BAB
I
PENDAHULUAN
A. Visi,
Misi, dan Tujuan FKIP Unpas
Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan,
Universitas Pasundan, untuk selanjutnya ditulis FKIP Unpas mempunyai visi
sebagai Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependikan (LPTK) yang memiliki
keunggulan secara nasional dalam menyiapkan tenaga pendidik profesional, yang
mampu memadukan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dengan agama Islam serta
menjadi pusat pengkajian dan pengembangan Budaya Sunda di Indonesia. Untuk itu,
FKIP Unpas memiliki misi mewujudkan Tridarma Perguruan Tinggi dalam
menghasilkan tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional dengan
menjalankan, menjaga, melestarikan, dan mengebangkan Ilmu Pengetahuan,
Teknologi dan Seni (IPTEKSEN) yang selaras dengan nilai-nilai Islam dan budaya Sunda.
Pencapaian visi dan misi FKIP Unpas
dilakukan melalui berbagai aktivitas yang mencerminkan pencapaian tujuan FKIP
Unpas, yaitu:
1.
menghasilkan sarjana pendidikan yang siap bekerja di dunia
pendidikan umumnya, khususnya persekolahan;
2.
menghasilkan sarjana pendidikan yang dengan keilmuan dan
keahliannya siap bekerja di berbagai lapangan pekerjaan yang ada di masyarakat,
baik bidang kependidikan maupun non- kependidikan, dan baik di lembaga pemerintahan maupun
lembaga swasta;
3.
mempersiapkan peserta didik (mahasiswa) untuk menjadi
sarjana pendidikan yang memiliki kekokohan aqidah, ketinggi-an ilmu, keluhuran
akhlak dan kejernihan hati sehingga siap dan mampu berkarya di masyarakat; dan
4.
menjadikan FKIP Unpas sebagai Lembaga Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan (LPTK) yang mampu memadukan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
Agama Islam secara selaras, serasi, dan seimbang yang pada akhirnya diamalkan
untuk meningkatkan taraf hidup dan penghidupan masyarakat Indonesia yang tengah
membangun sebagai wujud peng-hambaan terhadap Allah swt.
Diharapkan pencapaian visi, misi dan tujuan tersebut akan mengantarkan
mahasiswa dan seluruh sivitas
akademikanya pada Tri Jatidiri Unpas, yakni: “Pengkuh Agamana, Luhung Elmuna, Jembar Budayana”.
B.
Kedudukan Skripsi
Statuta Unpas menyatakan bahwa untuk
memenuhi persyaratan meraih gelar kesarjanaan bagi mahasiswa FKIP Unpas diperlukan pelaksanaan penyusunan skripsi
dengan ketentuan beban studi skripsi mahasiswa FKIP Unpas sebesar 4 satuan
kredit semester (sks).
Skripsi merupakan karya tulis ilmiah yang harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah dan disepakati oleh masyarakat ilmiah (ilmuwan), memiliki ciri-ciri objektip, sistematis, konsisten dan logis serta hasilnya
dapat dijadikan sebagai rujukan oleh
peneliti atau penyusun karya ilmiah lainnya. Panduan skripsi ini secara khusus
disusun untuk mahasiswa Program SKGJ-PPKHB dengan jenis penelitiannya adalah
penelitian tindakan, yakni Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Clasroom Action Research.
Panduan penulisan skripsi ini disusun berdasarkan
tiga kepentingan. Pertama,
kepentingan penyelesaian tugas akhir sebagai syarat penyelesaian program sarjana. Kedua,
mahasiswa yang juga sekaligus berstatus sebagai guru memiliki kemampuan
mengidentifikasi, menganalisis, mendiagnosis berbagai perma-salahan pembelajaran dan mampu
menyelesaikan permasalahan pembelajaran dengan menggunakan berbagai strategi,
pendekatan, metode, model pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan
menggunakan jenis penelitian tindakan (PTK). Ketiga, mahasiswa mampu menyusun laporan hasil penelitian sehingga
hasilnya di samping bermanfaat untuk
penyelesaian tugas akhir sekaligus dapat membuat karya ilmiah untuk kenaikan
pangkat/golongan.
Berdasarkan tiga hal tersebut maka buku
panduan penulisan skripsi yang dikembangkan ini memiliki ciri khas di samping menjunjung tinggi nilai-nilai
keilmiahan yang diusung oleh FKIP Unpas sekaligus juga memenuhi kepentingan
praksis para guru dalam melaksanakan tugasnya, serta meningkatkan karier pro-fesionalnya.
*****
PENGERTIAN DAN
PENGERTIAN DAN
SISTEMATIKA SKRIPSI
A. Pengertian
dan Karakteristik Skripsi
Skripsi di FKIP Unpas merupakan karya tulis
ilmiah yang menjadi tugas akhir mahasiswa S-1 sebagai syarat mengikuti sidang
sarjana sehingga jika dinyatakan lulus berhak menyandang gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd.). Skripsi merupakan wahana untuk melatih mahasiswa merancang, melakukan
proses, dan mengkomunikasikan hasil penelitiannya secara objektif, siste-matis, konsisten
dan logis, serta dapat dipertanggungjawabkan secara
akademis.
Penelitian dalam rangka penulisan skripsi
di FKIP Unpas khusus untuk mahasiswa Program SKGJ-PPKHB dilakukan di lembaga
pendidikan tempat mahasiswa berprofesi sebagai guru. Penelitian dapat
menggunakan pendekatan kuantitatif, kualitatif, atau
kolaboratif dari keduanya dengan menjadikan permasalahan-permasalahan kelas
menyangkut hasil belajar atau peningkatan prestasi belajar siswa sebagai basis
penelitiannya.
Skripsi dalam bentuk PTK khusus bagi
mahasiswa PSKGJ-PPKHB dan mahasiswa regular di FKIP Unpas memiliki
karakteristik sebagai berikut:
a.
memiliki
bobot 4 satuan kredit semester;
b. disusun berdasarkan hasil kajian teoritis dan pengamatan lapangan dengan mengarahkan fokus
penelitian pada per-masalahan dan/atau pemecahan masalah pendidikan dan
pembelajaran di tingkat pendidikan dasar (SD, SLTP, MTs), pendidikan menengah
(SMU, SMK, Madrasah Aliyah);
c. skripsi bersifat objektif berlandaskan data hasil
pengamatan, fakta dan/atau penelaahan teoretis
yang sesuai; dan
d. skripsi menggunakan bahasa
Indonesia baku yang baik dan benar yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah
ilmiah.
B.
Tujuan Skripsi
Tujuan umum penyusunan
skripsi adalah membina kemam-puan dan keterampilan mahasiswa dalam melakukan
penelitian yang sesuai dengan bidang kajian akademisnya, mengomunikasi-kan
hasil penelitian yang dilakukannya dengan mengacu kepada permasalahan aktual,
serta berkontribusi terhadap pengembangan ilmu maupun kepentingan praktisi di
bidang pendidikan.
Tujuan khusus
penyusunan skripsi adalah mahasiswa dapat:
a.
membuat
rancangan penelitian yang sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian;
b.
melakukan
pengambilan data secara benar dengan meng-gunakan instrumen penelitian yang
telah ditetapkan;
c.
melakukan
analisis data, baik secara statistik maupun non statistik sesuai dengan jenis
penelitian;
d.
menyusun
laporan penelitian yang sesuai dengan kaidah penyusunan skripsi di FKIP Unpas secara
sistematis dan metodologis;
e.
melakukan
presentasi ilmiah sesuai dengan kelaziman dan kaidah-kaidah ilmu pengetahuan
serta teknologi, khususnya di bidang kependidikan; dan
f.
memiliki
pola pikir, sikap dan perilaku ilmiah yang berlandas-kan pada etika
kependidikan dan keilmuan serta hukum yang berlaku.
C. Sistematika
Penulisan Skripsi
Penulisan skripsi dalam bentuk PTK disusun
dengan sistematika sebagai berikut.
a.
Bagian Pembuka Skripsi
(8-15 halaman)
Bagian pembuka disusun dengan
urutan:
1)
Halaman
Sampul
2)
Halaman
Pengesahan
3)
Halaman
Motto
dan Persembahan
4)
Halaman
Pernyataan Keaslian Skripsi
5)
Kata
Pengantar
6)
Ucapan
Terima Kasih
7)
Abstrak
8)
Daftar
Isi
9)
Daftar
Tabel (Jika Diperlukan)
10)
Daftar
Gambar (Jika Diperlukan)
11)
Daftar
Lampiran (Jika Diperlukan)
b.
