dan memerlukan penyelesaian segera dengan tingkat ketepatan yang tinggi. Dengan demikian, deskripsi dalam latar belakang sekurang-kurangnya berisi uraian hal-hal sebagai berikut. 
a)    Penjelasan yang mengantarkan penulis ke arah masalah, yakni penjelasan keterkaitan kondisi situasi yang dapat mengakibat-kan munculnya permasalahan.
b)   Penjelasan gejala-gejala yang memunculkan masalah, yakni uraian yang menjelaskan adanya kesenjangan antara fakta dan harapan. Pada bagian ini, dikemukakan argumentasi penyebab terjadinya permasalahan sehingga ditinjau dari sudut kajian akademik layak untuk diteliti. Untuk memperkuat argumentasi, peneliti diwajibkan mengutip berbagai sumber pustaka (rujukan), menyajikan data hasil observasi awal yang dilakukan peneliti, atau hasil penelitian terdahulu yang berkaitan erat dengan gejala-gejala pemunculan masalah.
c)    Penjelasan tentang pentingnya pembahasan masalah, baik dalam kerangka mengatasi masalah yang terjadi di lapangan maupun bagi pengembangan ilmu yang ditekuni peneliti.
d)   Menggambarkan argumentasi yang kuat (dapat dipertanggung- jawabkan) atas pemilihan materi pelajaran dan solusi/metode yang digunakan akan kedudukan masalah yang akan diteliti dalam masalah pembelajaran. Memilih materi dan metode harus memiliki alasan yang kuat.
Berikut ini cara membuat atau mendeskripsikan latar belakang dengan baik.
a) Polanya berbentuk piramida terbalik atau berpola deduktif. Mendeskripsikan dari sesuatu yang umum ke dalam atau menuju sesuatu yang khusus atau spesifik.
Berdasarkan hal tersebut latar belakang masalah dalam PTK, secara kronologis dapat dideskripsikan sebagai berikut.
(1) Rendahnya mutu hasil belajar. Pada bagian ini dijelas-kan antara harapan dan kenyataan. Harapan atau cita-cita ideal dari tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam perundang-undangan mulai tingkatan nasional sampai pada tujuan pembelajaran sesuai dengan materi yang dijadikan tema dalam penelitian. Setelah itu kemudian  deskripsikan permasalahan-permasalahan yang ada, yang menunjukan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan dari mulai permasalahan yang sifatnya nasional, regional sampai pada kondisi atau masalah yang terjadi di kelas terutama kaitannya dengan rendahnya mutu hasil belajar pada materi pembelajaran yang dijadikan tema dalam penelitian. Uraiannya harus berbasis pada data dan fakta yang objektif baik primer maupun sekunder yang dapat dipertanggungjawabkan.
(2)  Mengapa rendah. Pada bagian ini peneliti dituntut untuk mampu mendeskripsikan perihal hasil mengidentifikasi, mendiagnosis, menganalisis faktor-faktor penyebab rendahnya mutu hasil belajar [bagian (1)]. Hasil identifikasi, diagnosis dan analisa harus sampai pada ditemukannya akar masalah, yang kemudian akan meng-antarkan pada ditemukannya solusi (strategi, metode, model, pendekatan, dll.) untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan.
(3)  Mengapa menggunakan metode tersebut [Hasil bagian (2)]. Pada bagian ini, peneliti harus memberikan alasan atau  argumentasi yang kuat akan pilihan/alternatif solusi yang peneliti ambil. Untuk itu, setidaknya ada tiga hal yang harus dideskripsikan terkait dengan hal ini: a) Landasan teori yang mendukungnya. Bahwa secara teoretis solusi alternatip yang ditawarkan memang sangat sesuai untuk mengatasi masalah yang ada, b) Keunggulan-keunggulan atas solusi alternatif yang ditawarkan. Misalnya syntax atau langkah-langkah pembelajarannya sangat sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dibandingkan dengan solusi atau metode yang lainnya, c) Penelitian-penelitian yang sama dan menunjukkan adanya keberhasilan.
b) Awal paragrafh tidak menggunakan kata sambung (berlaku juga untuk penyajian tulisan yang lainnya). Paragrafh tidak terlalu panjang juga tidak terlalu pendek. Jelas gagasan utama dan penggalannya.
c) Tidak disajikan dalam bentuk point per point (harus paragraph) tetapi dipaparkan secara deskriptif.
d) Tidak ada tabel, gambar, atau bagan (ambil intisari dari hal tersebut). Kalau tabel mau ditampilkan sebaiknya diletakkan pada bagian lampiran.
e) Disajikan secara deskriptif, bahasanya mengalir [dari bagian (1) s.d. (3)], lugas, jelas, padat berisi, hubungan antarpara-grafhnya berpola spiral (berkesinambungan).
f)  Untuk menguatkan peneliti dan pembaca, di akhir kalimat dapat ditulis “Atas dasar latar belakang masalah sebagaimana telah diutarakan di atas, maka saya memandang penting dan perlu untuk melakukan penelitian dengan judul…”.

b)   Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan titik tertentu yang memper-lihatkan ditemukannya masalah penelitian ditinjau dari sisi keilmuan, bentuk (keterhubungan, dampak, sebab akibat dan lainnya), serta banyaknya masalah yang dapat diidentifikasi oleh peneliti. Penyanjiannya dalam bentuk point per point. Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan identifikasi masalah antara lain:
a)    adanya kesenjangan antara harapan (das sollen) dan kenyataan (das sein); serta
b)   kondisi empirik permasalahan yang dihadapi dan alasan keharusan memberikan solusi yang pilih.
Identifikasi masalah merupakan penspesifikasian dari hasil analisis, diagnosis permasalahan sebagaimana diuraikan pada latar belakang masalah, terutama pada bagian yang ke-2 (mengapa rendah). Untuk itu, pernyataan dalam identifikasi masalah tidak boleh bertentangan dengan latar belakang masalah bagian ke-2 (mengapa rendah). Akan tetapi, harus lebih dipertajam dan lebih spesifik yang mengarah pada ketepatan dengan pemberian solusi alternatif (metode, strategi atau pendekatan) yang ditawarkan.
Untuk membimbing ke arah tersebut, maka sebelum men-deskripsikan point demi point hasil identifikasi masalah diajurkan menggunakan bahasa pengantar sebagai berikut: “Berdasarkan  latar belakang masalah sebagaimana telah diutarakan, maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut”.
Contoh rumusan identifikasi masalah, jika solusi alternatip untuk mengatasi masalah seperti pada contoh judul di atas (Inquiri).



Identifikasi Masalah
“Atas dasar latar belakang masalah sebagaimana telah diutarakan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut”:
a. Sebagian besar siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diharapkan. Hal tersebut dikarena-kan siswa tidak diajak untuk melakukan pengamatan/ penyeledikan langsung atas obyek materi pembelajaran.
b.  Pembelajaran tidak interaktif. Hal tersebut dikarenakan siswa tidak didorong untuk secara langsung berinteraksi dengan objek yang dipelajari dan berinteraksi dengan teman sebayanya untuk mendiskusikan hasil penyelidikan-nya.
c.  Guru masih mendominasi kegiatan pembelajaran sementara siswa pasif. Hal tersebut dikarenakan………dst.

Pada contoh di atas, bagian-bagian yang dicetak miring, merupakan akar masalah yang spesifik, yang mengharuskan pemberian inquiri, tidak dengan metode atau pendekatan lainnya.


c)    Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
1)   Rumusan Masalah
Perumusan masalah menceminkan model keterhubungan dari variabel-variabel yang akan diteliti (senafas dengan latar belakang dan identifikasi masalah), dan dapat dinyatakan dalam bentuk penyataan yang bersifat gugahan perhatian secara komprehensif analitis atau dalam bentuk pertanyaan. Rumusan masalah berbentuk pertanyaan dimaksudkan agar peneliti dapat memfokuskan penelitian kepada pencarian jawaban ilmiah dari rumusan masalah. Rumusan masalah disajikan dalam bentuk kalimat tanya dengan cara “membubuhkan” kalimat tanya dan tanda tanya diakhir kalimat pada judul penelitian yang kita ajukan.

Contoh (dari judul di atas)


Rumusan Masalah
“Atas dasar latar belakang dan identifikasi masalah sebagaimana telah diutarakan di atas, maka masalah utama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Apakah penggunaan metode inquiri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada konsep lingkungan?”


2)   Pertanyaan Penelitian
Rumusan masalah seperti diuraikan di atas biasanya masih bersifat umum, maka untuk lebih memfokuskan terhadap aspek-aspek yang akan diteliti, rumusan masalah utama yang masih bersifat umum tersebut kemudian dapat dirinci dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian. Pertanyaan penelitian dapat diarahkan ke dalam tiga sumber, yakni bertanya tentang input, proses, dan output (pembelajaran adalah suatu sistem). 
Pertanyaan input adalah bertanya tentang prestasi belajar siswa sebelum memperoleh pembelajaran dengan menggunakan model yang digunakan, instrumennya berupa tes. Pertanyaan proses adalah bertanya tentang bagaimana siswa belajar dan bagaimana guru mengajar. Pertanyaan bagaimana siswa belajar bisa dibagi ke dalam dua bagian yakni sikap dan aktivitasnya, sedangkan bagaimana guru mengajar adalah bertanya tentang tepat/sesuai/benar atau tidaknya tidaknya guru mengajar. Untuk menjawab pertanyaan proses dibutuhkan instrument non tes. Pertanyaan output merupakan kebalikan dari pertanyaan input yakni bertanya tentang prestasi belajar siswa setelah siswa memperoleh pembelajaran dengan menggunakan model/strategi/ metode yang digunakan. Secara simpel dapat disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut.


Pertanyaan Penelitian
Input
Proses
Siswa
Guru
Output
Sikap
Aktivitas
Aktivitas
Tes
Nontes
Tes
Nontes
Nontes
Gain
Pretes
Angket
LO
LO
Postes
 










Diagram 1.1: Cakupan sumber pertanyaan penelitian berdasarkan input, proses dan autput.

Dari bagan di atas, maka dalam PTK pertanyaan penelitian yang ditujukan untuk memfokuskan lingkup penelitian, maka sekurang-kurangnya terdapat lima pertanyaan dasar yang ber-sumber dari sistem pembelajaran yakni input, proses dan output. Dalam proses pendidikan ketiganya saling berkaitan dan mem-pengaruhi dan merupakan penjabaran lebih lanjut dari rumusan masalah. Dengan demikian bahasa pengantar dan contoh pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut.


Pertanyaan Penelitian
Mengingat rumusan masalah utama sebagaimana telah diutarakan di atas masih terlalu luas sehingga belum secara spesifik menunjukkan batas-batas mana yang harus diteliti, maka rumusan masalah utama tersebut kemudian dirinci dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut.
a. Bagaimana prestasi belajar siswa sebelum siswa meng-ikuti proses pembelajaran dengan menggunakan… (input).
b.  Bagaimana respon siswa selama siswa mengikuti pem-belajaran dengan menggunakan model….(proses).
c.  Bagaimana aktivitas belajar siswa selama siswa meng-ikuti pembelajaran dengan menggunakan model… (proses).
d.  Bagaimana aktivitas guru selama guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model….(proses).
e.  Bagaimana prestasi belajar siswa setelah siswa mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan……(output).

d)   Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah merupakan proses eliminasi dari masalah-masalah yang ditemukan dalam indentifikasi masalah, faktor penyebab, dan keterhubungan antarvariabel yang diguna-kan berdasarkan kriteria ilmiah atau keberadaan teori yang menjadi ruang lingkup penelitian skripsi yang akan dilaksanakan. Disajikan dalam bentuk point per point berupa bahasa-bahasa pernyataan.
Dari diidentifikasi masalah, rumusan masalah dan pertanya-an penelitian yang telah diutarakan di atas diperoleh gambaran dimensi permasalahan yang begitu luas. Namun, menyadari adanya keterbatasan waktu dan kemampuan, maka penulis memandang perlu memberi batasan masalah secara jelas dan terfokus.
Contoh beberapa deskripsi pernyataan yang menunjukan batasan masalah dalam penelitian tindakan kelas.

Pembatasan Masalah
“Memperhatikan hasil diidentifikasi masalah, rumusan masalah dan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah diutarakan, diperoleh gambaran dimensi permasalahan yang begitu luas. Namun, menyadari adanya keterbatasan waktu dan kemampuan, maka dalam penelitian ini penulis memandang perlu memberi batasan masalah secara jelas sebagai berikut.
a. Prestasi hasil belajar dan proses pembelajaran yang diukur dalam penelitian ini adalah aspek kognitip, afektip dan psikomotor.
b.  Dari sekian banyak pokok bahasan pada mata pelajaran matematika, dalam penelitian ini hanya akan mengkaji atau menelaah pembelajaran pada pokok bahasan mengenai pecahan.
c.  Obyek dalam penelitian ini hanya akan meneliti pada siswa SD kelas V-A di SD Negeri Bojongsoang Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung.
d. dll.


e)    Tujuan Penelitian
Rumusan tujuan penelitian memperlihatkan pernyataan hasil yang ingin dicapai peneliti setelah melakukan penelitian. Perumusan tujuan penelitian berkaitan langsung dengan per-nyataan rumusan masalah. Oleh karena itu, pernyataan pada tujuan penelitian harus sejalan dengan rumusan masalah dan mencermin-kan proses penelitian yang akan dilakukan. Tujuan penelitian mengungkapkan:
a)    upaya pokok yang akan dikerjakan di dalam pemecahan masalah; dan
b)   garis besar hasil yang hendak dicapai.
Dengan demikian, rumusan tujuan penelitian merupakan penunjuk arah bagi peneliti, seperti halnya dengan rumusan masalah dan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang harus dievaluasi pada bagian kesimpulan skripsi. Rumusan tujuan penelitian berbeda dengan rumusan tujuan penulisan skripsi yang secara eksplisit sudah dinyatakan dalam sampul depan maupun lembar halaman judul skripsi.

f)     Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian berfungsi untuk menegaskan kegunaan penelitian yang dapat diraih setelah penelitian berlangsung. Manfaat penelitian menjelaskan:
a)    manfaat teoretis, yakni manfaat hasil penelitian terhadap pengembangan dan keajegan ilmu atau teori pada satu wilayah bidang ilmu; dan
b)   manfaat praktis, yakni manfaat hasil penelitian bagi para pengguna ilmu/teori dalam satu wilayah bidang ilmu. Misalnya bagi guru, bagi siswa, bagi kepala sekolah, bagi peneliti selanjutnya dll.

g)   Kerangka atau Paradigma Penelitian
Kerangka pemikiran adalah kerangka logis yang mendudu-kan masalah penelitian di dalam kerangka teoretis yang relevan dan ditunjang oleh hasil penelitian terdahulu, yang menangkap, menerangkan dan menunjukkan perspektif yang jelas terhadap masalah penelitian dan solusi alternatif yang diambil. Kerangka pemikiran merupakan bagian penting dari penelitian. Oleh karena itu, kerangka pemikiran harus didukung oleh kajian teoretis yang kuat dan ditunjang informasi yang bersumber dari berbagai laporan, observasi, hasil penelitian terdahulu yang sesuai, hasil konsultasi, dan sebagainya, sehingga melahirkan pemikiran baru dan pendekatannya.  Kerangka pemikiran berisi landasan-landasan atau pokok-pokok pikiran esensial yang dikembangkan oleh ahli terkait dengan pilihan metode/strategi/pedekatan yang kita gunkanan dalam mengatasi permasalahan pembelajaran.
Fungsi kerangka pemikiran adalah menentukan variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian, dan posisi dari masing-masing variabel pada penelitian. Melalui uraian kerangka pemikir-an akan terlihat jelas jenis variabel yang akan digunakan, seperti variabel bebas, variabel penyela, variabel kontrol, ataupun variabel terikat, solusi alternatif yang diberikan, instrumen yang harus disiapkan, analisis data dan kesimpulan yang diharapkan.
Kerangka pemikiran atau paradigma penelitian harus meng”embrioi” munculnya asumsi dan merupakan dasar untuk mengembangkan bab II (landasan teori).
Uraian kerangka pemikiran dilengkapi dengan diagram yang menggambarkan paradigma penelitian, berisi variabel dan keterkaitannya, teori yang melandasi masing-masing variabel, hasil penelitian terdahulu yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan, serta penjelasan keterkaitan antar variabel yang digunakan dalam penelitian.
Secara konseptual mengenai kerangka pemikiran atau paradigm penelitian dalam penelitian sebagaimana tampak pada diagram di bawah ini:
Runtut dalam diagram kerangka atau paradigm penelitian secara berturut-turut sebagai berikut:
a.   Tuliskan pernyataan rumusan masalah spesifik yang berhasil diidentifikasi.
b.   Tuliskan solusi alternatif (metode, model dan sejenisnya) yang diyakini akan mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi.
c.   Tuliskan pernyataan menganai dasar teoretisnya, keunggulan-keunggulan atas alternatip penyelesaian masalah yang ditawarkan dan penelitian-penelitian yang relevan.
d.   Tuliskan instrumen-instrumen apa saja (tes dan non tes) yang digunakan sebagai alat pengumpul data untuk menjawab permasalahan dan pertanyaan penelitian.
e.   Tuliskan teknik pengolahan data yang digunakan untuk mengolah data dari instrumen yang dikembangkan.
f.    Tuliskan simpulan yang diharapkan dari proses penelitian yang dihasilkan.

h)      Asumsi
Asumsi atau anggapan dasar merupakan titik tolak pemikir-an yang kebenarannya diterima peneliti tentang pilihan solusi alternatif (metode) yang diberikan. Menganggap benar suatu metode (misalnya) harus ada dasarnya. Asumsi berfungsi sebagai landasan atau harus mampu melahirkan munculnya hipotesis. Oleh karena itu, asumsi penelitian yang diajukan dapat berupa teori-teori, evidensi-evidensi, pembenaran-pembenaran atau dapat pula berasal dari pemikiran peneliti. Rumusan asumsi berbentuk kalimat yang bersifat deklaratif, bukan kalimat bertanya, perintah, pengharapan, ataupun kalimat yang bersifat saran. Pernyataan dalam asumsi tidak boleh bertentangan dengan kerangka pemikiran.
Contoh bahasa pengantar dan rumusan pernyataan asumsi adalah sebagai berikut.


Asumsi
Berdasarkan kerangka atau paradigma penelitian sebagaimana diutarakan di atas, maka beberapa asumsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Menurut Edgar Dale (1997) dalam kerucut retensi hasil belajar menyatakan bahwa “dalam belajar semakin banyak melibatkan panca indera akan semakin baik dalam meningkatkan daya ingat siswa akan pengetahuan baru yang diperolehnya dalam memori jangka panjang anak. Pada pembelajaran inquiri, siswa dituntut untuk terlibat secara utuh baik fisik maupun mental dan pikirannya sehingga memungkinkan semua panca indera akan terlibat.
b.  dll.






i)     Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara dari masalah atau submasalah yang secara teori telah dinyatakan dalam kerangka pemikiran yang masih harus diuji kebenarannya secara empiris. Melalui uji hipotesis, peneliti dapat menerima atau menolak hipotesis yang diajukan. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif, lugas, tajam, terpercaya, menunjukkan suatu jawaban atas rumusan masalah yang telah diajukan yang bersifat afirmatif, bukan dalam bentuk kalimat tanya, suruhan, saran, dan atau kalimat harapan.
Dari judul yang telah dikemukanan di atas maka hipotesis tindakan yang bisa dirumuskan adalah sebagai berikut.


Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka atau paradigm penelitian dan asumsi sebagaimana telah dikemukakan di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: “Penggunaan metode inquiri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada konsep lingkungan”.


j)     Definisi Operasional
Definisi operasional mengemukakan hal-hal yang terdapat dalam variabel penelitian sehingga pembaca memperoleh kejelas-an pengertian/makna atas istilah-istilah yang terdapat dalam variabel penelitian.
a.    Pembatasan-pembatasan dari istilah-istilah yang diberlakukan dalam varabel-variabel atau judul penelitian sehingga tercipta makna tunggal terhadap pemahaman permasalahan.
b.   Penyimpulan terhadap pembatasan istilah yang digunakan dalam judul penelitian sehingga memperlihatkan makna judul penelitian dan mempermudah peneliti dalam memfokuskan pembahasan masalah yang diteliti.
c.    Berdasarkan rujukan yang dapat dipertanggungjawabkan. Misalnya: kamus, wikipedia, seseorang atau ilmuwan baik yang dituangkan dalam buku, jurnal atau sumber referensi lainnya yang diakui tingkat keilmuan dan kebenarannya.
d.   Disajikan dalam bentuk point per point.
Contoh bahasa pengantar dan deskripsi definisi operasional adalah sebagai berikut:

Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya salah pengertian terhadap istilah-istilah yang terdapat dalam variabel penelitian ini, maka istilah-istilah tersebut kemudian didefinisikan sebagai berikut:
a. Inquiri adalah……… (tuliskan sumbernya)
b. Pembelajaran adalah…….. (tuliskan sumbernya)
c. Hasil belajar adalah……… (tuliskan sumbernya)
dst…..

2)   Bab II Landasan Teori
Seperti telah dikemukakan di atas bahwa esensi isi bab II adalah kajian teori atau landasan teori yang dikembangkan dari hasil penelusuran bahan pustaka atau bahan bacaan/referensi dalam rangka: Pertama,  pengembangan lebih lanjut dari kerangka atau paradigma penelitian yang telah dikembangkan di bagian pertama (bab I). Sehubungan dengan hal tersebut maka kajian teori sekurang-kurangnya berisi hal-hal sebagai berikut.
a)      Kajian teori mengenai metode atau pendekatan yang digunakan yang ada kaitannya dengan pembelajaran yang akan diteliti.
b)      Hasil-hasil penelitian terdahulu yang sesuai dengan variabel penelitian yang akan diteliti.
c)      Kajian teori hasil penelusuran bahan pustaka untuk menjawab secara tuntas apa yang ditanyakan dalam rumusan masalah dan pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Kedua, kajian teori mengenai pengembangan dan analisis bahan ajar sesuai dengan materi atau pokok bahasan yang dijadikan tema dalam penelitian. Pada bagian ini sekurang-kurangnya harus dijelaskan:
1)      karakteristik bahan ajar yang meliputi keluasan dan kedalaman materi, abstrak dan konkretnya materi, perubahan perilaku hasil belajar yang diharapkan berdasarkan analisis SK/KD dan indikator hasil belajar (kognitif, apektif dan psikomotor);
2)      bahan dan media yang dapat digunakan dalam pembelajaran sesuai dengan hasil analisis karakteristik materi yang digunakan seperti telah dijelaskan pada nomor 1) di atas;
3)      strategi pembelajaran yang dapat digunakan setelah memperhatikan nomor 1) dan 2) di atas; dan.
4)      sistem evaluasi hasil belajar yang dapat digunakan setelah memperhatikan  npmpr 1) s.d. 3 di atas.
Selain hal tersebut di atas, penyajian bab II disajikan dalam bentuk deskriptif, berbasis rujukan, dan semi dibahas atau diulas (ide dan gagasan penulis harus masuk).
Hasil kajian teori yang dikembangkan di bab II ini ber-fungsi sebagai landasan teoretik yang digunakan peneliti untuk membahas dan menganalisis masalah yang diteliti dan hasil penelitian yang diperoleh. Kajian teori dikembangkan sebagai bahan baku untuk membahas hasil temuan yang nanti akan dikembangkan dalam bab IV. Oleh karena itu, kajian teori terdiri dari teori utama dan teori turunannya yang digunakan peneliti dalam mengungkap permasalahan penelitian ditinjau dari sisi teori. Bagian ini berisi deskripsi hasil kajian atas teori, konsep, regulasi yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti sehingga membimbing peneliti untuk merumuskan variabel dan opera-sionalisasi variabel.
Kajian teori tidak sekedar menyajikan teori yang ada, tetapi mengungkapkan alur pemikiran peneliti tentang masalah yang akan diteliti dan dipecahkan berdasarkan teori-teori, konsep, kebijaksanaan dan peraturan yang ada serta membimbing peneliti dalam menetapkan variabel-variabel penelitian. Pada penelitian nonkependidikan, kajian teori dilengkapi dengan kajian teori pendidikan yang memperlihatkan implementasi hasil penelitian dalam bidang pendidikan.
Kajian teoretis harus disusun berdasarkan perkembangan terkini bidang ilmu yang berkaitan dengan fokus penelitian sehingga memperlihatkan kemampuan dan penguasaan ilmu pengetahuan peneliti dalam mengkaji teori dari permasalahan yang ditelitinya. Pada penelitian non kependidikan, peneliti wajib mengimplementasikan hasil penelitiannya dalam bidang pendidik-an. Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun kajian teori: 1) Pemakaian prinsip-prinsip teori yang dapat menggambarkan langkah dan arah analisis. 2) Argumentasi pemilihan teori yang dipakai (kelemahan dan keunggulan). 3) Analisis komparasi antarteori dengan kebutuhan penelitian yang hendaknya dipayungi atau berkaitan langsung dengan teori tentang substansi bidang studi dan teori pendidikan pada bidang studi yang bersangkutan.
Kajian teori yang dijadikan acuan hendaknya berasal dari pustaka atau teori terbaru. Oleh karena itu, penggunaan sumber pustaka harus memperhatikan tahun terbit pustaka (tidak lebih dari 10 tahun ke belakang).
Setiap mengulas bagian demi bagian atau pokok bahasan dan subpokok bahasan dalam bab II, kajian teori yang dikemuka-kan harus dielaborasi (menyatu) dengan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Pada bagian ini peneliti menjelaskan hal yang telah dilakukan peneliti lain seperti: judul, subjek, tahun penelitian, metode penelitian yang digunakan, dan komparasi temuan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan. Berdasarkan hasil komparasi tersebut, peneliti kemudian merumuskan kedudukan dari penelitian yang akan dilakukannya.

3)   Bab III Metode Penelitian
Bab III menjelaskan secara sistematis dan terperinci langkah-langkah dan cara yang digunakan dalam menjawab permasalahan dan memperoleh kesimpulan. Bab ini berisi: 1) Setting penelitian 2) Subjek dan objek penelitian 3) Metode penelitian, 4) Desain penelitian,  5) Rancangan pengumpulan data 6) Pengembangan instrumen penelitian, 7) Rancangan analisis data dan 8) Indikator keberhasilan.

1.   Setting Penelitian
Salah satu karakteristik PTK adalah sifatnya yang konteks-tual sehingga kesimpulan yang diperoleh tidak dapat digenerali-sasi. Oleh karena itu, wajib bagi peneliti untuk mendeskripsikan setting atau latar penelitian agar orang yang ingin menerapkan hasil penelitian kita mengetahui konteksnya. Setting menjelaskan tentang waktu dan tempat penelitian; siswa dan sekolah yang digunakan; serta gambaran umum sekolah. Sebutan untuk siswa dalam PTK adalah subjek penelitian, bukan objek penelitian ataupun sampel. PTK tidak memperhatikan tentang sampel karena biasanya seluruh siswa dalam kelas dilibatkan. 
Uraian tentang gambaran umum sekolah diperlukan bagi pembaca yang ingin menerapkan hasil penelitian kita. Mereka perlu tahu apakah kondisi sekolah penelitian sama atau mirip dengan kondisi sekolahnya. Jika mirip mereka akan menerapkan hasil-hasil kita dengan percaya diri. Gambaran umum sekolah mencakup status sekolah (akreditasi); ukuran sekolah dilihat dari jumlah ruang kelasnya (kecil, sedang, besar); kualifikasi dan sertifikasi guru-gurunya (D3, S1, S2, S3, Sertifikat Pendidik Profesional); rata-rata nilai UN siswa yang masuk sekolah; dan lingkungan sekolah.