Bagian Isi Skripsi
(100-120 Halaman)
Bagian isi skripsi disusun dengan urutan:
1)
Bab I Pendahuluan
(15-20 Halaman)
a) Latar Belakang Masalah
b) Identifikasi Masalah
c) Rumusan Masalah dan
Pertanyaan Penelitian
d) Pembatasan Masalah
e) Tujuan Penelitian
f) Manfaat Penelitian
g) Paradigma atau
Kerangka Pemikiran
h) Asumsi
i) Hipotesis
j) Definisi Operasional
2)
Bab II Kajian Teori
atau Landasan Teori (25-40 Halaman)
Isi dari kajian teori atau landasan
teori pada prinsipnya dikembangkan dari hasil penelusuran bahan pustaka atau
bahan bacaan/referensi dalam rangka: Pertama,
pengem-bangan lebih lanjut dari kerangka atau paradigma penelitian yang
telah dikembangkan di bagian pertama (bab I). Sehubungan dengan hal tersebut
maka kajian teori sekurang-kurangnya berisi hal-hal sebagai berikut.
a)
Kajian teori mengenai metode atau pendekatan yang
digunakan yang ada kaitannya dengan pembelajaran yang akan diteliti.
b)
Hasil-hasil penelitian terdahulu yang sesuai dengan variabel
penelitian yang akan diteliti.
c)
Kajian teori hasil penelusuran bahan pustaka untuk menjawab secara
tuntas apa yang ditanyakan dalam rumusan masalah dan
pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Kedua, kajian teori mengenai pengembangan dan
analisis bahan ajar sesuai dengan materi atau pokok bahasan yang dijadikan tema
dalam penelitian. Pada bagian ini sekurang-kurangnya harus dijelaskan:
1)
karakteristik bahan ajar yang meliputi
keluasan dan kedalaman materi, abstrak dan konkretnya
materi, perubahan perilaku hasil belajar yang diharapkan
berdasarkan analisis SK/KD dan indikator hasil belajar (kognitif, apektif dan psikomotor);
2)
bahan dan media yang dapat digunakan
dalam pembelajaran sesuai dengan hasil analisis karakteristik materi yang digunakan seperti telah dijelaskan pada nomor
1) di atas;
3)
strategi pembelajaran yang dapat
digunakan setelah memperhatikan nomor 1) dan 2) di atas; dan.
4)
sistem evaluasi hasil belajar yang dapat
digunakan setelah memperhatikan npmpr 1) s.d. 3 di atas.
Selain hal tersebut di atas, penyajian bab II disajikan dalam bentuk deskriptif, berbasis rujukan, dan semi dibahas atau diulas (ide dan gagasan penulis harus
masuk).
3)
Bab III Metode
Penelitian (15-25 Halaman)
a)
Setting Penelitian
b)
Subjek
dan objek Penelitian
c)
Metode
Penelitian
d)
Desain
Penelitian
e)
Rancangan
Pengumpulan Data
f)
Pengembangan
Instrumen Penelitian
g)
Rancangan
Analisis Data
h)
Indikator
Keberhasilan
4)
Bab IV Hasil
Penelitian dan Pembahasan (25-30 Halaman)
a)
Profil
Subjek dan Objek Penelitian
b)
Hasil
Penelitian dan Pembahasan
(1) Hasil Penelitian
a. Siklus I
1. Prestasi Belajar Siswa sebelum Pembelajaran
2. Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus I
a.
Sikap/Respons Siswa Selama
Pembelajaran
b.
Aktivitas
Siswa Selama Pembelajaran
c.
Proses
Pembelajaran yang Dilaksanakan Guru
3. Prestasi
Belajar Siswa setelah Pembelajaran
4. Refleksi
Hasil Pembelajaran pada Siklus I
b. Siklus II
1. Prestasi Belajar Siswa pada Siklus I
2.
Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus II
a. Sikap/Respons Siswa Selama Pembelajaran
b. Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran
c. Proses Pembelajaran yang Dilaksanakan Guru
3. Prestasi Belajar Siswa setelah Pembelajaran
4. Refleksi
Hasil Pembelajaran pada Siklus 2
c. Siklus III dst. (Jika pada Siklus II belum mencapai hasil sesuai
dengan indikator keberhasilan yang ditetapkan)
(2) Pembahasan
a.
Prestasi
Belajar Siswa Sebelum pada Siklus I dan II
b.
Sikap/Respons Siswa Selama
Pembelajaran
c.
Aktivitas
Siswa Selama Pembelajaran
d.
Proses
Pembelajaran yang Dilaksanakan Guru
e.
Prestasi
Belajar Siswa setelah Pembelajaran
5)
Bab V Kesimpulan, Saran dan Rekomendasi (2-4
Halaman)
a)
Kesimpulan
a.
Prestasi
Belajar Siswa Sebelum pada Siklus I dan II
b.
Sikap/Respon
Siswa Selama Pembelajaran
c.
Aktivitas
Siswa Selama Pembelajaran
d.
Proses
Pembelajaran yang Dilaksanakan Guru
e.
Prestasi
Belajar Siswa setelah Pembelajaran
b)
Saran
c)
Rekomendasi
c.
Bagian Akhir Skripsi
(20-30 Halaman)
Bagian akhir skripsi
disusun dengan urutan:
1)
Daftar
Pustaka
2)
Daftar
Riwayat Hidup
3)
Lampiran-lampiran:
a) Data-data penelitian
b) Silabus dan RPP
c) LKS (jika ada/pake)
d) Surat ijin
melaksanakan penelitian dari instansi yang berwenang
e) Surat keterangan dari
kepala sekolah yang menyatakan bahwa peneliti telah melaksanakan PTK)
f) SK bimbingan skripsi
g) Berita acara proses bimbingan skripsi
h) Foto-foto kegiatan
penelitian
D. Penjelasan
Sistematika
Skripsi
a.
Judul
Judul skripsi
dirumuskan dalam satu kalimat ringkas, komunikatif, dan bersifat afirmatif.
Judul skripsi mencerminkan ruang lingkup atau variabel yang jelas yakni adanya
variabel
independen dan dependen, sehingga terlihat secara jelas adanya hubungan antara
permasalahan dengan solusi untuk mengatasi masalah tersebut, tujuan penelitian,
subjek penelitian, dan metode penelitian yang digunakan. Ciri-ciri judul yang
baik.
1. Adanya variable
yang jelas yakni variable yang
mempengaruhi (independent) dan yang
dipengaruhi (dependent). Dalam PTK
yang termasuk ke dalam
jenis variabel
yang mempengaruhi adalah sejenis metode, model, strategi, pendekatan, bahan dan
media, alat peraga dll. Sedangkan yang termasuk variabel yang dipengaruhi
adalah sejenis atau hal-hal yang terkait dengan masalah belajar (malas, tidak
ada motivasi, prestasi belajar yang rendah, pembelajaran tidak interaktif, anak
susah bertanya dll). Dengan kata lain variabel idependen itu adalah obatnya,
variabel
dependen adalah penyakitnya.
2. Kemukakan atau tulis terlebih dahulu variabel independen (yang
mempengaruhi) baru kemudian variabel
dependen (yang dipengaruhi).
3. Judul utama ditulis dalam huruf kapital, jangan terlalu panjang,
berkisar antara 12-20 kata dengan tingkat keterbacaan yang tinggi dan tetap
menggambarkan adanya 2 variabel tersebut.
Jika pada judul PTK belum menggambarkan objek
atau atribut lainnya yang dianggap perlu, maka dapat dibuat subjudul, ditulis
menggunakan huruf
kecil dengan awal kalimat huruf besar, kecuali kata sambung.
Contoh:
PENGGUNAAN
METODE INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP LINGKUNGAN
(Penelitian
Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Babakanloa Kecamatan Naringgul Kab.
Cianjur)
b.
Bagian Pembuka Skripsi
Bagian pembuka skripsi terdiri dari halaman
sampul, halaman pengesahan, halaman motto dan
persembahan, halaman pernyataan keaslian skripsi, kata pengantar, ucapan terima
kasih, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
c.
Bagian Isi Skripsi
1)
Bab I Pendahuluan
Pendahuluan bermaksud mengantarkan pembaca
ke dalam pembahasan suatu masalah. Esensi dari bagian pendahuluan adalah
pernyataan tentang masalah penelitian. Sebuah penelitian diselenggarakan karena
terdapat masalah yang perlu dikaji lebih mendalam. Masalah penelitian timbul
karena terdapat kesenjangan antara harapan dengan kenyataan. Ketika membaca
bagian pen-dahuluan, pembaca akan mendapat gambaran arah permasalahan dan
pembahasan. Pendahuluan hendaknya memudahkan pembaca dalam memahami pokok-pokok
isi skripsi secara ilmiah. Bagian pendahuluan skripsi berisi: a) latar belakang
masalah, b) identifi-kasi masalah, c) rumusan masalah dan pertanyaan penelitian,
d) tujuan penelitian, e) manfaat penelitian, f) batasan masalah, g) kerangka
pemikiran/paradigm penelitian, h) asumsi, i) hipotesis tindakan, dan j) definisi operasional. Penjelasan tentang latar belakang
masalah dan lainnya dapat diperiksa pada bagian isi panduan skripsi ini.
a)
Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah berisi uraian yang mengantarkan pembaca ke dalam
pembahasan suatu permasalahan yang sifatnya urgen dan memerlukan penyelesaian
segera dengan tingkat ketepatan yang tinggi. Dengan demikian, deskripsi dalam latar belakang sekurang-kurangnya berisi
uraian hal-hal sebagai berikut.
a) Penjelasan yang mengantarkan penulis ke
arah masalah, yakni penjelasan keterkaitan kondisi situasi yang dapat
mengakibat-kan munculnya permasalahan.
b) Penjelasan gejala-gejala yang memunculkan
masalah, yakni uraian yang menjelaskan adanya kesenjangan antara fakta dan
harapan. Pada bagian ini, dikemukakan argumentasi
penyebab terjadinya permasalahan sehingga ditinjau dari sudut kajian akademik
layak untuk diteliti. Untuk memperkuat argumentasi, peneliti diwajibkan mengutip
berbagai sumber pustaka (rujukan), menyajikan data hasil observasi awal yang
dilakukan peneliti, atau hasil penelitian terdahulu yang berkaitan erat dengan gejala-gejala pemunculan masalah.
c) Penjelasan tentang pentingnya pembahasan
masalah, baik dalam kerangka mengatasi masalah yang terjadi di lapangan maupun bagi pengembangan ilmu yang
ditekuni peneliti.
d) Menggambarkan argumentasi yang kuat (dapat
dipertanggung- jawabkan) atas pemilihan materi pelajaran
dan solusi/metode yang digunakan akan kedudukan masalah yang akan diteliti dalam
masalah pembelajaran. Memilih materi dan metode harus memiliki alasan yang kuat.
Berikut ini cara
membuat atau mendeskripsikan latar belakang dengan baik.
a) Polanya berbentuk piramida
terbalik atau berpola deduktif.
Mendeskripsikan dari sesuatu yang umum ke dalam atau menuju sesuatu yang khusus
atau spesifik.
Berdasarkan hal tersebut latar belakang
masalah dalam
PTK,
secara kronologis dapat dideskripsikan sebagai berikut.
(1) Rendahnya mutu hasil belajar. Pada bagian ini
dijelas-kan antara harapan dan kenyataan. Harapan atau cita-cita ideal dari tujuan pendidikan nasional yang
tertuang dalam perundang-undangan mulai tingkatan nasional sampai pada tujuan
pembelajaran sesuai dengan materi yang dijadikan tema dalam penelitian. Setelah
itu kemudian deskripsikan
permasalahan-permasalahan yang ada, yang menunjukan adanya kesenjangan antara
harapan dan kenyataan dari mulai permasalahan yang sifatnya nasional, regional
sampai pada kondisi
atau masalah yang terjadi di kelas terutama
kaitannya dengan rendahnya mutu hasil belajar pada materi pembelajaran yang
dijadikan tema dalam penelitian.
Uraiannya harus berbasis pada data dan fakta yang objektif baik primer maupun sekunder yang dapat
dipertanggungjawabkan.
(2) Mengapa rendah. Pada bagian ini
peneliti dituntut untuk mampu mendeskripsikan perihal hasil mengidentifikasi,
mendiagnosis,
menganalisis
faktor-faktor penyebab rendahnya mutu hasil belajar [bagian (1)]. Hasil
identifikasi, diagnosis
dan analisa harus sampai pada ditemukannya akar masalah, yang kemudian akan
meng-antarkan pada ditemukannya solusi (strategi, metode, model, pendekatan, dll.) untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan.
(3) Mengapa menggunakan metode tersebut [Hasil bagian (2)]. Pada bagian ini,
peneliti harus memberikan alasan atau
argumentasi yang kuat akan pilihan/alternatif solusi yang peneliti
ambil. Untuk itu,
setidaknya ada tiga
hal yang harus dideskripsikan terkait dengan hal ini: a) Landasan teori yang
mendukungnya. Bahwa secara teoretis
solusi alternatip yang ditawarkan memang sangat sesuai untuk mengatasi masalah
yang ada, b) Keunggulan-keunggulan atas solusi alternatif yang
ditawarkan. Misalnya syntax atau
langkah-langkah pembelajarannya sangat sesuai dengan permasalahan yang dihadapi
dibandingkan dengan solusi atau metode yang lainnya, c) Penelitian-penelitian
yang sama dan menunjukkan
adanya keberhasilan.
b) Awal paragrafh
tidak menggunakan kata sambung (berlaku juga untuk penyajian tulisan yang
lainnya). Paragrafh
tidak terlalu panjang juga tidak terlalu pendek. Jelas gagasan
utama dan penggalannya.
c) Tidak disajikan dalam bentuk point per point (harus paragraph) tetapi dipaparkan secara deskriptif.
d) Tidak ada tabel, gambar, atau
bagan (ambil intisari dari hal tersebut). Kalau tabel mau ditampilkan sebaiknya
diletakkan
pada bagian lampiran.
e) Disajikan secara deskriptif, bahasanya mengalir [dari bagian (1) s.d. (3)], lugas, jelas,
padat berisi, hubungan antarpara-grafhnya
berpola spiral (berkesinambungan).
f) Untuk menguatkan peneliti dan pembaca, di akhir kalimat dapat
ditulis “Atas dasar latar belakang masalah sebagaimana telah diutarakan di
atas, maka saya memandang penting dan perlu untuk melakukan penelitian dengan
judul…”.
b)
Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan titik
tertentu yang memper-lihatkan ditemukannya masalah penelitian ditinjau dari
sisi keilmuan, bentuk (keterhubungan, dampak, sebab akibat dan lainnya), serta
banyaknya masalah yang dapat diidentifikasi oleh peneliti. Penyanjiannya dalam bentuk point per point. Hal yang
perlu diperhatikan dalam melakukan identifikasi masalah antara lain:
a)
adanya
kesenjangan antara harapan (das sollen)
dan kenyataan (das sein); serta
b)
kondisi
empirik permasalahan yang dihadapi dan alasan keharusan memberikan solusi yang
pilih.
Identifikasi
masalah merupakan penspesifikasian dari hasil analisis, diagnosis permasalahan sebagaimana diuraikan pada latar belakang masalah, terutama pada bagian yang ke-2 (mengapa rendah). Untuk itu, pernyataan dalam identifikasi masalah tidak boleh bertentangan
dengan latar belakang masalah bagian ke-2 (mengapa rendah). Akan tetapi, harus lebih dipertajam dan lebih spesifik yang mengarah pada
ketepatan dengan pemberian solusi alternatif (metode, strategi atau pendekatan) yang ditawarkan.
Untuk
membimbing ke arah tersebut, maka sebelum men-deskripsikan point demi point hasil identifikasi masalah
diajurkan menggunakan bahasa pengantar sebagai berikut: “Berdasarkan latar belakang masalah
sebagaimana telah diutarakan, maka masalah dalam penelitian ini dapat
diidentifikasi sebagai berikut”.
Contoh
rumusan identifikasi masalah, jika solusi alternatip untuk mengatasi masalah
seperti pada contoh judul di atas (Inquiri).
Identifikasi
Masalah
“Atas dasar latar belakang
masalah sebagaimana telah diutarakan di atas, maka masalah dalam penelitian ini
dapat diidentifikasi sebagai berikut”:
a. Sebagian besar siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diharapkan. Hal tersebut dikarena-kan siswa tidak diajak untuk melakukan
pengamatan/ penyeledikan
langsung atas obyek materi pembelajaran.
b. Pembelajaran tidak interaktif. Hal
tersebut dikarenakan siswa tidak didorong
untuk secara langsung berinteraksi dengan objek yang dipelajari dan
berinteraksi dengan teman sebayanya untuk mendiskusikan hasil penyelidikan-nya.
c. Guru masih mendominasi kegiatan pembelajaran sementara siswa pasif. Hal tersebut dikarenakan………dst.
Pada
contoh di atas, bagian-bagian yang dicetak miring, merupakan akar masalah yang
spesifik, yang mengharuskan pemberian inquiri, tidak dengan metode atau
pendekatan lainnya.
c)
Rumusan Masalah dan
Pertanyaan Penelitian
1)
Rumusan Masalah
Perumusan masalah menceminkan model keterhubungan
dari variabel-variabel yang akan diteliti (senafas dengan latar belakang dan
identifikasi masalah), dan dapat dinyatakan dalam bentuk penyataan yang
bersifat gugahan perhatian secara komprehensif analitis atau dalam bentuk
pertanyaan. Rumusan masalah berbentuk pertanyaan dimaksudkan agar peneliti
dapat memfokuskan penelitian kepada pencarian jawaban ilmiah dari rumusan
masalah. Rumusan masalah disajikan dalam bentuk kalimat tanya dengan cara
“membubuhkan” kalimat tanya dan tanda tanya diakhir kalimat pada judul penelitian yang kita ajukan.
Contoh (dari judul di atas)
Rumusan
Masalah
“Atas dasar latar
belakang dan identifikasi masalah sebagaimana telah diutarakan di atas, maka
masalah utama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Apakah penggunaan metode inquiri dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada konsep lingkungan?”
2) Pertanyaan
Penelitian
Rumusan masalah seperti diuraikan di atas
biasanya masih bersifat umum, maka untuk lebih memfokuskan terhadap aspek-aspek
yang akan diteliti, rumusan masalah utama yang
masih bersifat umum tersebut kemudian dapat dirinci dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan penelitian. Pertanyaan penelitian dapat diarahkan ke
dalam tiga sumber, yakni bertanya
tentang input, proses, dan output
(pembelajaran adalah suatu sistem).
Pertanyaan input adalah bertanya tentang prestasi belajar siswa sebelum
memperoleh pembelajaran dengan menggunakan model yang digunakan, instrumennya
berupa tes. Pertanyaan proses adalah bertanya tentang bagaimana siswa belajar
dan bagaimana guru mengajar. Pertanyaan bagaimana siswa belajar bisa dibagi
ke dalam dua bagian yakni sikap dan aktivitasnya, sedangkan bagaimana guru mengajar adalah bertanya tentang tepat/sesuai/benar atau tidaknya
tidaknya guru mengajar. Untuk menjawab pertanyaan proses dibutuhkan instrument
non tes. Pertanyaan output merupakan
kebalikan dari pertanyaan input yakni
bertanya tentang prestasi belajar siswa setelah siswa memperoleh pembelajaran dengan menggunakan model/strategi/ metode yang digunakan. Secara simpel dapat
disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut.