2.   Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dan objek penelitian mencakup hal-hal sebagai berikut.
a.    Penetapan lokasi sumber data yang dilengkapi dengan alasan pemilihan lokasi sumber data. Subjeknya misalnya PTK ini dilaksanakan di SD mana, untuk siswa kelas berapa, semester berapa dan tahun ajaran berapa.
b.   Penetapan objek penelitian terkait dengan variabel yang diselidiki subjek, kaitan penetapan lokasi atau sumber data dengan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan teknik analisis data.
c.    Penetapan populasi dan besar populasi penelitian.

3.   Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan rangkaian kegiatan pelak-sanaan penelitian. Pada penelitian skripsi terdapat pendekatan yang dapat dipilih dan digunakan peneliti, yakni pendekatan kuantitatif, pendekatan kualitatif, serta campuran antara kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan kepada fenomena-fenomena objektif untuk kemudian dikaji/dianalisis dengan menggunakan angka-angka, hasil pengolahan statistik, model, struktur, ataupun percobaan yang terkontrol. Metode penelitian yang dapat digunakan pada penelitian kuantitatif non eksperimen antara lain: deskriptif, survai, korelasional, expost facto, komparatif, dan penelitian tindakan.
Pada bidang kajian pendidikan dapat dikembangkan Pene-litian Tindakan Kelas (PTK). PTK dapat dijadikan penelitian skripsi apabila peneliti telah menjadi guru tetap dan mengampu mata pelajaran pada satuan pendidikan (sekolah). Untuk itu, pada mahasiswa PSKGJ-PPKHB sangat cocok dengan jenis penelitian ini.
PTK sebagai laporan pembelajaran yang saat ini biasa digunakan guru untuk memperoleh angka kredit pada komponen karya ilmiah dalam rangka kenaikan pangkat berbeda dengan PTK yang digunakan sebagai skripsi. PTK sebagai skripsi tentu tidak sesederhana pada PTK sebagai laporan pembelajaran walaupun ruhnya tetap sama. PTK sebagai skripsi harus lebih kompleks, lebih komprehensif baik lingkup (sistematika) maupun keluasan dan kedalamannya sesuai dengan nilai-nilai idealisme yang dianut oleh instutusi atau perguruan tinggi. PTK yang disusun harus memiliki nilai kelayakan dan kepantasan sebagai karya ilmiah (tugas akhir) program sarjana.
Penelitian dengan pendekatan kualitatif menekankan kepada upaya mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas pendidikan atau sosial, persepsi, kepercayaan, ataupun pemikiran orang baik secara individu maupun kelompok. Pene-litian kualitatif bersifat induktif.

4.   Desain Penelitian
Kegiatan penelitian perlu dirancang sedemikan rupa sehing-ga sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam metode penelitian yang digunakan. Untuk keperluan tersebut diperlukan desain penelitian.
Desain penelitian adalah semua proses penelitian yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian dengan tujuan meminimalkan unsur kekeliruan (error). Pemilihan desain penelitian ditentukan oleh konsep pengujian yang akan dilakukan peneliti serta keberadaan data penelitian yang dibutuhkan. Dengan demikian, desain yang menguji hubungan korelasional akan beda dengan desain penelitian yang menguji hubungan sebab akibat ataupun ekperimen. Uraian desain penelitian hendaknya di-lengkapi oleh gambar/skema yang memperlihatkan bagan alir kerja proses penelitian. 
Jenis penelitian dalam PTK, biasanya menganut desain  model Kemmis & McTaggart yang dikembangkan dari konsep dasar menurut Kurt Lewin. Apabila dicermati, model yang dikemukakan oleh Kemmis & McTaggart pada hakikatnya berupa suatu perangkat yang terdiri atas empat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat kom-ponen tersebut berupa untaian berbentuk siklus yang dipandang sebagai satu siklus. Oleh karena itu, pengertian siklus pada PTK adalah suatu putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan (analisis dan observasi termasuk di dalamnya), dan refleksi. Jumlah siklus sangat bergantung kepada hasil refleksi dan permasalahan yang perlu diselesaikan serta tingkat keberhasilan atau kegagalan dalam siklus sebelumnya. Berlanjut tidaknya siklus ditentukan oleh tingkat ketercapaian indikator yang ditetapkan baik Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan Kriteria Ketuntasan Minimal Klasikal atau kelas (KKL). KKM dinyatakan dalam angka satuan, KKL dinyatakan dalam persen. Target dalam PTK bukan tuntas materi, tetapi tuntas pemahaman yang ditandai dengan ketercapaian KKM dan KKL. Jumlah siklus dalam PTK bukan ditentukan oleh penggalan materi atau jumlah pertemuan. PTK biasanya diambil dari permasalahan dalam satu Kompetensi Dasar (KD). Satu KD dikembangkan ke dalam satu RPP, satu RPP bisa beberapa pertemuan (bergantung pada keluasan dan ke dalaman materinya, dalam buku guru kurikulum 2013 jumlah pertemuan dalam satu KD sudah ditentukan), satu siklus satu RPP. Oleh karena itu, dalam satu siklus bisa beberapa pertemuan.

5.   Rancangan Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data mencakup jenis data yang akan dikumpulkan, alasan pemakaian suatu teknik pengumpulan data, tatacara yang digunakan dalam mengumpulkan data, serta ketentu-an pengolahan data yang  berhasil dikumpulkan. Sesuai dengan kebutuhan data penelitian, maka teknik pengumpulan data yang dapat pilih antara lain: wawancara, angket (questionere), obser-vasi, atau studi dokumen. 
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dari sumber data serta harus memenuhi persyaratan keabsahan (validitas) dan keterandalan (reliabilitas).Validitas instrumen penelitian dapat dipenuhi bila instrumen (alat) mampu mengukur sesuatu yang seharusnya diukur. Reliabilitas dapat dipenuhi bila instrumen penelitian mampu menghasilkan data yang stabil dan konsisten. Jika penelitian menggunakan data primer, maka peneliti harus menyusun instrumen penelitian berdasarkan hasil uji validitas dan hasil uji reliabilitas. Jika penelitian menggunakan data sekunder, maka peneliti harus menelusuri secara historis data sekunder tersebut sehingga memenuhi prinsip validitas dan reliabilitas.

6.   Pengembangan Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data. Data diperlukan dalam rangka menjawab rumusan masalah dan atau pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diajukan di bab I. Rumusan masalah dan pertanyaan-pertanyaan penelitian merupakan pernyataan yang harus dijawab. Untuk menjawab setiap pertanyaan penelitian diperlukan adanya data. Untuk memperoleh data perlu alat atau instrumen.
Karena proses belajar mengajar merupakan suatu sistem, maka dalam melihat prestasi belajar siswa tidak hanya dilihat dari sisi outcam-nya, tetapi harus dilihat secara utuh yakni input dan prosesnya. Berdasarkan bagan pada bagian pertanyaan penelitian (lihat penjelasan bab I), maka pengembangan instrumen didasar-kan atas kebutuhan untuk menjawab pertanyaan input, proses dan output. Instrumen input termasuk di dalamnnya adalah instrumen yang terkait penyiapan perangkat pembelajaran misalnya Silabus, RPP, dan LKS.
Berdasarkan hal tersebut maka pengembangan instrumen penelitian dalam PTK yang harus disiapkan meliputi:
a. Pengembangan silabus dan RPP. Peneliti harus menyusun silabus dan RPP sesuai dengan ketentuan yang berlaku didasar-kan atas bahan ajar yang akan disampaikan kepada siswa, sintak pembelajaran, dan sistem evaluasi sesuai dengan metode yang dikembangkan.
b.  Menyusun instrumen tes dan nontes. Instrumen tes dikem-bangkan untuk menjawab pertanyaan input dan output yakni penyiapan perangkat tes sebelum dan setelah siswa mengikuti pembelajaran (pretes dan postes). Perangkat tes yang dikem-bangkan bisa lisan atau tulisan, tulisan bisa objektif atau subjektif (essay). Instrumen nontes adalah instrumen yang dikembangkan untuk menjawab pertanyaan proses, yakni pertanyaan tentang bagaimana anak belajar dan bagaimana guru mengajar. Bagaimana anak belajar dapat dilihat dari sikap dan aktivitasnya, bagaimana guru mengajar dapat dilihat dari cara guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan metode atau strategi pembelajaran yang dipilih. Instrumen nontes yang harus dikembangkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat berupa angket, lembar observasi, wawancara, skala sikap atau instrumen nontes lainnya.     
Pengembangan instrumen baik tes maupun nontes terlebih dahulu harus diawali oleh pembuatan kisi-kisi instrumen, petunjuk penggunaan instrumen, dan tujuan pengembangan instrumen. Hal tersebut diperlukan untuk melihat tingkat kesukaran, maksud dan tujuan, cara menggunakan, dan cakupan serta validitas instrumen yang akan dikembangkan baik dilihat dari sisi isi (konten yang harus dimunculkan), konstruksi, maupun tujuannya.

7.   Rancangan Analisis Data
Rancangan analisis data merupakan rencana yang berkaitan dengan teknik analisis data yang akan peneliti gunakan. Peng-gunaan suatu teknik analisis data ditentukan oleh desain penelitian, hipotesis, serta variabel penelitian. Pada penelitian deskriptif  yang menggunakan statistika, maka teknik analisis data dapat melibatkan perhitungan rata-rata (mean), mode, median, simpangan baku, dan lainnya. Pada penelitian yang bersifat hubungan atau hubungan sebab akibat dapat digunakan teknik perhitungan data yang difungsikan untuk memprediksi keberadaan data pada populasi melalui perhitungan data sampel, seperti korelasi, regresi, analisis diskriminasi, analisis beda, analisis faktor dan sejenisnya. Demikian pula untuk penelitian yang ber-sifat komparatif, eksperimen, atau PTK menggunakan teknik analisis data yang sesuai dengan sifat penelitian tersebut.
Bagi peneliti yang mengumpulkan data jenis ordinal, namun menggunakan statistik parametrik dalam melakukan analisis data, maka data tersebut harus ditransformasi menjadi data interval. Bagi penelitian yang menggunakan hipotesis, sebelum mengurai-kan teknik analisis, terlebih dahulu merumuskan hipotesis peneliti-an menjadi hipotesis statistik, dan melakukan uji normalitas data.
PTK datanya biasanya sangat sederhana baik dilihat dari jumlah maupun kompleksitas antarvariabelnya. Sebetulnya, PTK tidak memerlukan perhitungan statistik yang rumit cukup dengan persentase. Prestasi belajar siswa sebelum pembelajaran berapa (pretes) dan setelah pembelajaran dengan menggunakan metode yang dipilih peneliti berapa (postes) dan bagaimana hubungan antara output yang dihasilkan dengan data proses pembelajaran (aktivitas guru mengajar serta aktivitas dan sikap siswa dalam belajar) dengan prestasi belajar siswa. Apakah ada korelasinya atau tidak?

8.   Indikator Keberhasilan
Kualitas sebuah lembaga pendidikan tercermin dari kualitas proses pembelajarannya. Untuk itu kriteria mutu dan keberhasilan pembelajaran harus dibuat secara rinci sehingga benar-benar dapat diukur dan diamati. Kejelasan kriteria dan indikator keberhasilan pembelajaran akan memperjelas target dalam setiap tahapan pembelajaran.
Kriteria keberhasilan adalah ukuran tingkat pencapaian prestasi belajar yang mengacu pada kompetensi dasar dan standar kompetensi yang ditetapkan yang mencirikan penguasaan konsep atau keterampilan yang dapat diamati dan diukur. Secara umum, kriteria keberhasilan pembelajaran adalah: 1) keberhasilan peserta didik menyelesaikan serangkaian tes, baik pengetahuan, maupun keterampilan; (2) setiap keberhasilan tersebut dihubungkan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang mengacu kepada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan Kriteria Ketuntasan Ideal atau Kelas minimal (KKI/KKL). Indikator adalah acuan untuk menentukan keberhasilan peserta didik dalam  menguasai kompetensi yang ditargetkan. Untuk mengumpulkan informasi ketercapaian suatu indikator, dilakukan penilaian sewaktu pembelajaran sedang berlangsung atau sesudahnya.
Pada bagian ini, peneliti menetapkan kriteria keberhasilan dalam melaksanakan tindakan yakni KKM dan KKI/KKL. Penetapan KKM dan KKI/KKL ditentukan dengan memperhati-kan keluasan dan kedalaman materi,  mudah dan sukarnya materi, sarana dan prasarana pendukung, kemampuan guru dalam menyampaikan materi dll. Misalnya guru dalam PTK menetapkan KKM nya adalah 75 dan KKI/KKL nya adalah 90%. Artinya, PTK dikatakan berhasil, jika siswa dalam satu kelas (yang menjadi subjek penelitian) yang mendapat nilai minimal 75, jumlahnya minimal mencapai 90%.

4)  Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab IV terdiri dari deskripsi profil subjek dan objek (responden) penelitian, serta hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Secara rinci bagian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.   Profil Subjek dan Objek Penelitian
a.   Profil Subjek Penelitian
Bagian ini melaporkan karakteristik dan kondisi lokasi penelitian (bila penelitian lapangan) yang dilengkapi oleh proporsi kondisi subjek penelitian. Untuk memudahkan pemahaman maka profil subjek dapat dilengkapi oleh tabel atau gambar yang sesuai dengan kebutuhan laporan kondisi subjek penelitian.

b.   Profil Objek Penelitian
Profil objek penelitian berisi kondisi dari responden yang menjadi sampel penelitian. Pada bagian ini dilaporkan komposisi responden menurut jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan lainnya yang memperlihatkan keberadaan dan kekhasan responden yang menjadi objek penelitian. Profil sebaiknya dilengkapi dengan gambar yang memperlihatkan komposisi masing-masing aspek sampel sehingga mempermudah pemahaman pembaca terhadap profil responden.

2.   Hasil Penelitian dan Pembahasan
a. Hasil Penelitian
Esensi dari bagian ini adalah uraian tentang data yang terkumpul, hasil pengolahan data, serta analisis terhadap kondisi hasil pengolahan data. Uraian hasil penelitian pada dasarnya merupakan jawaban terhadap rumusan masalah, pertanyaan-pertanyaan penelitian dan hipotesis penelitian yang diajukan pada bab I. Kemudian, hasil penelitian tersebut dijelaskan secara rinci dan lengkap, baik data kuantitatif maupun data kualitatif. Penyajiannya dapat berupa tabel, bagan, gambar atau paparan deskriptif. Pada bagian ini dapat juga diawali dengan pelaporan hasil uji instrumen (uji validitas dan uji reliabilitas), untuk kemudian diikuti dengan jawaban untuk setiap rumusan masalah dan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagaimana ada pada bab I.
Hasil penelitian dalam PTK penyajiannya diuraikan dalam setiap siklus, yang diawali oleh hasil uji instrument (terutama instrumen berupa tes) sebagai berikut.
1) Hasil Uji Instrumen
2)         Hasil Implementasi atau Tindakan dalam Setiap Siklus
a)  Siklus I
1.   Prestasi Belajar Siswa sebelum Pembelajaran
2.   Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus I
(Dijealaskan hasil mulai tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan analisis) sampai pada refleksi).
a.    Sikap/Respons Siswa Selama Pembelajaran
b.   Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran
c.    Proses Pembelajaran yang Dilaksanakan Guru
3.   Prestasi Belajar Siswa setelah Pembelajaran pada Siklus I (sekaligus refleksi siklus 1)
4.   Refleksi Hasil Pelaksanaan Siklus I

b)    Siklus II
1.  Prestasi Belajar Siswa pada Siklus I
2.  Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus II
(Dijelaskan hasil mulai tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan analisis) sampai pada refleksi) yang kesemuanya merupakan perbaikan dari siklus sebelumnya.
a.    Sikap/Respons Siswa Selama Pembelajaran
b.   Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran
c.    Proses Pembelajaran  yang Dilaksanakan Guru
3.   Prestasi Belajar Siswa setelah Pembelajaran pada Siklus II (Skaligus refleksi siklus II)
4.   Refleksi Hasil Pelaksanaan Siklus II
Dst.


b. Pembahasan
Pembahasan adalah kegiatan mendeskripsikan secara cermat (analitis dan sintetis) tentang apa, mengapa dan bagaimana atas data, fakta dan fenomena yang berhasil diteliti atau diamati selama melak-sanakan penelitian. Pembahasan dalam penelitian pada hakikatnya adalah membandingkan antara fakta, data, dan fenomena yang terjadi atau yang ditemukan di lokasi penelitian dengan landasan-landasan teori yang dikembangkan pada bab II (tinjauan teori). Pembahasan yang berkaitan dengan hasil uji hipotesis paling sedikit memperlihatkan faktor-faktor yang ber-kaitan atau memengaruhi variabel independen disertai dengan pembahasan berbentuk analisis hasil pemikiran peneliti.
Berikut ini disajikan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pembahasan hasil penelitian.
(1)     Penyajiannya sesuai dengan sistematika yang diajukan dalam pertanyaan penelitian (contoh pertanyaan penelitian di bab I ada 5, maka hasilnya di bab IV juga ada 5 dan dibahas secara berurutan juga 5), yakni meliputi:
1.    Prestasi Belajar Siswa Sebelum pada Siklus I dan II
2.    Sikap/Respons Siswa Selama Pembelajaran
3.    Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran
4.    Proses Pembelajaran  yang Dilaksanakan Guru
5.    Prestasi Belajar Siswa setelah Pembelajaran

(2)     Setiap butir di atas (1-5) kemudian  dibahas berbasis rujukan yang sumbernya diambil dari bab II. Teknik penyajiannya: 1) deskripsikan terlebih dahulu hasil penelitian yang telah disajikan pada bagian a di atas, dirujuk bagian-bagian pentingnya saja. 2) deskripsikan beberapa jastifikasi baik mendukung atau menolak terhadap hasil yang diperoleh dari berbagai sudut pandang teoritisnya (minimal 5 rujukan) yang bersumber dari bab II, dan 3) ulasan dan kesimpulan yang merupakan hasil telaah analisis dan simpulan yang diambil peneliti.
(3)     Hindari penyajian dalam bentuk point per point, tetapi uraikan dan beri ulasan sehingga ide dan gagasan orisinalitas penulis masuk di dalamnya.
(4)     Temuan hasil penelitian diuraikan secara terbuka dilengkapi dengan penyebab kondisi temuan tersebut dan berbasis rujukan.
(5)     Suatu data atau fenomena yang berhasil ditemukan di lokasi penelitian sekurang-kurangnya dibahas berdasarkan empat rujukan atau sumber pustaka (diambil dari bab II).
(6)     Jika suatu data atau fenomena hasil temuan penelitian belum didukung oleh landasan teori yang memadai, ini berarti bab II kita masih dianggap lemah/kurang sehingga perlu ditambah lagi. 

5)   Bab V: Kesimpulan, Saran dan Rekomendasi
Kesimpulan, merupakan kondisi hasil penelitian yang merupakan jawaban terhadap tujuan penelitian. Oleh karena itu, pada bagian kesimpulan disajikan pemaknaan peneliti terhadap semua hasil penelitian dan analisis. Penulisan kesimpulan dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu cara dari dua cara berikut, yaitu kesimpulan butir demi butir, atau dengan cara esai padat. Sebagai saran, untuk memudahkan penulisan kesimpulan, maka butir kesimpulan dirumuskan sebanyak butir-butir sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diajukan. Alasan-nya untuk menjaga konsistensi terhadap pokok permasalahan yang diajukan, instrumen yang disiapkan, hasil penelitian yang diper-oleh, dan ulasan pembahasan yang dilakukan peneliti. Dengan kata lain, jika pertanyaan penelitian dan rumusan masalah, hasil penelitian dan pembahasannya juga ada 5, maka kesimpulannya juga ada 5 (konsisten).
Saran, dirumuskan dari hasil refleksi selama peneliti melaksanakan kegiatan penelitian (perencanaan, pelaksanaan dan penulisan laporan). Dari hasil refleksi akan diperoleh kelemahan-kelemahan selama peneliti melaksanakan kegiatan penelitian, sehingga mungkin kelemahan tersebut menyebabkan biasnya hasil penelitian yang diperoleh. Pada bagian ini, peneliti dituntut untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dimungkinkan menyebabkan biasnya hasil penelitian. Berdasarkan hal tersebut, kemudian peneliti memberikan saran sekaligus rekomendasi kepada berbagai pihak terkait yang dianggap perlu. Para pembuat kebijakan, pengguna, atau kepada peneliti berikutnya tentang tindak lanjut ataupun masukan hasil penelitian. Saran ditulis setelah kesimpulan.
Rekomendasi dalam penelitian adalah memberitahukan dan atau menganjurkan kepada seseorang, lembaga atau badan untuk melakukan tindakan dan/atau perbaikan atas hasil penelitian yang dianggap memiliki nilai positif/unggul dalam melakukan atau menyelesaikan suatu permasalahan.
Rekomendasi dideskripsikan dalam bahasa yang jelas dan lugas baik isi rekomendasi maupun sasaran pihak-pihak yang ditunjuknya. Penyajiannya dalam bentuk point per point.  


******

BAB 3
KEASLIAN, PLAGIARISME, DAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HaKI)

A.  Keaslian (Orisinalitas)
Keaslian sangat penting dalam menuliskan karya ilmiah, khususnya skripsi, tesis atau disertasi. Menurut Muray (2002:59) karya ilmiah dinilai asli (orisinal) jika memenuhi kriteria: 1) Penulis menyatakan sesuatu yang belum dinyatakan sebelumnya; 2) Penulis secara empiris membuat hasil karya yang belum pernah dikerjakan sebelumnya; 3) Penulis mensintesis sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya; 4) Penulis membuat inter-pretasi baru dari gagasan atau hasil karya orang lain; 5) Penulis melakukan ceramah di negaranya yang sudah dilakukan orang di negara lain; 6) Penulis mengambil teknik yang ada dan mengaplikasikan-nya di area yang baru; 7) Penulis melakukan penelitian dalam berbagai disiplin ilmu dengan metodologi yang berbeda; 8) Penulis melakukan penelitian dengan topik yang belum diteliti orang lain dalam bidang yang ditekuninya; 9) Penulis melakukan pengujian pengetahuan yang ada dengan cara orisinal; 10) Penulis menambahkan pengetahuan dengan cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya; 11) Penulis menuliskan informasi baru untuk pertama kalinya; 12) Penulis memberikan eksposisi yang berbeda terhadap gagasan orang lain; dan 13) Penulis melanjutkan suatu karya yang asli.
B.   Plagiarisme
Menurut Permendiknas nomor 17 tahun 2010 tentang Pen-cegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi, bahwa plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai. Plagiator adalah orang, perseorangan atau kelompok orang pelaku plagiat, masing-masing bertindak untuk diri sendiri, untuk kelompok atau untuk dan atas nama suatu badan. 
Selanjutnya menurut Permendiknas nomor 17 tahun 2010, plagiat meliputi tetapi tidak terbatas pada: a) mengacu dan/atau mengutip istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data dan/atau infor-masi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai; b) mengacu dan/atau mengutip secara acak istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menye-butkan sumber dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai; c) menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai; d) merumuskan dengan kata-kata dan/atau kalimat sendiri dari sumber kata-kata dan/atau kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai; e) menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah dipublikasikan oleh pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan sumber secara memadai. 
Selain yang dikemukakan di atas, Sukyadi (2012:2) me-nyatakan bahwa plagiarisme dapat pula berupa tindakan: 1) membeli, meminjam, atau menggunakan makalah, artikel, skripsi, tesis, dan disertasi karya orang lain atas nama plagiator, 2) meminta orang lain untuk mengerjakan esei, makalah, skripsi, tesis, disertasi atau karya lainnya untuk kepentingan plagiator, 3) menggunakan satu atau lebih karya orang lain dengan cara meng-ambil sebagian besar teks hanya dengan mengaitkannya satu sama lain dengan sedikit kata-kata dari plagiator, 4) menggunakan sebuah tugas untuk tugas mata kuliah yang lain, 5) mengambil pikiran atau pendapat orang lain yang dirujuk dalam sebuah makalah, artikel, skripsi, tesis, disertasi, walaupun dengan memasukan semua rujukan yang ada di dalam karya-karya tersebut, dan 6) menggunakan kritikan atau pendapat orang lain dan menganggapnya sebagai pendapat atau kritikan plagiator.

C.  Pencegahan Plagiat
Cara menghindari plagiarisme, menurut Roig (dalam Sukyadi, 2012 sebagai berikut: 1) Selalu menuliskan sumber rujukan setiap kontribusi, pendapat, gagasan atau pemikiran orang lain; 2) Setiap teks yang disalin seperti aslinya harus dituliskan dalam tanda kutip; 3) Selalu menuliskan sumber rujukan setiap sumber yang digunakan, baik dengan memarafrase, meringkas, maupun memasukkannya ke dalam kutipan; 4) Jika meringkas, bahan yang penting dipadatkan dengan menggunakan bahasa sendiri dalam bentuk paragraf pendek atau kalimat; 5) Jika meringkas atau memarafrase, sumber informasi harus tetap di-ketahui; 6) Jika memarafrase dan/atau meringkas, makna yang sama dengan fakta atau gagasan penulis harus dihasilkan meng-gunakan kata-kata atau kalimat sendiri; 7) Supaya menghasilkan perubahan yang penting dari teks asli menggunakan parafrase yang benar, pemahaman yang memadai harus dimiliki atas gagasan dan peristilahan yang digunakan; 8) Penulis memiliki tanggung jawab atas pembacanya dan penulis lain yang gagasan-nya dipakai, menghormati gagasan dan kata-kata orang lain dengan cara menuliskan rujukannya, serta menggunakan kata-kata sendiri ketika melakukan parafrase; 9) Jika meragukan sebuah konsep atau fakta merupakan pengetahuan umum atau bukan, harus mencantumkan sumber rujukan; 10) Penulis yang mengirim-kan naskah yang berisi data, pembahasan, kesimpulan, dll. yang telah disebarluaskan sebelumnya harus secara jelas menunjukkan kepada editor dan pembaca bentuk penyebarluasan yang telah dilakukan; 11) Jika meneliti sejumlah variabel yang kompleks dan dianggap sebagai satu kesatuan, seorang peneliti harus memubli-kasikannya ke dalam satu artikel saja. Jika akan diterbitkan ke dalam lebih dari satu artikel, penulis harus mengemukakan tulisan lain (baik yang dipublikasikan atau tidak) yang mungkin merupa-kan bagian dari artikel yang sedang siapkan; 12) Karena beberapa contoh plagiarisme, plagiarisme karya sendiri, dan beberapa prak-tik penulisan yang mungkin dapat diterima (misalnya, melakukan parafrase atau menuliskan kata-kata kunci dalam jumlah yang cukup besar dari sebuah buku) dapat melanggar hak cipta, penulis sangat disarankan untuk mengenali dasar-dasar undang-undang hak cipta; 13) Penulis harus menghindari upaya menggunakan kembali tulisan sendiri yang telah diterbitkan sebelumnya kecuali disertai pencantuman rujukan dan parafrase; 14) Penulis disaran-kan untuk mengecek ulang kutipan yang dibuatnya, serta memasti-kan bahwa kutipan yang ada di dalam teks sejalan dengan referensi yang ada dalam pustaka acuan dan setiap rujukan yang ada di dalam pustaka acuan tercantum di dalam teks. Pastikan pula bahwa tidak ada kesalahan elemen kutipan seperti nama penulis, volume dan nomor jurnal, halaman, tahun dan elemen lainnya. Selain itu, harus dipastikan pula agar perujukan diberikan kepada penulis yang pertama menyajikan persoalan yang dibicarakan; 15) Referensi yang disajikan harus benar-benar relevan dengan materi yang dibahas. Tidak dibenarkan mencantumkan rujukan hanya untuk memanipulasi impact factor dari sebuah artikel; 16) Penulis senantiasa berusaha memperoleh bahan rujukan yang telah di publikasikan. Jika tak tersedia, penulis harus mengutip versi rinci dari artikel itu, apakah berbentuk presentasi konferensi, abstrak atau naskah yang tidak dipublikasikan; 17) Ketika mendeskripsi-kan karya orang lain, jangan mengandalkan ringkasan sekunder karena merupakan praktik penipuan, merefleksikan standar akademik yang rendah serta dapat menimbulkan kesalahan dalam mendeskripsikan karya yang dimaksud; 18) Ketika mengutip begitu banyak dari sebuah sumber, penulis harus membuat jelas mana gagasan sendiri dan mana gagasan atau pikiran orang lain; 19) Penulis berkewajiban menyampaikan bukti-bukti atau pendapat yang bertentangan dengan pandangannya. Gagasan atau pendapat yang digunakan untuk mendukung pendapat penulis secara metodologis harus benar. Bila ada kajian atau data pen-dukung yang memiliki keterbatasan metodologi, statistik, atau lainnya, kekurangan itu harus dikemukakan kepada pembaca; 20) Penulis berkewajiban melaporkan semua aspek yang berkaitan dengan penelitian yang dapat mempengaruhi replikasi ulang kajian tersebut;  21) Peneliti memiliki kewajiban etis untuk melaporkan hasil penelitiannya berdasarkan rencana yang telah ditetapkan. Setiap manipulasi setelah penelitian dilakukan yang dapat mengubah hasil yang diperoleh sebelumnya, seperti penghilangan outliers atau pengubahan analisis statistik harus digambarkan secara jelas disertai dengan alasannya; 22) Penentuan kepenulisan harus dibicarakan sebelum penelitian bersama dilakukan dan harus berdasarkan pedoman yang ditetapkan; 23) Hanya pihak yang telah memberikan kontribusi signifikan atas penelitian yang namanya berhak dicantumkan sebagai penulis; 24) Penentuan kepenulisan untuk artikel hasil penelitian bersama antara dosen dan mahasiswa dilakukan berdasarkan kesepakatan. Dosen yang tidak memberikan kontribusi signifikan tidak berhak dicantumkan namanya dalam tulisan mahasiswa; 25) Praktek meminta pihak lain untuk menuliskan sebuah karya baik berupa skripsi, tesis, disertasi atau artikel penelitian tidak dapat diterima; 26) Penulis harus menyadari kemungkinan adanya konflik kepentingan dalam penelitiannya dan harus berusaha mengemukakan kondisi yang dapat menimbulkan atau berpotensi untuk menimbulkan adanya konflik kepentingan.