Pertanyaan Penelitian
|
Input
|
Proses
|
Siswa
|
Guru
|
Output
|
Sikap
|
Aktivitas
|
Aktivitas
|
Tes
|
Nontes
|
Tes
|
Nontes
|
Nontes
|
Gain
|
Pretes
|
Angket
|
LO
|
LO
|
Postes
|
Diagram 1.1: Cakupan sumber pertanyaan penelitian
berdasarkan input, proses dan autput.
Dari bagan di atas,
maka dalam PTK pertanyaan penelitian yang ditujukan untuk memfokuskan lingkup
penelitian, maka sekurang-kurangnya terdapat lima pertanyaan dasar yang ber-sumber dari sistem pembelajaran
yakni input, proses dan output. Dalam proses pendidikan
ketiganya saling berkaitan dan mem-pengaruhi
dan merupakan penjabaran lebih lanjut dari rumusan masalah. Dengan demikian
bahasa pengantar dan contoh pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut.
Pertanyaan Penelitian
Mengingat rumusan masalah utama
sebagaimana telah diutarakan di atas masih terlalu luas sehingga belum secara
spesifik menunjukkan batas-batas
mana yang harus diteliti, maka rumusan masalah utama tersebut kemudian dirinci
dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut.
a. Bagaimana prestasi belajar siswa sebelum siswa meng-ikuti proses
pembelajaran
dengan menggunakan… (input).
b. Bagaimana respon siswa selama siswa mengikuti pem-belajaran dengan
menggunakan model….(proses).
c. Bagaimana aktivitas belajar siswa selama siswa meng-ikuti pembelajaran dengan menggunakan model… (proses).
d. Bagaimana aktivitas guru selama guru melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan model….(proses).
e. Bagaimana prestasi belajar siswa setelah siswa mengikuti proses
pembelajaran dengan menggunakan……(output).
d)
Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah merupakan proses
eliminasi dari masalah-masalah yang ditemukan dalam indentifikasi masalah,
faktor penyebab, dan keterhubungan antarvariabel yang diguna-kan berdasarkan
kriteria ilmiah atau keberadaan teori yang menjadi ruang lingkup penelitian
skripsi yang akan dilaksanakan. Disajikan dalam bentuk point per
point berupa bahasa-bahasa pernyataan.
Dari diidentifikasi masalah, rumusan
masalah dan pertanya-an penelitian yang telah diutarakan di atas diperoleh
gambaran dimensi permasalahan yang begitu luas. Namun, menyadari adanya keterbatasan waktu dan kemampuan,
maka penulis memandang perlu memberi batasan masalah secara jelas dan terfokus.
Contoh beberapa deskripsi pernyataan yang
menunjukan batasan masalah dalam penelitian tindakan kelas.
Pembatasan Masalah
“Memperhatikan
hasil diidentifikasi masalah,
rumusan masalah dan pertanyaan-pertanyaan penelitian
yang telah diutarakan, diperoleh gambaran
dimensi permasalahan yang begitu luas. Namun,
menyadari adanya keterbatasan waktu dan kemampuan, maka dalam penelitian ini penulis memandang perlu memberi batasan
masalah secara jelas sebagai berikut.
a. Prestasi hasil belajar dan proses pembelajaran yang diukur dalam
penelitian ini adalah aspek kognitip, afektip dan psikomotor.
b. Dari sekian banyak pokok bahasan pada mata pelajaran matematika,
dalam penelitian ini hanya akan mengkaji atau menelaah pembelajaran pada pokok
bahasan mengenai pecahan.
c. Obyek dalam penelitian ini hanya akan meneliti pada siswa SD kelas
V-A di SD Negeri Bojongsoang Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung.
d. dll.
e)
Tujuan Penelitian
Rumusan tujuan penelitian memperlihatkan
pernyataan hasil yang ingin dicapai peneliti setelah melakukan penelitian.
Perumusan tujuan penelitian berkaitan langsung dengan per-nyataan rumusan
masalah. Oleh karena itu, pernyataan pada tujuan penelitian harus sejalan
dengan rumusan masalah dan mencermin-kan proses penelitian yang akan dilakukan.
Tujuan penelitian mengungkapkan:
a)
upaya
pokok yang akan dikerjakan di dalam pemecahan masalah; dan
b) garis besar hasil yang hendak dicapai.
Dengan demikian, rumusan tujuan penelitian
merupakan penunjuk arah bagi peneliti, seperti halnya dengan rumusan masalah dan
pertanyaan-pertanyaan penelitian yang harus dievaluasi pada bagian kesimpulan skripsi. Rumusan tujuan penelitian berbeda dengan
rumusan tujuan penulisan skripsi yang secara eksplisit sudah dinyatakan dalam
sampul depan maupun lembar halaman judul skripsi.
f)
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian berfungsi untuk
menegaskan kegunaan penelitian yang dapat diraih setelah penelitian berlangsung. Manfaat penelitian menjelaskan:
a) manfaat teoretis,
yakni manfaat hasil penelitian terhadap pengembangan dan keajegan ilmu atau
teori pada satu wilayah bidang ilmu; dan
b) manfaat praktis, yakni manfaat hasil penelitian bagi
para pengguna ilmu/teori dalam satu wilayah bidang ilmu. Misalnya bagi guru,
bagi siswa, bagi kepala sekolah, bagi peneliti selanjutnya dll.
g)
Kerangka atau
Paradigma Penelitian
Kerangka pemikiran adalah kerangka logis
yang mendudu-kan masalah penelitian di dalam kerangka teoretis yang relevan dan ditunjang oleh hasil penelitian
terdahulu, yang menangkap, menerangkan dan menunjukkan perspektif yang jelas terhadap
masalah penelitian dan solusi alternatif yang
diambil. Kerangka pemikiran merupakan bagian penting dari penelitian. Oleh
karena itu, kerangka pemikiran harus didukung oleh kajian teoretis yang kuat dan ditunjang informasi yang bersumber
dari berbagai laporan, observasi, hasil penelitian terdahulu yang sesuai, hasil
konsultasi, dan sebagainya, sehingga melahirkan pemikiran baru dan
pendekatannya. Kerangka pemikiran berisi landasan-landasan
atau pokok-pokok pikiran esensial yang dikembangkan oleh ahli terkait dengan
pilihan metode/strategi/pedekatan yang kita gunkanan dalam mengatasi permasalahan
pembelajaran.
Fungsi kerangka pemikiran adalah menentukan
variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian, dan posisi dari masing-masing variabel pada penelitian.
Melalui uraian kerangka pemikir-an akan terlihat jelas
jenis variabel yang akan digunakan, seperti variabel bebas, variabel penyela,
variabel kontrol, ataupun variabel terikat, solusi alternatif yang diberikan, instrumen yang harus disiapkan,
analisis data dan kesimpulan yang diharapkan.
Kerangka pemikiran atau paradigma
penelitian harus meng”embrioi” munculnya asumsi dan merupakan dasar untuk
mengembangkan bab II (landasan teori).
Uraian kerangka pemikiran dilengkapi dengan
diagram yang menggambarkan paradigma penelitian, berisi variabel dan
keterkaitannya, teori yang melandasi masing-masing variabel, hasil penelitian
terdahulu yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan, serta penjelasan
keterkaitan antar variabel yang digunakan dalam penelitian.
Secara konseptual mengenai kerangka
pemikiran atau paradigm penelitian dalam penelitian sebagaimana tampak pada
diagram di bawah ini:
Runtut dalam diagram kerangka atau paradigm
penelitian secara berturut-turut sebagai berikut:
a. Tuliskan pernyataan rumusan masalah spesifik yang berhasil
diidentifikasi.
b. Tuliskan solusi alternatif (metode, model dan sejenisnya) yang diyakini akan
mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi.
c. Tuliskan pernyataan menganai dasar teoretisnya, keunggulan-keunggulan atas alternatip penyelesaian
masalah yang ditawarkan dan penelitian-penelitian yang relevan.
d. Tuliskan
instrumen-instrumen apa saja (tes dan non tes) yang digunakan sebagai alat pengumpul data untuk menjawab permasalahan dan pertanyaan
penelitian.
e. Tuliskan
teknik pengolahan data yang digunakan untuk mengolah data dari instrumen yang
dikembangkan.
f. Tuliskan
simpulan yang diharapkan dari proses penelitian yang dihasilkan.
h)
Asumsi
Asumsi atau anggapan dasar merupakan titik
tolak pemikir-an yang kebenarannya diterima peneliti tentang pilihan solusi
alternatif (metode) yang diberikan. Menganggap benar
suatu metode (misalnya) harus ada dasarnya. Asumsi
berfungsi sebagai landasan atau harus mampu melahirkan munculnya hipotesis. Oleh karena itu, asumsi penelitian yang diajukan dapat berupa
teori-teori, evidensi-evidensi, pembenaran-pembenaran atau dapat pula berasal dari pemikiran peneliti. Rumusan
asumsi berbentuk kalimat yang bersifat deklaratif, bukan kalimat bertanya,
perintah, pengharapan, ataupun kalimat yang bersifat saran. Pernyataan dalam
asumsi tidak boleh bertentangan dengan kerangka pemikiran.
Contoh bahasa pengantar dan rumusan pernyataan asumsi adalah
sebagai berikut.
Asumsi
Berdasarkan kerangka atau
paradigma penelitian sebagaimana diutarakan di atas, maka beberapa asumsi dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Menurut Edgar Dale (1997) dalam kerucut retensi hasil belajar
menyatakan bahwa “dalam belajar semakin banyak melibatkan panca indera akan
semakin baik dalam meningkatkan daya ingat siswa akan pengetahuan baru yang
diperolehnya dalam memori jangka panjang anak. Pada pembelajaran inquiri, siswa
dituntut untuk terlibat secara utuh baik fisik maupun mental dan pikirannya
sehingga memungkinkan semua panca indera akan terlibat.
b. dll.
i)
Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan merupakan jawaban
sementara dari masalah atau submasalah yang secara teori telah dinyatakan dalam
kerangka pemikiran yang masih harus diuji kebenarannya secara empiris. Melalui
uji hipotesis, peneliti dapat menerima atau menolak hipotesis yang diajukan. Hipotesis
dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif, lugas, tajam, terpercaya, menunjukkan
suatu jawaban atas rumusan masalah yang telah diajukan yang bersifat afirmatif,
bukan dalam bentuk kalimat tanya, suruhan, saran, dan atau kalimat harapan.
Dari judul yang telah dikemukanan di atas
maka hipotesis tindakan yang bisa dirumuskan adalah sebagai berikut.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka atau paradigm
penelitian dan asumsi sebagaimana telah dikemukakan di atas, maka hipotesis
tindakan dalam penelitian ini adalah: “Penggunaan
metode inquiri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada konsep lingkungan”.
j)
Definisi Operasional
Definisi operasional mengemukakan hal-hal
yang terdapat dalam variabel penelitian sehingga pembaca memperoleh kejelas-an
pengertian/makna atas istilah-istilah yang terdapat dalam variabel penelitian.
a.
Pembatasan-pembatasan
dari istilah-istilah yang diberlakukan dalam varabel-variabel atau judul
penelitian sehingga tercipta makna tunggal terhadap pemahaman permasalahan.
b.
Penyimpulan
terhadap pembatasan istilah yang digunakan dalam judul penelitian sehingga
memperlihatkan makna judul penelitian dan mempermudah peneliti dalam
memfokuskan pembahasan masalah yang diteliti.
c.
Berdasarkan
rujukan yang dapat dipertanggungjawabkan. Misalnya: kamus, wikipedia, seseorang
atau ilmuwan baik yang dituangkan dalam buku, jurnal atau sumber referensi
lainnya yang diakui tingkat keilmuan dan kebenarannya.
d.
Disajikan
dalam bentuk point per point.
Contoh bahasa
pengantar dan deskripsi definisi operasional adalah sebagai berikut:
Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya
salah pengertian terhadap istilah-istilah yang terdapat dalam variabel
penelitian ini, maka istilah-istilah tersebut kemudian didefinisikan sebagai
berikut:
a. Inquiri adalah……… (tuliskan sumbernya)
b. Pembelajaran adalah…….. (tuliskan sumbernya)
c. Hasil belajar adalah……… (tuliskan sumbernya)
dst…..
2)
Bab II Landasan Teori
Seperti
telah dikemukakan di atas bahwa esensi isi bab II adalah kajian teori atau
landasan teori yang dikembangkan dari hasil penelusuran bahan pustaka atau
bahan bacaan/referensi dalam rangka: Pertama, pengembangan lebih lanjut dari kerangka atau
paradigma penelitian yang telah dikembangkan di bagian pertama (bab I).
Sehubungan dengan hal tersebut maka kajian teori sekurang-kurangnya berisi hal-hal
sebagai berikut.
a)
Kajian teori mengenai metode atau pendekatan yang
digunakan yang ada kaitannya dengan pembelajaran yang akan diteliti.
b)
Hasil-hasil penelitian terdahulu yang sesuai dengan variabel
penelitian yang akan diteliti.
c)
Kajian teori hasil penelusuran bahan pustaka untuk menjawab secara
tuntas apa yang ditanyakan dalam rumusan masalah dan
pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Kedua, kajian
teori mengenai pengembangan dan analisis bahan ajar sesuai dengan materi atau
pokok bahasan yang dijadikan tema dalam penelitian. Pada bagian ini
sekurang-kurangnya harus dijelaskan:
1)
karakteristik bahan ajar yang meliputi
keluasan dan kedalaman materi, abstrak dan konkretnya
materi, perubahan perilaku hasil belajar yang diharapkan
berdasarkan analisis SK/KD dan indikator hasil belajar (kognitif, apektif dan psikomotor);
2)
bahan dan media yang dapat digunakan
dalam pembelajaran sesuai dengan hasil analisis karakteristik materi yang digunakan seperti telah dijelaskan pada nomor
1) di atas;
3)
strategi pembelajaran yang dapat
digunakan setelah memperhatikan nomor 1) dan 2) di atas; dan.
4)
sistem evaluasi hasil belajar yang dapat
digunakan setelah memperhatikan npmpr 1) s.d. 3 di atas.
Selain hal tersebut di atas, penyajian bab II disajikan dalam
bentuk deskriptif, berbasis rujukan, dan semi dibahas atau diulas (ide dan gagasan penulis harus
masuk).
Hasil kajian teori yang
dikembangkan di bab II ini ber-fungsi sebagai landasan teoretik yang digunakan
peneliti untuk membahas dan menganalisis masalah yang diteliti dan hasil penelitian
yang diperoleh. Kajian teori dikembangkan sebagai bahan baku untuk membahas
hasil temuan yang nanti akan dikembangkan dalam bab IV. Oleh karena itu, kajian
teori terdiri dari teori utama dan teori turunannya yang digunakan peneliti
dalam mengungkap permasalahan penelitian ditinjau dari sisi teori. Bagian ini
berisi deskripsi hasil kajian atas teori, konsep, regulasi yang sesuai dengan
masalah yang akan diteliti sehingga membimbing peneliti untuk merumuskan
variabel dan opera-sionalisasi variabel.
Kajian teori tidak
sekedar menyajikan teori yang ada, tetapi mengungkapkan alur pemikiran peneliti
tentang masalah yang akan diteliti dan dipecahkan berdasarkan teori-teori,
konsep, kebijaksanaan dan peraturan yang ada serta membimbing peneliti dalam
menetapkan variabel-variabel penelitian. Pada penelitian nonkependidikan,
kajian teori dilengkapi dengan kajian teori pendidikan yang memperlihatkan
implementasi hasil penelitian dalam bidang pendidikan.
Kajian
teoretis harus disusun berdasarkan perkembangan terkini bidang ilmu yang
berkaitan dengan fokus penelitian sehingga memperlihatkan kemampuan dan
penguasaan ilmu pengetahuan peneliti dalam mengkaji teori dari permasalahan
yang ditelitinya. Pada penelitian non kependidikan, peneliti wajib
mengimplementasikan hasil penelitiannya dalam bidang pendidik-an. Hal yang
perlu diperhatikan dalam menyusun kajian teori: 1) Pemakaian prinsip-prinsip
teori yang dapat menggambarkan
langkah dan arah analisis. 2) Argumentasi pemilihan teori yang dipakai
(kelemahan dan keunggulan). 3) Analisis komparasi antarteori dengan kebutuhan
penelitian yang hendaknya dipayungi atau berkaitan langsung dengan teori
tentang substansi bidang studi dan teori pendidikan pada bidang studi yang
bersangkutan.
Kajian teori yang
dijadikan acuan hendaknya berasal dari pustaka atau teori terbaru. Oleh karena
itu, penggunaan sumber pustaka harus memperhatikan tahun terbit pustaka (tidak
lebih dari 10 tahun ke belakang).
Setiap mengulas bagian
demi bagian atau pokok bahasan dan subpokok bahasan dalam bab II, kajian teori yang
dikemuka-kan harus dielaborasi (menyatu) dengan hasil penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Pada bagian ini peneliti
menjelaskan hal yang telah dilakukan peneliti lain seperti: judul, subjek,
tahun penelitian, metode penelitian yang digunakan, dan komparasi temuan
penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan. Berdasarkan hasil
komparasi tersebut, peneliti kemudian merumuskan kedudukan dari penelitian yang
akan dilakukannya.
3)
Bab III Metode
Penelitian
Bab III menjelaskan secara
sistematis dan terperinci langkah-langkah dan cara yang digunakan dalam
menjawab permasalahan dan memperoleh kesimpulan. Bab ini berisi: 1) Setting penelitian 2) Subjek dan objek penelitian
3) Metode penelitian, 4) Desain penelitian,
5) Rancangan pengumpulan data 6) Pengembangan instrumen penelitian, 7)
Rancangan analisis data dan 8) Indikator keberhasilan.
1.
Setting
Penelitian
Salah satu karakteristik PTK
adalah sifatnya yang konteks-tual sehingga kesimpulan yang diperoleh tidak
dapat digenerali-sasi. Oleh karena itu, wajib bagi peneliti untuk
mendeskripsikan setting atau latar
penelitian agar orang yang ingin menerapkan hasil penelitian kita mengetahui
konteksnya. Setting menjelaskan tentang waktu dan tempat penelitian;
siswa dan sekolah yang digunakan; serta gambaran umum sekolah. Sebutan untuk
siswa dalam PTK adalah subjek penelitian, bukan objek penelitian ataupun
sampel. PTK tidak memperhatikan tentang sampel karena biasanya seluruh siswa
dalam kelas dilibatkan.