D.  Perlindungan Hak KekayaanIntelektual (HaKI)
Penyusunan Skripsi: 1) Mahasiswa dilarang keras melaku-kan penyalinan skripsi orang lain (Copy Paste), baik sebagian maupun secara keseluruhan. 2) Pelanggaran terhadap point (1) berdampak kepada pemberian sanksi akademis.
Publikasi: 1) Jika keseluruhan atau sebagian skripsi diter-bitkan sebagai artikel surat kabar, buku atau makalah ilmiah, maka nama mahasiswa dicantumkan sebagai pengarang pertama, Pem-bimbing I sebagai pengarang kedua, dan Pembimbing II sebagai pengarang ketiga. 2) Jika Pembimbing I, mengolah dan menyem-purnakan skripsi secara berbeda, lebih luas dan mendalam menjadi sebuah buku, artikel atau makalah ilmiah dalam majalah, seminar, simposium, atau kongres, maka nama mahasiswa dicantumkan sebagai pengarang kedua dan Pembimbing II sebagai pengarang ketiga. 3) Jika Pembimbing II yang memodifikasi skripsi, maka nama mahasiswa dicantumkan sebagai pengarang kedua dan Pembimbing I sebagai pengarang ketiga. 4) Pemanfaatan atau memodifikasi skripsi harus mendapat izin dari mahasiswa yang dibuktikan dengan surat pernyataan tertulis di atas kertas bermaterai secukupnya dan diketahui oleh Dekan. 5) Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan di atas diberikan sanksi berdasarkan pedoman Kode Etik Dosen.







*****


BAB 4
KETENTUAN PENULISAN

A.  Bahan dan Teknik Pengetikan
1.    Kertas
a.    Kertas yang digunakan adalah kertas HVS 70 mg (selama untuk proses bimbingan sampai sidang) untuk skripsi yang sudah disidangkan dan sudah direvisi hasil dari masukan-masukan selama sidang (jika ada) dengan kertas HVS 80 mg dengan ukuran A4 (21,0 cm x 29,7 cm).
b.    Sampul (kulit luar) skripsi sebelum ujian sidang mengguna-kan soft cover dari bahan plastik transparan dan dilakban. Setelah melakukan revisi hasil ujian sidang dan dinyatakan lulus, maka sampul (kulit luar) menggunakan hard cover dengan warna hijau muda.
c.    Pembatas antara bab yang satu dengan bab lainnya pada skripsi menggunakan pembatas kertas doorslag warna hijau muda berlogo Universitas Pasundan.

2.    Jenis Huruf
a.    Naskah seluruhnya menggunakan jenis huruf Times New Roman dengan ukuran font 12, kecuali judul bab dengan ukuran font 14. Untuk isi table, baik jenis huruf maupun font bisa berbeda (disesuaikan dengan kondisi tabel), mungkin diperlukan font yang sangat kecil dengan jenis huruf yang padat).
b.    Huruf tebal (bold) digunakan untuk judul bab, subbab, tabel, gambar, dan lampiran.
c.    Huruf miring (italic) digunakan pada istilah/kata dalam bahasa asing.

3.    Marjin
Batas pengetikan dari tepi kertas untuk naskah skripsi sebagai berikut: a) Tepi atas 4 cm, header 2 cm, b) Tepi bawah 3 cm, footer 2 cm, c) Tepi kiri 4 cm, dan d) Tepi kanan 3 cm.

4.    Format
a.    Setiap judul bab dan judul lembaran dimulai halaman baru, diketik dengan huruf kapital diletakkan di tengah (center) bagian atas halaman.
b.    Subbab diketik tebal di pinggir sisi kiri halaman meng-gunakan huruf kapital pada setiap awal kata kecuali kata sambung dan tidak diakhiri dengan titik.
c.    Pengetikan alinea baru dimulai setelah ketukan ketujuh atau mulai pada ketukan  delapan.
d.    Tabel dalam teks disertai nomor tabel, dan judul tabel diketik dengan huruf T kapital seperti Tabel 2.1, berarti tabel di Bab II dengan nomor urut tabel satu dan seterusnya, serta penempatannya secara simetris di atas tabel.
e.    Gambar dalam teks disertai nomor gambar, dan judul gambar diketik dengan huruf G kapital seperti Gambar 3.1, berarti gambar di Bab III dengan nomor urut gambar satu dan seterusnya, serta penempatannya secara simetris di bawah gambar.
f.     Penulisan lambang atau simbol sebaiknya menggunakan fasilitas program perangkat lunak computer, sedangkan satuan dan singkatan yang digunakan hanya yang lazim dipakai dalam disiplin ilmu masing-masing seperti: 1000 Celcius (C); kilogram (kg); 12 part per million (ppm); mili liter (ml); dan sebagainya.
g.    Istilah asing dalam teks dicetak miring (Italic) misalnya: et. al.; supply; centring; dan sebagainya.
h.    Setelah tanda titik, koma, titik koma, titik dua, tanda seru, tanda tanya, diberi jarak satu ketukan dan sebelumnya tidak perlu diberi spasi.
i.      Penulisan dalam kurung ( ) harus menyatu dengan huruf yang ada di dalamnya.

5.    Spasi
a.    Jarak antara baris dalam teks adalah dua spasi, kecuali kalimat judul, subjudul, subbab, judul tabel, dan judul gambar, serta judul lampiran adalah satu setengah spasi.
b.    Isi tabel di samping dapat menggunakan jenis huruf yang berbeda, ukuran font lebih kecil, juga dapat menggunakan spasi tunggal.
c.    Jarak antara judul bab dengan teks pertama isi naskah atau antara judul bab dengan subbab adalah empat spasi.
d.    Abstrak/abstract ditulis dalam  bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, diketik dengan jarak satu spasi; abstract dalam bahasa Inggris diketik dengan huruf miring (Italic).
e.    Jarak spasi sumber referensi dalam Daftar Pustaka satu spasi kecuali jarak spasi antara sumber pustaka (dua spasi).
f.     Jarak baris pada kata pengantar, daftar isi, dan daftar tabel maupun gambar dua spasi.

C.  Penomoran Halaman
1.   Halaman Bagian Awal            
Bagian awal skripsi diberi nomor halaman dengan mengguna-kan angka Romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya) ditempatkan pada posisi tengah bawah halaman yang dimulai dari kata pengantar sampai dengan halaman daftar isi.

2.    Halaman Utama
Penomoran mulai dari Bab I Pendahuluan sampai dengan Daftar Pustaka menggunakan angka Arab (1, 2, 3, dst.) dan setiap nomor pada judul bab ditulis pada bagian tengah bawah (footer). Halaman berikutnya diletakkan pada sudut kanan atas (header).

3.   Halaman Bagian Akhir
Penomoran pada bagian akhir skripsi mulai dari Lampiran sampai dengan Riwayat Hidup menggunakan angka Arab yang diketik pada marjin bawah persis di tengah-tengah dengan jarak dua centimeter dari marjin bawah teks, dan halaman selanjut-nya diketik sebelah kanan atas dengan jarak tiga spasi dari pinggir atas (baris pertama teks) lurus dengan marjin kanan teks.

D.  Kutipan
Pengutipan adalah cara menuliskan teks kutipan dari sumber bacaan ke dalam teks naskah yang sedang ditulis. Tata cara pengutipan mengacu kepada Publication Manual of the American Psychological Association, edisi ke-6.Terdapat dua tipe pengutipan yaitu kutipan langsung (sesuai dengan aslinya) atau tidak langsung (idenya sama, tetapi dikemukakan dengan ungkap-an yang berbeda). Kutipan langsung yang kurang dari empat baris atau lebih atau empat puluh kata diintegrasikan dengan naskah, sedangkan kutipan yang terdiri dari empat baris atau lebih ditulis pada baris tersendiri. Seperti dilihat dalam contoh.

1.   Kutipan Langsung Kurang dari Empat Puluh Kata/Kurang dari Empat Baris
Kutipan langsung yang berisi kurang dari empat puluh kata/kurang dari empat baris ditulis di antara tanda kutip (“…”) sebagai bagian yang terpadu dalam teks utama bersama dengan nama penulis, tahun, dan nomor halaman. Nama penulis dapat ditulis secara terpadu dalam teks atau menjadi satu dengan tahun dan nomor halaman di dalam tanda kurung. Jika yang dikutip dalam bahasa asing maka harus ditulis miring.
Contoh:
Kelly (1955, h. 43) mengatakan,“The universe is real; it is happening all the time,and interrelation with the world is necessary for the construction of totally newknowledge”.
Nama penulis disebut bersama dengan tahun penerbitan dan nomor halaman.
Contoh:
Lebih lanjut mereka mengatakan, “People’s personally constructed ideas are constrained or modified by these externally developed social schemata” (Lyddonand McLaughlin, 1992, h. 95).



2.   Kutipan Langsung Empat Puluh Kata atau Lebih
Kutipan langsung yang terdiri atas empat puluh kata atau lebih ditulis tanpa tanda kutip secara terpisahdari teks yang mendahului; ditulis tujuh ketukan dari garis tepi sebelah kiri dankanan, dan diketik dengan spasi tunggal. Nomor halaman juga harus dituliskan.
Contoh:
Tall (2008, h. 5) menarik kesimpulan dari penelitiannya sebagai berikut:
The proposed theory of conceptual embodiment, procep-tual symbolism andaxiomatic formalism offers a rich framework in which to interpret mathematicallearning and thinking at all levels from the earliest pre-school mathematicsthrough to mathematical research, and, in particular, in the transition from schoolto undergraduate mathematics.

3.   Kutipan yang Sebagian Dihilangkan
Apabila dalam mengutip langsung ada beberapa kata dalam kalimat yang ingin dibuang, maka kata-kata yang dibuang diganti dengan tiga titik (…).
Contoh:
“Knowledge and interpretation cannot be given to students… Students do notaccept knowledge from outside because it was never there in the first place”(Cobb, dkk., 1999, h. 5).

Jika ada kalimat yang dibuang di bagian akhir, maka kalimat yang dibuang diganti dengan empat titik (….)

Contoh:
“Gerak manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan koordinasi antara mata, tangan, atau bagian tubuh lain….. yang termasuk gerak manipulatif antara lain adalah menangkap bola, menendang bola, dan menggambar,…. (Asim,1995, h. 315).

4.   Cara Mengacu Kutipan Tidak Langsung
Kutipan yang ditulis secara tidak langsung atau dikemuka-kan dengan bahasa penulis sendiri ditulis terpadu dalam teks dan dahului dengan kata bahwa. Nama penulis bahan kutipan dapat ditulis terpadu dalam teks, atau disebut dalam kurung bersama tahun terbitnya. Nomor halaman sumber kutipan harus dituliskan.

Nama penulis disebut terpadu dalam teks.
Contoh:
Lerman (1989, h. 72) mengatakan bahwa konstruktivisme mempunyai dua hipotesis, yaitu: (1) pengetahuan dikonstruksi secara aktif oleh individu; dan (2) menjadi tahu adalah suatu proses adaptasi, yaitu suatu proses dimana individu mengorgani-sasikan pengalamannya dengan alam sekitar yang kemudian menjadi suatu konsep.

Nama penulis disebut dalam kurung bersama tahun terbit dan halaman
Contoh:
Bahwa pada prinsipnya konstruktivisme ini sangat bertentangan dengan prinsip objektivisme yang memandang bahwa pengetahu-an itu ada dalam pikiran individu karena secara ekternal, penge-tahuan itu memang ada dalam dunia nyata (Duffy & Jonassen, 1992, h. 44).