Uraian tentang gambaran
umum sekolah diperlukan bagi pembaca yang ingin menerapkan hasil penelitian kita.
Mereka perlu tahu apakah kondisi sekolah penelitian sama atau mirip dengan
kondisi sekolahnya. Jika mirip mereka akan menerapkan hasil-hasil kita dengan
percaya diri. Gambaran umum sekolah mencakup status sekolah (akreditasi);
ukuran sekolah dilihat dari jumlah ruang kelasnya (kecil, sedang, besar);
kualifikasi dan sertifikasi guru-gurunya (D3, S1, S2, S3, Sertifikat Pendidik
Profesional); rata-rata nilai UN siswa yang masuk sekolah; dan lingkungan
sekolah.
2.
Subjek dan Objek
Penelitian
Subjek dan objek
penelitian mencakup hal-hal sebagai berikut.
a.
Penetapan
lokasi sumber data yang dilengkapi dengan alasan pemilihan lokasi sumber data.
Subjeknya misalnya PTK ini dilaksanakan di SD mana, untuk siswa kelas berapa,
semester berapa dan tahun ajaran berapa.
b.
Penetapan
objek penelitian terkait dengan variabel yang diselidiki subjek, kaitan
penetapan lokasi atau sumber data dengan latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, dan teknik analisis data.
c.
Penetapan
populasi dan besar populasi penelitian.
3.
Metode Penelitian
Metode penelitian
merupakan rangkaian kegiatan pelak-sanaan penelitian. Pada penelitian skripsi
terdapat pendekatan yang dapat dipilih dan digunakan peneliti, yakni pendekatan
kuantitatif, pendekatan kualitatif, serta campuran antara kualitatif dan
kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan kepada fenomena-fenomena
objektif untuk kemudian dikaji/dianalisis dengan menggunakan angka-angka, hasil
pengolahan statistik, model, struktur, ataupun percobaan yang terkontrol.
Metode penelitian yang dapat digunakan pada penelitian kuantitatif non
eksperimen antara lain: deskriptif, survai, korelasional, expost facto, komparatif, dan penelitian tindakan.
Pada bidang kajian
pendidikan dapat dikembangkan Pene-litian Tindakan Kelas (PTK). PTK dapat
dijadikan penelitian skripsi apabila peneliti telah menjadi guru tetap dan
mengampu mata pelajaran pada satuan pendidikan (sekolah). Untuk itu, pada mahasiswa
PSKGJ-PPKHB sangat cocok dengan jenis penelitian ini.
PTK sebagai laporan
pembelajaran yang saat ini biasa digunakan guru untuk memperoleh angka kredit
pada komponen karya ilmiah dalam rangka kenaikan pangkat berbeda dengan PTK
yang digunakan sebagai skripsi. PTK sebagai skripsi tentu tidak sesederhana
pada PTK sebagai laporan pembelajaran walaupun ruhnya tetap sama. PTK sebagai
skripsi harus lebih kompleks, lebih komprehensif baik lingkup (sistematika)
maupun keluasan dan kedalamannya sesuai dengan nilai-nilai idealisme yang
dianut oleh instutusi atau perguruan tinggi. PTK yang disusun harus memiliki
nilai kelayakan dan kepantasan sebagai karya ilmiah (tugas akhir) program
sarjana.
Penelitian dengan
pendekatan kualitatif menekankan kepada upaya mendeskripsikan dan menganalisis
fenomena, peristiwa, aktivitas pendidikan atau sosial, persepsi, kepercayaan,
ataupun pemikiran orang baik secara individu maupun kelompok. Pene-litian
kualitatif bersifat induktif.
4.
Desain Penelitian
Kegiatan penelitian
perlu dirancang sedemikan rupa sehing-ga sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
berlaku dalam metode penelitian yang digunakan. Untuk keperluan tersebut
diperlukan desain penelitian.
Desain penelitian
adalah semua proses penelitian yang diperlukan dalam perencanaan dan
pelaksanaan penelitian dengan tujuan meminimalkan unsur kekeliruan (error). Pemilihan desain penelitian
ditentukan oleh konsep pengujian yang akan dilakukan peneliti serta keberadaan
data penelitian yang dibutuhkan. Dengan demikian, desain yang menguji hubungan
korelasional akan beda dengan desain penelitian yang menguji hubungan sebab
akibat ataupun ekperimen. Uraian desain penelitian hendaknya di-lengkapi oleh
gambar/skema yang memperlihatkan bagan alir kerja proses penelitian.
Jenis penelitian dalam PTK, biasanya
menganut desain model Kemmis &
McTaggart yang dikembangkan dari konsep dasar menurut Kurt Lewin. Apabila
dicermati, model yang dikemukakan oleh Kemmis & McTaggart pada hakikatnya
berupa suatu perangkat yang terdiri atas empat komponen, yaitu: perencanaan,
tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat kom-ponen tersebut berupa untaian berbentuk
siklus yang dipandang sebagai satu siklus. Oleh karena itu, pengertian siklus pada
PTK adalah suatu putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan,
pengamatan (analisis dan observasi termasuk di dalamnya), dan refleksi. Jumlah siklus
sangat bergantung kepada hasil refleksi dan permasalahan yang perlu
diselesaikan serta tingkat keberhasilan atau kegagalan dalam siklus sebelumnya.
Berlanjut tidaknya siklus ditentukan oleh tingkat ketercapaian indikator yang
ditetapkan baik Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan Kriteria Ketuntasan Minimal
Klasikal atau kelas (KKL). KKM dinyatakan dalam angka satuan, KKL dinyatakan
dalam persen. Target dalam PTK bukan tuntas materi, tetapi tuntas pemahaman
yang ditandai dengan ketercapaian KKM dan KKL. Jumlah siklus dalam PTK bukan ditentukan
oleh penggalan materi atau jumlah pertemuan. PTK biasanya diambil dari permasalahan
dalam satu Kompetensi Dasar (KD). Satu KD dikembangkan ke dalam satu RPP, satu
RPP bisa beberapa pertemuan (bergantung pada keluasan dan ke dalaman materinya,
dalam buku guru kurikulum 2013 jumlah pertemuan dalam satu KD sudah ditentukan),
satu siklus satu RPP. Oleh karena itu, dalam satu siklus bisa beberapa
pertemuan.
5.
Rancangan Pengumpulan
Data
Teknik pengumpulan
data mencakup jenis data yang akan dikumpulkan, alasan pemakaian suatu teknik
pengumpulan data, tatacara yang digunakan dalam mengumpulkan data, serta
ketentu-an pengolahan data yang berhasil
dikumpulkan. Sesuai dengan kebutuhan data penelitian, maka teknik pengumpulan
data yang dapat pilih antara lain: wawancara, angket (questionere), obser-vasi, atau studi dokumen.
Instrumen penelitian
merupakan alat yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dari
sumber data serta harus memenuhi persyaratan keabsahan (validitas) dan
keterandalan (reliabilitas).Validitas instrumen penelitian dapat dipenuhi bila
instrumen (alat) mampu mengukur sesuatu yang seharusnya diukur. Reliabilitas
dapat dipenuhi bila instrumen penelitian mampu menghasilkan data yang stabil
dan konsisten. Jika penelitian menggunakan data primer, maka peneliti harus
menyusun instrumen penelitian berdasarkan hasil uji validitas dan hasil uji
reliabilitas. Jika penelitian menggunakan data sekunder, maka peneliti harus
menelusuri secara historis data sekunder tersebut sehingga memenuhi prinsip
validitas dan reliabilitas.
6.
Pengembangan Instrumen
Penelitian
Instrumen penelitian
adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data. Data diperlukan dalam rangka
menjawab rumusan masalah dan atau pertanyaan-pertanyaan penelitian yang
diajukan di bab I. Rumusan masalah dan pertanyaan-pertanyaan penelitian
merupakan pernyataan yang harus dijawab. Untuk menjawab setiap pertanyaan
penelitian diperlukan adanya data. Untuk memperoleh data perlu alat atau
instrumen.
Karena proses belajar
mengajar merupakan suatu sistem, maka dalam melihat prestasi belajar siswa
tidak hanya dilihat dari sisi outcam-nya,
tetapi harus dilihat secara utuh yakni input
dan prosesnya. Berdasarkan bagan pada bagian pertanyaan penelitian (lihat
penjelasan bab I), maka pengembangan instrumen didasar-kan atas kebutuhan untuk
menjawab pertanyaan input, proses dan
output. Instrumen input termasuk di dalamnnya
adalah instrumen yang terkait penyiapan perangkat pembelajaran misalnya
Silabus, RPP, dan LKS.
Berdasarkan hal
tersebut maka pengembangan instrumen penelitian dalam PTK yang harus disiapkan
meliputi:
a. Pengembangan silabus dan RPP.
Peneliti harus menyusun silabus dan RPP sesuai dengan ketentuan yang berlaku
didasar-kan atas bahan ajar yang akan disampaikan kepada siswa, sintak
pembelajaran, dan sistem evaluasi sesuai dengan metode yang dikembangkan.
b. Menyusun instrumen tes dan nontes. Instrumen tes dikem-bangkan
untuk menjawab pertanyaan input dan output yakni penyiapan perangkat tes
sebelum dan setelah siswa mengikuti pembelajaran (pretes dan postes). Perangkat
tes yang dikem-bangkan bisa lisan atau tulisan, tulisan bisa objektif atau subjektif
(essay). Instrumen nontes adalah
instrumen yang dikembangkan untuk menjawab pertanyaan proses, yakni pertanyaan
tentang bagaimana anak belajar dan bagaimana guru mengajar. Bagaimana anak
belajar dapat dilihat dari sikap dan aktivitasnya, bagaimana guru mengajar dapat
dilihat dari cara guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan metode atau
strategi pembelajaran yang dipilih. Instrumen nontes yang harus dikembangkan untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat berupa angket, lembar observasi,
wawancara, skala sikap atau instrumen nontes lainnya.
Pengembangan instrumen
baik tes maupun nontes terlebih dahulu harus diawali oleh pembuatan kisi-kisi
instrumen, petunjuk penggunaan instrumen, dan tujuan pengembangan instrumen.
Hal tersebut diperlukan untuk melihat tingkat kesukaran, maksud dan tujuan,
cara menggunakan, dan cakupan serta validitas instrumen yang akan dikembangkan
baik dilihat dari sisi isi (konten yang harus dimunculkan), konstruksi, maupun
tujuannya.
7.
Rancangan Analisis
Data
Rancangan analisis
data merupakan rencana yang berkaitan dengan teknik analisis data yang akan peneliti
gunakan. Peng-gunaan suatu teknik analisis data ditentukan oleh desain
penelitian, hipotesis, serta variabel penelitian. Pada penelitian deskriptif yang menggunakan statistika, maka teknik
analisis data dapat melibatkan perhitungan rata-rata (mean), mode, median, simpangan baku, dan lainnya. Pada penelitian
yang bersifat hubungan atau hubungan sebab akibat dapat digunakan teknik
perhitungan data yang difungsikan untuk memprediksi keberadaan data pada
populasi melalui perhitungan data sampel, seperti korelasi, regresi, analisis
diskriminasi, analisis beda, analisis faktor dan sejenisnya. Demikian pula
untuk penelitian yang ber-sifat komparatif, eksperimen, atau PTK menggunakan teknik
analisis data yang sesuai dengan sifat penelitian tersebut.
Bagi peneliti yang
mengumpulkan data jenis ordinal, namun menggunakan statistik parametrik dalam
melakukan analisis data, maka data tersebut harus ditransformasi menjadi data
interval. Bagi penelitian yang menggunakan hipotesis, sebelum mengurai-kan
teknik analisis, terlebih dahulu merumuskan hipotesis peneliti-an menjadi
hipotesis statistik, dan melakukan uji normalitas data.
PTK datanya biasanya
sangat sederhana baik dilihat dari jumlah maupun kompleksitas antarvariabelnya.
Sebetulnya, PTK tidak memerlukan perhitungan statistik yang rumit cukup dengan
persentase. Prestasi belajar siswa sebelum pembelajaran berapa (pretes) dan
setelah pembelajaran dengan menggunakan metode yang dipilih peneliti berapa
(postes) dan bagaimana hubungan antara output
yang dihasilkan dengan data proses pembelajaran (aktivitas guru mengajar serta
aktivitas dan sikap siswa dalam belajar) dengan prestasi belajar siswa. Apakah
ada korelasinya atau tidak?
8.
Indikator Keberhasilan
Kualitas sebuah lembaga pendidikan
tercermin dari kualitas proses pembelajarannya. Untuk itu kriteria mutu dan
keberhasilan pembelajaran harus dibuat secara rinci sehingga benar-benar dapat
diukur dan diamati. Kejelasan kriteria dan indikator keberhasilan pembelajaran
akan memperjelas target dalam setiap tahapan pembelajaran.
Kriteria keberhasilan
adalah ukuran tingkat pencapaian prestasi belajar yang mengacu pada kompetensi
dasar dan standar kompetensi yang ditetapkan yang mencirikan penguasaan konsep
atau keterampilan yang dapat diamati dan diukur. Secara umum, kriteria
keberhasilan pembelajaran adalah: 1) keberhasilan peserta didik menyelesaikan
serangkaian tes, baik pengetahuan, maupun keterampilan; (2) setiap keberhasilan
tersebut dihubungkan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
mengacu kepada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan Kriteria Ketuntasan Ideal atau
Kelas minimal (KKI/KKL). Indikator adalah acuan untuk menentukan keberhasilan peserta
didik dalam menguasai kompetensi yang
ditargetkan. Untuk mengumpulkan informasi ketercapaian suatu indikator,
dilakukan penilaian sewaktu pembelajaran sedang berlangsung atau sesudahnya.
Pada bagian ini,
peneliti menetapkan kriteria keberhasilan dalam melaksanakan tindakan yakni KKM
dan KKI/KKL. Penetapan KKM dan KKI/KKL ditentukan dengan memperhati-kan
keluasan dan kedalaman materi, mudah dan
sukarnya materi, sarana dan prasarana pendukung, kemampuan guru dalam
menyampaikan materi dll. Misalnya guru dalam PTK menetapkan KKM nya adalah 75
dan KKI/KKL nya adalah 90%. Artinya, PTK dikatakan berhasil, jika siswa dalam
satu kelas (yang menjadi subjek penelitian) yang mendapat nilai minimal 75,
jumlahnya minimal mencapai 90%.
4) Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab IV terdiri dari deskripsi profil subjek
dan objek (responden) penelitian, serta hasil penelitian dan pembahasan hasil
penelitian. Secara rinci bagian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.
Profil Subjek dan
Objek Penelitian
a.
Profil Subjek
Penelitian
Bagian ini melaporkan
karakteristik dan kondisi lokasi penelitian (bila penelitian lapangan) yang
dilengkapi oleh proporsi kondisi subjek penelitian. Untuk memudahkan pemahaman
maka profil subjek dapat dilengkapi oleh tabel atau gambar yang sesuai dengan
kebutuhan laporan kondisi subjek penelitian.
b.
Profil Objek
Penelitian
Profil objek
penelitian berisi kondisi dari responden yang menjadi sampel penelitian. Pada
bagian ini dilaporkan komposisi responden menurut jenis kelamin, usia, tingkat
pendidikan, dan lainnya yang memperlihatkan keberadaan dan kekhasan responden
yang menjadi objek penelitian. Profil sebaiknya dilengkapi dengan gambar yang
memperlihatkan komposisi masing-masing aspek sampel sehingga mempermudah
pemahaman pembaca terhadap profil responden.
2.
Hasil Penelitian dan
Pembahasan
a. Hasil Penelitian
Esensi dari bagian ini adalah uraian
tentang data yang terkumpul, hasil pengolahan data, serta analisis terhadap
kondisi hasil pengolahan data. Uraian hasil penelitian pada dasarnya merupakan
jawaban terhadap rumusan masalah, pertanyaan-pertanyaan penelitian dan
hipotesis penelitian yang diajukan pada bab I. Kemudian, hasil penelitian
tersebut dijelaskan secara rinci dan lengkap, baik data kuantitatif maupun data
kualitatif. Penyajiannya dapat berupa tabel, bagan, gambar atau paparan
deskriptif. Pada bagian ini dapat juga diawali dengan pelaporan hasil uji
instrumen (uji validitas dan uji reliabilitas), untuk kemudian diikuti dengan
jawaban untuk setiap rumusan masalah dan pertanyaan-pertanyaan penelitian
sebagaimana ada pada bab I.
Hasil penelitian dalam PTK penyajiannya diuraikan
dalam setiap siklus, yang diawali oleh hasil uji instrument (terutama instrumen
berupa tes) sebagai berikut.
1) Hasil Uji Instrumen
2) Hasil Implementasi atau Tindakan dalam Setiap Siklus
a) Siklus I
1. Prestasi Belajar Siswa
sebelum Pembelajaran
2.
Pelaksanaan
Pembelajaran pada Siklus I
(Dijealaskan
hasil mulai tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan analisis)
sampai pada refleksi).
a.
Sikap/Respons
Siswa Selama Pembelajaran
b.
Aktivitas
Siswa Selama Pembelajaran
c.
Proses
Pembelajaran yang Dilaksanakan Guru
3.
Prestasi
Belajar Siswa setelah Pembelajaran pada Siklus I (sekaligus refleksi siklus 1)
4.
Refleksi
Hasil Pelaksanaan Siklus I
b) Siklus II
1. Prestasi Belajar Siswa pada Siklus I
2. Pelaksanaan
Pembelajaran pada Siklus II
(Dijelaskan hasil mulai tahapan
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan analisis) sampai pada
refleksi) yang kesemuanya merupakan perbaikan dari siklus sebelumnya.
a.
Sikap/Respons
Siswa Selama Pembelajaran
b.
Aktivitas
Siswa Selama Pembelajaran
c.
Proses
Pembelajaran yang Dilaksanakan Guru
3.
Prestasi
Belajar Siswa setelah Pembelajaran pada Siklus II (Skaligus refleksi siklus II)
4.