E.  Daftar Pustaka
Ketentuan dalam penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut.
1.    Daftar pustaka disusun secara alfabetis. Yang diperhatikan tidak hanya huruf terdepannya, tetapi juga huruf kedua dan seterusnya.
2.    Tuliskan nama pengarang, tahun penerbitan dalam tanda kurung, judul karangan atau buku, kota penerbitan dan nama penerbit.
3.    Daftar pustaka diketik satu spasi dan jarak antara masing-masing pustaka adalah dua spasi.
4.    Huruf pertama dari baris pertama masing-masing pustaka diketik tepat pada garis tepi kiri tanpa ketukan (indensi) dan baris berikutnya digunakan indensi tujuh karakter.
5.    Apabila nama pengarang sama dan judul berbeda, maka nama pengarang dituliskan kembali. Penulisannya dimulai dari tahun terbit dari yang paling terdahulu.
6.    Penulisan nama pengarang diawali dengan nama keluarga termasuk penulisan nama pengarang kedua dan ketiga.
7.    Judul sumber ditulis dengan dicetak miring.
8.    Jumlah sumber acuan yang disebut atau yang dikutip dalam teks harus sama persis dengan jumlah sumber acuan yang ada dalam daftar rujukan.
9.    Tidak diperkenankan mencantumkan sumber referensi yang tidak pernah dibaca.

F.   Ketentuan Penulisan Rujukan Berdasarkan Jenis Rujukan
1.   Apabila sumber rujukan berupa artikel dalam jurnal ilmiah, ditulis mengikuti urutan: nama penulis. tahun (dalam tanda kurung). judul artikel (diapit tanda kutip). nama jurnal (ditulis miring). Volume (nomor): halaman. Ditulis dalam spasi tunggal.
Contoh:
Abdullah, S & Adilah, S. (2008). “The Effects of Inquiry-Based Computer Simulation with Cooperative Learning on Scientific Thinking and Conceptual Understanding of Gas Laws”. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education. 4 (4): 387-398.

2.   Apabila sumber rujukan berupa buku teks, ditulis mengikuti urutan: nama penulis. tahun (dalam tanda kurung). judul buku (dicetak miring) volume (jika ada). edisi (jika ada). kota penerbit: nama penerbit.
Contoh:
Adisyahputra, M.S, Ernawati, & Zachrias, A.H. (1992). Strategi Belajar Mengajar IPA. Jakarta: Departemen Pendidi-kan dan Kebudayaan.
Sukmadinata, NS. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.

3.   Jika ada beberapa buku yang dijadikan sumber ditulis oleh pengarang yang sama dan diterbitkan pada tahun yang sama pula, data tahun penerbitan diiringi dengan lambang a, b, c.
Contoh:
Fullan, M.G. (1998a). Successful School Improvement. Buckingham: Open UniversityPress.

Fullan, M.G. (1998b). What’s Worth Fighting for in the Principalship: Strategies forTaking Change in the Elementary School Principalship. Toronto: Ontario Publicschool Teachers’ Federation.

4.   Apabila sumber rujukan berupa buku terjemahan ditulis mengikuti urutan: nama penulis asli. tahun buku terjemahan. judul buku terjemahan (judul buku ditulis miring). volume (jika ada). edisi (jika ada). terjemahan. kota penerbit: nama penerbit.
Contoh:
Robinson, T. (1995). Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Edisi 6. Terjemahan K.Padmawinata. Bandung: ITB Press.

5.   Apabila sumber rujukan berupa artikel dalam buku kumpulan artikel ditulis mengikuti urutan: nama penulis artikel. tahun. judul artikel (diapit tanda kutip). judul buku (judul buku ditulis miring). volume (jika ada). edisi (jika ada). kota penerbit: nama penerbit.
Contoh:
Ancok, D. (1999). “Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian”. Metode Penelitian Survey. Hlm. 55-70. Jakarta: LP3ES.

Linz, J. & Stephan, A. (2001). “Some Thought on Decentrali-zation, Devolution and the Many Varieties of Federal Arrangements”. Crafting Indonesian Democracy. Hlm.: 230-250. Bandung: Penerbit Mizan.

6.   Rujukan dari buku yang ada editornya. Cara penulisannya seperti menulis rujukan dari buku ditambah dengan (Ed.) jika ada satu editor, dan (Eds.) jika ada lebih dari satu editor.
Contoh:
Letheridge, S. & Cannon, C.R. (Eds.). (1980). Bilingual Education: Teaching Englishas a Second Language. New York: Praeger.

Aminuddin (Ed.). (1990). Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasadan Sastra. Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3.

7.   Rujukan dari karya dalam buku kumpulan karya (ada editornya) cara penulisannya mengikuti urutan sebagai berikut: nama penulis karya atau artikel. tahun. judul artikel. nama editor. judul buku ditambah nomor halaman. volume (jika ada). edisi (jika ada). kota penerbit: nama penerbit (Judul buku dicetak miring).
Contoh:
Duffy, T. & Jonassen, D.H. (1992). Constructivism: New Implications for InstructionalTechnology. Dalam T.M. Duffy & D.H. Jonassen (Eds.). Constructivism andthe Technology of Instruction: A Conversation. Hlm. 1-16. Hillsdale, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associate.

8.   Apabila sumber pustaka berupa buku yang penyuntingnya sebagai lembaga, penulisannya seperti contoh berikut.
Contoh
Depdiknas. (2006). Mata Pelajaran Fisika untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Ibtidaiyah (MI). Jakarta: Depdiknas.

9.   Apabila sumber pustaka berupa artikel dalam prosiding ditulis mengikuti urutan: nama penulis. tahun. judul naskah seminar. judul prosiding. tempat penyelenggaraan seminar. waktu penyelenggaraan (judul artikel dicetak miring).
Contoh:
Rahayu, E.S. (2001). Potensi Alelopati Lima Kultivar Padi Terhadap Gulma Pesaingnya.Prosiding Konferensi Nasional XV Himpunan Ilmu Gulma Indonesia (Buku1). Surakarta 17-19 Juli 2001

10.  Apabila sumber pustaka berupa karya ilmiah yang tidak dipublikasikan (misal: skripsi, tesis, disertasi, atau laporan penelitian), ditulis mengikuti urutan: nama penulis. tahun. judul laporan penelitian. nama proyek penelitian. kota penerbit: instansi penerbit/lembaga (Judul laporan dicetak miring).
Contoh:
Kaswan. (2004). Peningkatan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa melalui Kegiatan Laboratorium Berbasis Inkuiri pada Pokok Bahasan Rangkaian Listrik Arus Searah. Tesis pada SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

11.  Apabila sumber pustaka berupa artikel dalam surat kabar/ majalah umum, ditulis mengikuti urutan: nama penulis. tahun. judul artikel (diapit tanda kutip). nama surat kabar/majalah (dimiringkan). kota, tanggal terbit dan halaman (Judul artikel dicetak miring).
Contoh:
Syamsuddin, A. (2008). “Penemuan Hukum ataukah Perilaku Chaos”? Kompas. Jakarta. 4 Januari. Hlm.16

12.    Apabila sumber pustaka berupa artikel jurnal online, ditulis dengan urutan: nama penulis. tahun. judul artikel (diapit tanda kutip). nama jurnal (dimiringkan). volume (nomor): halaman.
Contoh:
Ernada, S.E.(2005). “Challenges to the Modern Concept of Human Rights”. Journal Sosial-Politika. 6 (11): 1-12.

13.    Apabila sumber pustaka berupa artikel online (internet) tanpa tempat terbit dan penerbit, ditulis mengikuti urutan: nama penulis. tahun. judul artikel. Diunduh di alamat website tanggal (Judul artikel dicetak miring).
Contoh:
Sukyadi, D. (2012). Panduan Pencegahan Plagiarisme Universitas Pendidikan Indonesia. Dikases dari laman web tanggal 5 April 2013 dari: http://repository. upi.edu/operator/upload/paps_2012_didi_upaya_pencegahan_plagiarisme.pdf

14.    Rujukan dari karya dalam jurnal dari CD-ROM ditulis mengikuti urutan: nama penulis. tahun. judul. nama CD ROM. vol: halaman (CD ROM: nama CD Rom.
Contoh:
Krashen, S., Long, M. & Scarcella,R. (1979). Age, Rate, and Eventual Attainment In Second Language Acquisition. TESOL Quarterly. 13: 573-82 (CD ROM: TESOL Quaarterly-Digital, 1997).

15.    Rujukan berupa makalah yang disajikan dalam seminar, penataran, atau lokakarya. Cara penilisannya mengikuti: nama penulis. Tanggal, bulan, tahun. judul tulisan. Keterangan makalah disajikan dalam kegiatan apa dan di mana.
Contoh:
Setiawan, A. (2006). Pemanfaatan Teknologi Komputer untuk Pembelajaran Fisika Abad ke-21. UPI-UPSI Joint Internasional Seminar. UPI 8-9 Agustus 2006.


G. Penjelasan Teknik Penulisan Skripsi
1.   Halaman Sampul
Sampul skripsi dijilid hard cover dengan warna hijau muda. Bagian sampul depan berisikan hal-hal berikut, dengan ketentuan sebagai berikut.
a.   Nomor Daftar
Nomor daftar ditulis di sudut kanan paling atas dengan jarak sekurang-kurangnya 3 cm. Kode untuk nomor daftar mencakup kode program studi, tahun pendaftaran skripsi, dan nomor urut pendaftaran. Dengan demikian, kode pada nomor daftar untuk tiap program studi ditulis sebagai berikut.
(a)      Program Studi PPKN berkode nomor daftar: PKN, tahun pendaftaran skripsi dan nomor urut pendaftaran.
Contoh: Kode Daftar: PKN.2013.001 yang berarti skripsi bidang kajian Pendidikan PKN, yang didaftarkan kepada perpustakaan di tahun 2005 dengan urutan nomor pendaftaran: 001
(b)     Program Studi Pendidikan Ekonomi-Akuntansi berkode KU. Contoh: AKU.2013.007
(c)      Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah berkode BI. Contoh: BI.2013.008
(d)     Program Studi Pendidikan Biologi berkode BIO. Contoh: BIO.2013.011
(e)      Program Studi Pendidikan Matematika berkode MAT. Contoh: MAT.2013.72
(f)      Program Studi PGSD berkode PGSD. Contoh: PGSD. 2013.011
Skripsi diberi nomor daftar oleh petugas administrasi program studi saat mahasiswa mendaftarkan diri mengikuti ujian sidang sarjana pendidikan.

           
b.   Judul Skripsi
Judul harus menarik, singkat, spesifik, dan jelas meng-gambarkan penelitian yang dilakukan. Judul tidak menggunakan kata klise seperti penelitian pendahulu-an, studi, penelaahan, pengaruh, dan kata kerja pada awal judul. Judul yang mengguna-kan kata-kata seperti itu masih dapat diterima dalam usulan penelitian. Namun setelah penelitian selesai, judul dapat diganti bila perlu. Nama latin untuk makhluk yang sudah umum jangan digunakan dalam judul. Hindari singkat-an yang tidak perlu.
Judul skripsi ditulis kurang lebih dua spasi di bawah nomor daftar. Judul dirumuskan semenarik mungkin dengan ketentuan seperti telah dijelaskan di atas.

c.    Pernyataan Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan skripsi ditulis seperti contoh di dalam bagian sampul skripsi. Penjelasan tentang kedudukan, bentuk penulisan, dan keperluan penyusunan yang bersangkutan di dalam sistem pendidikannya dituliskan dengan jarak empat spasi dari baris terakhir judul. Penjelasan itu disusun menjadi tiga baris yang masing-masing berjarak dua spasi diawali dengan huruf kapital, kecuali untuk penulisan istilah/gelar, dan tidak diakhiri dengan tanda baca.

d.    Nama Penulis dan Nomor Induk Mahasiswa
Nama penulis harus ditulis lengkap dengan huruf kapital dan kaidah penulisan yang benar, tidak boleh disingkat. Nomor mahasiswa ditulis sesuai dengan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) yang merupakan nomor induk mahasiswa yang tertera pada kartu mahasiswa.
Dengan jarak enam atau delapan spasi ke bawah, cantumkan kata “oleh” dengan huruf kecil semua dan bukan cetak kursif (miring) dan tanpa titik dua (:). Nama penulis, keterangan diri yang lain seperti nomor induk mahasiswa ditulis berurutan ke bawah dengan jarak empat spasi dari kata oleh. Huruf yang digunakan adalah huruf kapital semua. Penulisan nama penulis dan keterangan diri yang lain tidak diakhiri dengan tanda baca apa pun.

e.    Lambang (logo) Unpas
Bentuk lambang atau simbol harus sesuai dengan  bentuk resmi yang digunakan oleh Universitas Pasundan dengan ukuran garis tengah tanpa kolom (kotak). Lambang Universitas Pasundan berdia meter maksimal 4 cm ditempatkan empat spasi setelah penulisan keterangan diri yang lain.

f.     Nama Institusi
Nama prodi, nama fakultas, nama universitas tidak dising-kat, serta ditulis per baris berturut-turut ke bawah sesuai contoh pada lampiran. Nama program studi, fakultas, dan universitas ditulis berurutan ke bawah dengan jarak dua atau empat spasi dari logo Unpas. Huruf yang digunakan adalah huruf kapital semua dan tidak diakhiri dengan tanda baca apa pun.

g.    Kota/Tempat Institusi dan Tahun Penulisan Skripsi
Nama tempat ditulis berdasarkan tempat skripsi dipertahan-kan dalam ujian sidang skripsi, ditempatkan dua spasi di bawah nama perguruan tinggi, dicantumkan nama kota yang ditulis dengan huruf kapital semua, tidak diakhiri dengan tanda baca. Tahun penulisan skripsi ditulis dengan jarak dua spasi di bawah nama kota. Jadi, tulisan tahun penyusunan skripsi terletak pada baris paling bawah dan tidak memakai tanda baca apa pun.
Di dalam penempatan tulisan pada kulit luar dan halaman judul perlu diperhatikan keseimbangan jarak marjin atas, bawah, kiri, dan kanan. Format penulisan judul untuk kulit luar (sampul) dan halaman judul ada dua pilihan, yaitu baris-baris sedemikian rupa sehingga setiap baris terletak di tengah-tengah lebar kertas (contoh terlampir).

2.    Halaman Pernyataan Orisinalitas
Halaman pernyataan orisinalitas menegaskan bahwa skripsi/ tugas akhir yang disusun bukan merupakan plagiarisme. Contoh terlampir.

3.    Halaman Pengesahan
Halaman ini memuat judul, nama mahasiswa, nomor induk mahasiswa, nama jurusan/program studi, nama dan tanda tangan para pembimbing, nama dan tanda tangan ketua program studi dan dekan.
Halaman pengesahan merupakan halaman yang disediakan untuk mencantumkan nama-nama pembimbing skripsi, yang mengesahkan/menyetujui skripsi yang telah disusun. Sebelum dicantumkan nama-nama pembimbing beserta kolom untuk membutuhkan tanda tangan, ditulis kata Diketahui (dengan posisi simetris), dan empat spasi ke bawah ditulis nama pimpinan program studi (sebelah kanan), nama dekan FKIP Unpas (sebelah kiri).

4.    Halaman Motto dan Persembahan
Halaman ini memuat ekspresi penulis skripsi dalam memaknai hakikat selama yang bersangkutan menyusun skripsi. Di samping itu, halaman ini dapat dijadikan media ekspresi dari misi dan visi Universitas Pasundan. Oleh karena itu, materi motto diharapkan bernuansa (religius), misalnya dengan menukil ayat suci Al-Quran dengan tafsirnya, Hadist, atau yang sejenisnya. Adapun isi persembahan hendaknya berupa gambaran kejembaran hati penulis untuk menyampaikan skripsi ini sebagai tanda kasih tulus kepada orang-orang yang berperan besar selama proses studi, penyusunan skripsi sampai dengan penyelesaian studi.

5.    Kata Pengantar
Kata pengantar sebagai tajuk ditulis dengan huruf kapital semua (KATA PENGANTAR), ditempatkan di tengah dan tidak diberi garis bawah. Isi kata pengantar diketik dengan jarak empat spasi dari tajuk, dan jarak antarkalimat dari isi adalah dua spasi. Baris pertama tiap-tiap paragraf ditulis masuk lima ketukan mesin tulis (inden 5 pada komputer) dari marjin kiri, sedangkan baris-baris selanjutnya dimulai tepat pada marjin kiri, kecuali kutipan langsung yang terdiri atas empat baris atau lebih. Jika judul skripsi disebut-sebut di dalam kata pengantar, maka judul tersebut diletak-kan di antara tanda petik, ditulis dengan huruf kapital pada awal kata yang bukan kata tugas.
Pada akhir isi kata pengantar ditulis nama kota (tempat), tanggal, bulan (ditulis lengkap dengan huruf, bukan angka) dan tahun penyusunan skripsi serta ditempatkan di sebelah kanan bawah dengan jarak empat spasi dari baris terakhir teks, sedangkan nama penulis ditempatkan di bawah nama kota itu dengan jarak dua spasi. Di belakang tajuk, tahun, dan nama penulis tidak digunakan tanda titik atau tanda baca lain. Namun, di antara nama kota dan tanggal ditempatkan tanda koma.
Ketentuan redaksional kata pengantar harus memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut.
a.    Isi mengantarkan kepada pembaca untuk mengetahui tentang ruang lingkup atau bagian-bagian utama serta deskripsi singkat dalam setiap bagiannya  yang disajikan secara apik, padat dan berisi.
b.    Disajikan secara deskriptif dalam bentuk paragraph, tidak dalam bentuk point per point.
c.    Halaman pengantar berisi informasi kapan dan lama penelitian dilakukan, lokasi dan sumber dana penelitian bila bukan berasal dari dana sendiri, ucapan terima kasih atas bantuan dana, bantuan teknis dan saran profesional yang mahasiswa terima.
d.    Panjang kata pengantar tidak lebih dari satu halaman.

6. Ucapan Terima Kasih
Ucapan terimakasih sebagai tajuk ditulis dengan huruf kapital semua (UCAPAN TERIMA KASIH), ditempatkan di tengah dan tidak diberi garis bawah, ketentuan lainnya sama seperti kata pengantar di atas: Ucapan terima kasih sekurang-kurangnya berisi hal-hal sebagai berikut.
a.    Rasa syukur kepada Allah swt. sehubungan dengan selesainya skripsi ini. Semua itu tidak mungkin selesai tanpa kehendak dan rida-Nya.
b.    Kepada berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung yang telah turut serta atau ikut andil dalam penyelesaian skripsi. Misalnya 1) dosen pembimbing, 2) pihah-pihak yang ada di sekolah tempat pelaksanaan penelitian dll.  
c.    Bila seseorang telah membantu dalam hal-hal tertentu, nyatakan ini secara spesifik, misalnya saja kepada teknisi, pembimbing lapangan, dan laboran yang telah membantu penelitian Anda.
d.    Rektor, Dekan dan Ketua Jurusan/Program Studi dalam kapa-sitasnya sebagai pejabat, tidak perlu diberikan ucapan terima kasih seandainya bantuan yang diberikan memang sudah menjadi kewajibannya.
e.    Hindari ungkapan berlebihan. Contoh: tanpa bantuan dan terus menerus dari Bapak X tidaklah mungkin penelitian ini dapat diselesaikan.
f.     Santunan diungkapkan secara serius, wajar dengan tutur kata yang beradab, dalam gaya bahasa yang tetap dijaga lugas, tanpa memuji-muji siapa pun dan tidak terkesan main-main. Misalnya “ kepada mbak Sri thanks”.

6.    Abstrak/Abstract
Abstrak adalah penyajian singkat skripsi, dengan tujuan agar pembaca segera mengetahui aspek-aspek yang ditulis dalam skripsi. Isinya merepresentasikan seluruh bab yang ada dalam skripsi. Rambu-rambu penulisan abstrak mengikuti ketentuan sebagai berikut.
a.    Abstrak harus bersifat informatif.
b.    Abstrak terdiri atas 200 s.d. 300 kata (kira-kira 38 kalimat) dan diletakkan sebelum daftar isi.
c.    Abstrak bersifat distributif dan sekurang-kurangnya memiliki perbandingan:
1)   kira-kira 1 s.d. 3 kalimat untuk tujuan dan masalah;
2)   kira-kira 2 s.d. 4 kalimat untuk metode penelitian;
3)   sekurang-kurangnya 15 kalimat untuk hasil penelitian dan validitas hasil;
4)   sekurang-kurangnya 10 kalimat untuk kesimpulan dan saran.
d.    Pengetikan berspasi 1 (satu) dan disajikan dalam satu paragraf dengan bahasa yang padat berisi.
e.    Mencantumkan kata kunci(keyword)

7.    Daftar Isi
Ditulis memenuhi ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam karya ilmiah, sebagai berikut.
a.    Disusun secara teratur menurut nomor halaman yang memuat daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, judul bab dan subbab, daftar pustaka dan lampiran.
b.    Keterangan halaman yang mendahului daftar isi tidak perlu dimuat dalam daftar isi.
c.    Bab maupun subbab diberi nomor dengan angka Arab.
d.    Judul daftar isi diketik dengan huruf kapital, ditempatkan di tengah, dua spasi di bawah nomor halaman.
e.    Kata “halaman” untuk menunjukkan nomor halaman daftar isi, tabel, gambar, lampiran, dan bab ditempatkan di pinggir kanan yang berakhir pada batas pinggir kanan, dua spasi di bawah kata “DAFTAR ISI”.
f.     Susunan daftar isi menyusul dua spasi di bawahnya.
g.    Bila daftar isi memerlukan lebih dari satu halaman, pengetikan diteruskan pada halaman berikutnya.
h.    Pengetikan antarbab dan antarsubbab diberikan jarak 1,5 spasi, sedangkan antaranak subbab satu spasi.
i.      Judul setiap bab diketik dengan huruf kapital semua dan judul subbab diketik dengan gabungan huruf besar huruf kecil. (Huruf pertama setiap judul ditulis dengan huruf capital, kecuali konjungsi).

Daftar isi sebagai tajuk ditulis dengan huruf kapital semua (DAFTAR ISI), ditempatkan di tengah, dan tidak diberi garis bawah. Daftar isi berfungsi untuk mempermudah para pembaca mencari judul atau subjudul isi yang ingin dibacanya. Oleh karena itu, judul atau subjudul yang ditulis dalam daftar isi harus langsung ditunjukkan nomor halamannya.
Nomor-nomor untuk halaman awal sebelum BAB I menggunakan angka Romawi kecil (misalnya: i, ii, iii, iv, v, dst.), sedangkan dari halaman pertama BAB I sampai dengan halaman terakhir skripsi digunakan angka Arab (1, 2, 3, dst.).

8.    Daftar Tabel, Daftar Gambar, dan Daftar Lain
Daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lainnya ditulis dengan memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut.
a.    Daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran tidak selalu diperlukan, kecuali lebih dari 1 (satu) tabel, 1 (satu) gambar, dan 1 (satu) lampiran.
b.    Daftar-daftar tersebut diketik pada halaman tersendiri dengan format seperti daftar isi.
c.    Di dalam teks, judul yang memerlukan lebih dari 1 (satu) baris diketik dengan spasi 1 (satu).
d.    Antara judul tabel dan tabel diberi jarak 1,5 spasi.
e.    Judul tabel, gambar, dan lampiran ditulis sambung, rata kanan kiri.
Daftar lambang dan singkatan perlu dicantumkan, jika di dalam skripsi itu terdapat lambang dan singkatan tertentu yang perlu dijelaskan pada bagian awal karya tulis. Daftar grafik, bagan, dan tabel pun pencantumannya hanya jika diperlukan. Pernyataan itu menyiratkan bahwa beberapa daftar tersebut tidak perlu dicantumkan, jika di dalam isi skripsi tidak terdapat peng-gunaan lambang singkatan, grafik, bagan, ataupun tabel.
Pencantuman daftar dimaksudkan untuk memberikan petunjuk kepada pembaca bahwa di dalam skripsi terdapat grafik, bagan, atau tabel yang lebih dari satu. Jika hanya ada satu buah, baik grafik, bagan, maupun tabel, itu tidak perlu dibuatkan daftar.
Daftar lambang dan singkatan, serta grafik, bagan, ataupun tabel seluruhnya ditulis dengan huruf kapital, dan letaknya sejajar dengan penulisan judul-judul bab tertentu. Halaman beberapa daftar dicantumkan setelah kata pengantar dan daftar isi.

9.    Pernyataan Keaslian Skripsi
Untuk mempertanggungjawabkan bahwa skripsi yang dibuat oleh mahasiswa adalah asli, di dalam skripsinya mahasiswa diwajibkan untuk membuat pernyataan tentang keaslian itu. Contoh format keaslian skripsi dapat dilihat dalam lampiran 4.

10.    Ketentuan Penjilidan
Setelah dinyatakan tidak ada lagi perbaikan, skripsi dijilid dengan hard cover. Pada punggung skripsi dicantumkan nama penulis dan judul skripsi dan diserahkan kepada petugas adminis-trasi program studi berjumlah 3 rangkap. Kemudian, Program Studi memberikan tanda bebas skripsi untuk melengkapi persyaratan wisuda dan pengambilan ijazah sarjana pendidikan.

H.  Kesalahan yang Sering Terjadi pada Penulisan Skripsi
Pada bagian ini, akan disajikan pedoman ringkas mengenai cara menulis skripsi. Para mahasiswa dapat menguasainya dengan mudah. Unsur yang positif akan ditulis dulu, kemudian yang negatif.

1.    Bagian yang Positif
Hal-hal positif yang perlu diketahui mahasiswa adalah sebagai berikut.
a.    Skripsi harus diketik rapi, jelas, dan tidak timbal balik supaya tidak melelahkan untuk dibaca.
b.    Untuk merapikan margin boleh menggunakan tanda hubung (-) pada penggalan kata dasar dengan tujuan meratakan marjin kanan.
c.    Bahasa skripsi harus baik, baku, dan lugas, tidak mendahulu-kan konotasi dan emosi.
d.    Nomor halaman biasa harus ditempatkan di pojok, 2 cm dari marjin kanan atas.
e.    Sampul depan skripsi harus tebal, mengkilat, berwarna hijau muda.
f.     Tinta yang digunakan untuk skripsi harus berwarna hitam, kecuali untuk gambar, grafik atau yang lainnya di luar tulisan utama dapat menggunakan tinta berwarna.
g.    Pita penunjuk halaman berwarna hijau.
h.    Kertas yang digunakan untuk skripsi ialah HVS putih, 80 mg, dan luas 21,5 cm x 28 cm.
i.      Nama pengarang harus ditulis lengkap tanpa gelar kesarjanaan dan ditulis pada setiap bukunya yang dirujuk.
j.      Nama pengarang harus ditulis semuanya dan dimulai dengan nama belakang supaya mudah mencarinya di perpustakaan.
k.    Hanya nama awal yang ditulis lengkap, nama lainnya (nama pertama dan nama tengah) disingkat saja.
l.      Istilah daftar pustaka, daftar rujukan, pustaka, atau rujukan semuanya boleh dipakai. Yang lazim digunakan ialah daftar pustaka dan daftar rujukan. Daftar ini harus merupakan kumpulan nama sumber yang dijadikan pedoman di dalam teks dan merupakan kutipan langsung maupun tidak. Semua sumber ini harus tampak di dalam daftar.
m.  Kalau ada tabel atau gambar, terutama dalam skripsi kuanti-tatif, semua buku yang terbaca, mengharuskan jarak 3 spasi antara teks dan tabel atau gambar itu.
n.    Dengan alasan yang sama, judul tabel dan tabelnya harus tertera pada halaman yang sama, demikian juga judul gambar dan gambarnya.
o.    Di dalam skripsi, tajuk yang merupakan judul bab, anak bab, kata pengantar, daftar isi, daftar pustaka, dan sebagainya harus berada dalam keadaan seimbang. Supaya keadaannya seperti itu, harus diupayakan agar semua tajuk itu berada di tengah-tengah. Jarak antara tajuk dengan sisi kanan dan kiri harus sama dan ditulis dengan huruf kapital. Pias kiri dan kanan, yang tersisa, harus sama.
p.    Jarak antara baris yang satu dengan yang lain di dalam teks skripsi (kecuali dalam masalah kutipan), ialah dua spasi.
q.    Jarak antara teks dan kutipan yang terdiri atas empat baris teks atau lebih itu adalah dua spasi.
r.     Jarak antara teks dalam kutipan langsung yang terdiri atas empat baris atau lebih itu ialah satu spasi.
s.     Kutipan langsung yang terdiri atas tiga baris atau kurang, mempunyai aturan yang sama dengan aturan teks skripsi ialah dua spasi.
t.      Paragraf baru menjorok ke dalam lima ketukan dari marjin kiri.
u.    Huruf kapital digunakan dalam penulisan judul, anak judul, nama penulis, keterangan diri, nama perguruan tinggi, program studi, fakultas, nama kota, kata BAB dan nama tajuknya, tajuk pengantar, daftar isi, daftar pustaka, daftar rujukan, baik dalam daftar isi maupun pada halaman teks yang diturunkan.
v.    Bagian depan skripsi, yaitu halaman judul, halaman pengesah-an, halaman persetujuan, kata pengantar, daftar singkatan, daftar isi, diberi nomor dengan angka Romawi kecil. Angka  itu ditulis di tengah-tengah sisi kiri, kanan, dan bawah kertas.
w.  Bagian isi skripsi, mulai dari pendahuluan sampai dengan halaman terakhir diberi nomor dengan huruf Arab. Angka itu diletakkan di sudut sebelah kanan, 2 cm di atas ujung baris pertama halaman teks yang penuh.
x.    Judul-judul bab diberi nomor dengan angka Romawi besar, sedangkan sub-subbab dengan angka Arab.

Contoh Model Penulisan Skripsi:
Model 1
BAB I
A.        
1.          
a.          
1)         
a)
(1)    
(a) dst.

Model 2
BAB I
A.        
1.         
a.          
1)         
a) dst.

Model 3
BAB I
1.1
1.1.1
1.1.2
1.1.2.1 dst.

y.    Tabel, bagan, peta, grafik, lampiran, dan sebagainya, diberi nomor angka Arab.

2.    Bagian yang Negatif
Hal-hal yang tidak boleh dilakukan dalam penyusunan skripsi sebagai berikut.
a.    Bagian awal halaman tidak boleh dikosongkan.
b.    Bagian akhir halaman tidak boleh dikosongkan, kecuali jika merupakan akhir bab.
c.    Tanda apa pun tidak boleh digunakan untuk menandai ber-akhirnya suatu bab.
d.    Tidak boleh menempatkan rujukan pada akhir bab.
e.    Subjudul tidak boleh ditempatkan pada marjin bawah.
f.     Tidak boleh memotong-motong tabel.
g.    Tidak boleh menggunakan tanda apa pun untuk menandai perincian, kecuali angka Arab.
h.    Tidak boleh menggunakan kata penulis untuk orang pertama.
i.      Tidak boleh melanggar ketentuan EYD.
j.      Aturan frase, walaupun panjang, tidak boleh sama dengan aturan kalimat.
k.    Tidak boleh menggunakan kata, frase, klausa, atau kalimat yang tidak ilmiah.
l.      Tidak boleh mengemukakan kekurangan atau kelemahan penulis.
m.  Tidak boleh menghilangkan bagian kalimat yang harus ada.
n.    Tidak boleh menambahkan bagian kalimat yang tidak boleh.

3.    Kesalahan yang Sering Terjadi
Beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam penyusunan skripsi di antaranya sebagai berikut.
a.    Kalimat aktif transitif
(1)     Penulis melanjutkan ke FKIP Unpas di Bandung.
(2)     Hampir semua orang di desa itu mengetahui tentang kejadian itu.
(3)     Mereka hendak mempertaruhkan mengenai nasibnya dengan jalan pindah dari desa ke kota.
b.    Kata kerja ditempatkan pada awal kalimat.
(1)     Mengerjakan tugasnya, kita tidak mempunyai kemampuan khusus yang baik.
(2)     Membaca uraian tentang masalah tersebut, berdirilah bulu romanya.
(3)     Berbicara tentang ilmu bahasa, para ahli mempunyai pendapat yang berbeda.
c.    Penggunaan kata depan pada awal kalimat.
(1)     Dengan adanya keramaian di jalan itu menimbulkan banyak kecelakaan.
(2)     Dari kejadian itu mengakibatkan mereka hidup dalam kegelisahan.
d.    Penggunaan kata ‘sedangkan’ dan ‘untuk’ pada awal kalimat.
(1)     Sedangkan pendapat yang demikian tidak dapat dibenar-kan.
(2)     Untuk keganasan mereka mendapat pembalasan yang setimpal.
e.    Pakaian kata ‘di mana’.
(1)     Buku itu, di mana dia mengemukakan pendapatnya, sudah saya baca juga.
(2)     Dia melakukan hal itu di mana untuk menyelamatkan kesalahannya.
(3)     Kemudian, kota itu, di mana saya juga dilahirkan, berubah namanya.
f.     Penggunaan kata ‘adalah merupakan’ secara bersamaan.
(1)     Penulis adalah merupakan anak terakhir dari tujuh ber-saudara.
(2)     Kejadian itu adalah itu adalah merupakan kenang-kenangan yang tak mudah dilupakan.
g.    Penggunaan kata ‘saling’.
Orang-orang itu saling dipeluk di muka mesjid.
h.    Penggunaan kata yang tidak bermanfaat.
(1)     Karena keyakinannya itu, sang ayah tega melakukan peng-aniayaan anaknya.
(2)     Dia menggantung diri adalah untuk menyatakan penye-salannya.
i.      Pemakaian kata ‘jika’ dan ‘kalau’.
(1)     Peneliti tidak sadar kalau yang demikian itu merupakan kesalahan.
(2)     Saya telah mengakui jika semuanya itu telah saya lakukan secara sadar.
j.      Penggunaan kalimat aktif dan pasif.
(1)     Saya telah ampuni kesalahan perbuatan anak saya itu atas dasar rasa kasih sayang.
(2)     Masalah itu, sebahagian besar, sudah mereka memahami dengan baik.
(3)     Dia telah ketahui bahwa keluarganya sudah lama meninggalkan kampungnya.

4.   Ejaan dalam Penulisan
Di dalam karya ilmiah, ternyata masih ada penggunaan ejaan yang tidak tepat. Di bawah ini ditunjukkan penulisan yang harus diikuti.
a.    Imbuhan harus diserangkaikan dengan kata-kata yang diikutinya: sepuluh, ditahan.
b.    Gabungan kata harus ditulis terpisah pada waktu mendapat imbuhan: berterima kasih, bertanggung jawab, bertanda tangan, memberi tahu, beritahukan.
c.    Bubuhan harus digabungkan dengan kata yang diikutinya: microbiologi, pascaperang.
d.    Imbuhan yang merupakan konfiks ditulis disatukan: memberi-tahukan, melaricepatkan.
e.    Menulis bab: Bab I, Bab ke-3, Bab ketiga.
f.     Uraian kata yang bukan kalimat tidak diakhiri dengan titik, misalnya: SURAT KUASA, Tanggal 30 Oktober 1991.
g.    Keterangan yang mengawali kalimat, diikuti koma: Pada kesempatan itu,
h.    Kata penghubung pada kalimat majemuk setara didahului koma: ..., tetapi, ..., sedangkan, ..., dan.
i.      Kata dan perincian didahului dengan koma atau titik koma.
j.      Nama diri yang digunakan sebagai nama jenis atau ukuran ditulis dengan huruf kecil: jeruk bali, 12 volt, beras cianjur.
k.    Kata asing, judul buku, judul majalah, digarisbawahi atau dicetak miring.








DAFTAR PUSTAKA

Badudu Zain. (1992). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Cartono. (2006). Penilaian Hasil Belajar Berbasis Standar. Bandung: Prisma Press Prodaktama.
Uus Toharudin, dkk. (2013). Panduan Penyusunan Proposal Skripsi, Skripsi dan Ketentuan HAKI dalam Karya Tulis Ilmiah.  Bandung: FKIP Unpas.
Gagne, RM., Briggs, L.J. (1979). Principles of Instructional Design. Holt. Rinehart and Winston.
Kemmis & Mc. Taggart. (1994). The Action Research Planner. Geelong: Deaken University Press.
Millis, G.E. (2000). Action Research; A Guide for the Teacher Research. Columbus: Merrill’s Am Imprint of Prentice Hill.
Purwadarminta. (1994). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: Balai Pustaka.
Ristasa, R.A. (2010). Pedoman Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas. Purwokerto: Depdiknas, Universitas Terbuka, UPBJJ Purwokerto.
Suharsimi Arikunto. (1993). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.









LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1: Contoh Sampul Skripsi Depan dan Judul Dalam
JUDUL SKRIPSI


SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar







                                        



oleh
ADIL SEJAHTERA
NIM 07501064





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2013 

Lampiran 2: Contoh Lembar Pengesahan Skripsi

JUDUL SKRIPSI



Oleh
NAMA MAHASISWA

NIM



LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI


Disetujui,
                                            
Dosen Pembimbing,



………………………..
NIP



Dekan FKIP Unpas,                 KetuaProgram Studi PGSD,




……………………….               ………………………………
NIP                                           NIP



Lampiran 3: Contoh Daftar Tabel, Gambar dan Lampiran

DAFTAR TABEL

Tabel                           Judul                                        Halaman
3.1   Desain Penelitian Kuasi Eksperimen…………………....             25
4.1   Klasifikasi Daya Pembeda……………………………..    41
4.2   Hasil AnalisisTerhadap Tes Awal dan Tes Akhir………  42
4.3   Hasil Normalitas Pre-Test……………………………….. 43
4.4   Hasil Normalitas Post-Test……………………………..    45
4.5   Hasil Uji Hipotesis…………………………………….. 51


DAFTAR GAMBAR

Gambar                                    Judul                                        Halaman
2.1      Kerucut Pengalaman Edgar Dale ...........................      13
2.2      Model Membran Mosaik Cair................................      27
3.2      Paradigma Penelitian..............................................      38


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran                                 Judul                            Halaman
1      Kisi-Kisi dan Soal Penguasaan Konsep ....................  68
2      Matriks Soal.............................................................. 83
3      Hasil uji Coba Instrumen.......................................... 93




Lampiran 4: Contoh Pernyataan Keaslian Skripsi

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama               : …………………
NIM                 : …………………
Judul Skripsi    : ………………………………………………… ……………………………………………………………………

menyatakan bahwa skripsi dengan judul di atas beserta seluruh isi adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menganggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.





Bandung, ….................
Yang Membuat Pernyataan,



Materai
Rp. 6.000,00


.......………………………
NIM

Lampiran 5: Format Berita Acara Bimbingan Skripsi

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

1.   Nama Mahasiswa    : .......................................
2.   NIM                        : .......................................
3.   Program Studi          : .......................................
4.   Dosen Pembimbing ............................. :      NIP:……………...     
5.   Judul Skripsi           : ………………………………………..
                                      ………………………………………..

No.
Hari/
Tanggal
Materi yang Dibahas dan Saran Pembimbing
Ttd. Pembimbing
1.



2.



3.



4.



5.



6.



7.



8.



Setuju untuk ujian skripsi

Catatan:
1.    Kartu ini dibawa dan ditandatangani oleh Dosen pembimbing pada saat konsultasi.
2.    Kartu ini dibawa pada waktu ujian skripsi, jika diperlukan sebagai bukti pembimbingan.
3.    Frekuensi konsultasi minimal 3 kali pertemuan.
4.    Boleh diperbanyak oleh mahasiswa.

Bandung, …………………….
Mengetahui Ketua Program Studi PGSD,

………………………………...
NIP
Lampiran 6: Lembar Penilaian Bimbingan


HASIL PENILAIAN SKRIPSI
Nama               : .............................................................................
NIM                 : .............................................................................
Program Studi  : .............................................................................
Judul Skripsi    : .............................................................................
No.
Aspek yang Dinilai
Rata-rata
Bobot
Nilai*)
I



Materi Skripsi
1.    Judul
2.    Masalah
3.    Hipotesis/pertanyaan penelitian
4.    Metode penelitian
5.    Analisis data/uji hipotesis
6.    Temuan dan diskusi temuan
7.    Kesimpulan
Jumlah:









X 2








..........
II
Sistematika dan Bahasa
Kesesuaian sistematika dengan ketentuan
1. Bahasa
a. Indonesia
b. Asing
2. Tata tulis
Jumlah:







X 1






..........

Jumlah:
..........

Rata-rata Akhir :
Catatan :
...........................................................................
...........................................................................
...........................................................................
*) Skala penilaian 1-4

Bandung, ....................
Pembimbing­
                                                                                       

____________________
NIP


Lampiran 7: Lembar Penilaian Sidang Skripsi

HASIL PENILAIAN SIDANG SKRIPSI
Nama               : .............................................................................
NIM                 : .............................................................................
Program Studi  : .............................................................................
Judul Skripsi    : .............................................................................

No.
Aspek yang Dinilai
Rata-rata
Bobot
Nilai*)
I.



Naskah Skripsi
1.    Judul
2.    Masalah
3.    Hipotesis/pertanyaan penelitian
4.    Metode penelitian
5.    Analisis data/uji hipotesis
6.    Kesimpulan
7.    Orisinalitas dan relevansi dengan bidang kajian
8.    Kesesuaian sistematika dengan ketentuan





















Jumlah:

X 1
..........
II.
Ujian Sidang
1.    Penguasaan materi skripsi dengan konsep keilmuannya
2.    Penguasan Metode
3.    Kemampuan mengemukakan pendapat/ argumentasi
4.    Kemampuan mempertahankan pendapat/ argumentasi
5.    Kepasundanan



















Jumlah:

X 2
..........

Jumlah Total:
..........

Rata-rata Akhir : Catatan:
...................................................................
...................................................................
...................................................................
*) Skala penilaian 1-4
Bandung, ....................
Pembimbing,­
                                                                                       

____________________
NIP