Refleksi
Hasil Pelaksanaan Siklus II
Dst.
b. Pembahasan
Pembahasan adalah kegiatan mendeskripsikan
secara cermat (analitis dan sintetis) tentang apa, mengapa dan bagaimana atas
data, fakta dan fenomena yang berhasil diteliti atau diamati selama
melak-sanakan penelitian. Pembahasan dalam penelitian pada hakikatnya adalah
membandingkan antara fakta, data, dan fenomena yang terjadi atau yang ditemukan
di lokasi penelitian dengan landasan-landasan teori yang dikembangkan pada bab
II (tinjauan teori). Pembahasan yang berkaitan dengan hasil uji hipotesis
paling sedikit memperlihatkan faktor-faktor yang ber-kaitan atau memengaruhi
variabel independen disertai dengan pembahasan berbentuk analisis hasil
pemikiran peneliti.
Berikut ini disajikan beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam melakukan pembahasan hasil penelitian.
(1)
Penyajiannya
sesuai dengan sistematika yang diajukan dalam pertanyaan penelitian (contoh
pertanyaan penelitian di bab I ada 5, maka hasilnya di bab IV juga ada 5 dan
dibahas secara berurutan juga 5), yakni meliputi:
1.
Prestasi
Belajar Siswa Sebelum pada Siklus I dan II
2.
Sikap/Respons
Siswa Selama Pembelajaran
3.
Aktivitas
Siswa Selama Pembelajaran
4.
Proses
Pembelajaran yang Dilaksanakan Guru
5.
Prestasi
Belajar Siswa setelah Pembelajaran
(2)
Setiap
butir di atas (1-5) kemudian dibahas
berbasis rujukan yang sumbernya diambil dari bab II. Teknik penyajiannya: 1)
deskripsikan terlebih dahulu hasil penelitian yang telah disajikan pada bagian a di atas, dirujuk bagian-bagian
pentingnya saja. 2) deskripsikan beberapa jastifikasi baik mendukung atau
menolak terhadap hasil yang diperoleh dari berbagai sudut pandang teoritisnya
(minimal 5
rujukan) yang bersumber dari bab II, dan 3) ulasan dan kesimpulan yang
merupakan hasil telaah analisis dan simpulan yang diambil peneliti.
(3)
Hindari
penyajian dalam bentuk point per point, tetapi uraikan dan beri ulasan
sehingga ide dan gagasan orisinalitas penulis masuk di dalamnya.
(4)
Temuan
hasil penelitian diuraikan secara terbuka dilengkapi dengan penyebab kondisi
temuan tersebut dan berbasis rujukan.
(5)
Suatu
data atau fenomena yang berhasil ditemukan di lokasi penelitian sekurang-kurangnya
dibahas berdasarkan empat rujukan atau sumber pustaka (diambil dari bab II).
(6)
Jika
suatu data atau fenomena hasil temuan penelitian belum didukung oleh landasan
teori yang memadai, ini berarti bab II kita masih dianggap lemah/kurang
sehingga perlu ditambah lagi.
5)
Bab V: Kesimpulan,
Saran dan Rekomendasi
Kesimpulan, merupakan kondisi hasil penelitian yang merupakan jawaban terhadap
tujuan penelitian. Oleh karena itu, pada bagian kesimpulan disajikan pemaknaan
peneliti terhadap semua hasil penelitian dan analisis. Penulisan kesimpulan
dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu cara dari dua cara berikut, yaitu
kesimpulan butir demi butir, atau dengan cara esai padat. Sebagai saran, untuk
memudahkan penulisan kesimpulan, maka butir kesimpulan dirumuskan sebanyak
butir-butir sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diajukan.
Alasan-nya untuk menjaga konsistensi terhadap pokok permasalahan yang diajukan,
instrumen yang disiapkan, hasil penelitian yang diper-oleh, dan ulasan
pembahasan yang dilakukan peneliti. Dengan kata lain, jika pertanyaan
penelitian dan rumusan masalah, hasil penelitian dan pembahasannya juga ada 5,
maka kesimpulannya juga ada 5 (konsisten).
Saran,
dirumuskan dari hasil refleksi selama peneliti melaksanakan kegiatan
penelitian (perencanaan, pelaksanaan dan penulisan laporan). Dari hasil
refleksi akan diperoleh kelemahan-kelemahan selama peneliti melaksanakan
kegiatan penelitian, sehingga mungkin kelemahan tersebut menyebabkan biasnya
hasil penelitian yang diperoleh. Pada bagian ini, peneliti dituntut untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang dimungkinkan menyebabkan biasnya hasil
penelitian. Berdasarkan hal tersebut, kemudian peneliti memberikan saran
sekaligus rekomendasi kepada berbagai pihak terkait yang dianggap perlu. Para
pembuat kebijakan, pengguna, atau kepada peneliti berikutnya tentang tindak
lanjut ataupun masukan hasil penelitian. Saran ditulis
setelah kesimpulan.
Rekomendasi dalam penelitian adalah
memberitahukan dan atau menganjurkan kepada seseorang, lembaga atau badan untuk
melakukan tindakan dan/atau perbaikan atas hasil penelitian yang dianggap
memiliki nilai positif/unggul dalam melakukan atau menyelesaikan suatu
permasalahan.
Rekomendasi dideskripsikan dalam bahasa
yang jelas dan lugas baik isi rekomendasi maupun sasaran pihak-pihak yang
ditunjuknya. Penyajiannya dalam bentuk point
per point.
******
BAB
3
KEASLIAN,
PLAGIARISME, DAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HaKI)
A. Keaslian
(Orisinalitas)
Keaslian sangat penting dalam menuliskan
karya ilmiah, khususnya skripsi, tesis atau disertasi. Menurut Muray (2002:59)
karya ilmiah dinilai asli (orisinal) jika memenuhi kriteria: 1) Penulis
menyatakan sesuatu yang belum dinyatakan sebelumnya; 2) Penulis secara empiris
membuat hasil karya yang belum pernah dikerjakan sebelumnya; 3) Penulis mensintesis
sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya; 4) Penulis membuat inter-pretasi
baru dari gagasan atau hasil karya orang lain; 5) Penulis melakukan ceramah di
negaranya yang sudah dilakukan orang di negara lain; 6) Penulis mengambil
teknik yang ada dan mengaplikasikan-nya di area yang baru; 7) Penulis melakukan
penelitian dalam berbagai disiplin ilmu dengan metodologi yang berbeda; 8) Penulis
melakukan penelitian dengan topik yang belum diteliti orang lain dalam bidang
yang ditekuninya; 9) Penulis melakukan pengujian pengetahuan yang ada dengan
cara orisinal; 10) Penulis menambahkan pengetahuan dengan cara yang belum
pernah dilakukan sebelumnya; 11) Penulis menuliskan informasi baru untuk
pertama kalinya; 12) Penulis memberikan eksposisi yang berbeda terhadap gagasan
orang lain; dan 13) Penulis melanjutkan suatu karya yang asli.
B.
Plagiarisme
Menurut
Permendiknas nomor 17 tahun 2010 tentang Pen-cegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi, bahwa plagiat adalah perbuatan
secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh
kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau
seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya
ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai. Plagiator adalah orang,
perseorangan atau kelompok orang pelaku plagiat, masing-masing bertindak untuk
diri sendiri, untuk kelompok atau untuk dan atas nama suatu badan.
Selanjutnya menurut Permendiknas nomor 17
tahun 2010, plagiat meliputi tetapi tidak terbatas pada: a) mengacu dan/atau
mengutip istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data dan/atau infor-masi dari
suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan/atau tanpa
menyatakan sumber secara memadai; b) mengacu dan/atau mengutip secara acak
istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data dan/atau informasi dari suatu sumber
tanpa menye-butkan sumber dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan
sumber secara memadai; c) menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau
teori tanpa menyatakan sumber secara memadai; d) merumuskan dengan kata-kata
dan/atau kalimat sendiri dari sumber kata-kata dan/atau kalimat, gagasan,
pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai; e)
menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah dipublikasikan
oleh pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan sumber secara
memadai.
Selain yang dikemukakan di atas, Sukyadi
(2012:2) me-nyatakan bahwa plagiarisme dapat pula berupa tindakan: 1) membeli,
meminjam, atau menggunakan makalah, artikel, skripsi, tesis, dan disertasi
karya orang lain atas nama plagiator, 2) meminta orang lain untuk mengerjakan
esei, makalah, skripsi, tesis, disertasi atau karya lainnya untuk kepentingan
plagiator, 3) menggunakan satu atau lebih karya orang lain dengan cara meng-ambil
sebagian besar teks hanya dengan mengaitkannya satu sama lain dengan sedikit
kata-kata dari plagiator, 4) menggunakan sebuah tugas untuk tugas mata kuliah
yang lain, 5) mengambil pikiran atau pendapat orang lain yang dirujuk dalam
sebuah makalah, artikel, skripsi, tesis, disertasi, walaupun dengan memasukan
semua rujukan yang ada di dalam karya-karya tersebut, dan 6) menggunakan
kritikan atau pendapat orang lain dan menganggapnya sebagai pendapat atau
kritikan plagiator.
C. Pencegahan
Plagiat
Cara menghindari plagiarisme, menurut Roig
(dalam Sukyadi, 2012 sebagai berikut: 1) Selalu
menuliskan sumber rujukan setiap kontribusi, pendapat, gagasan atau pemikiran
orang lain; 2) Setiap teks yang disalin seperti aslinya harus dituliskan dalam
tanda kutip; 3) Selalu menuliskan sumber rujukan setiap sumber yang digunakan,
baik dengan memarafrase, meringkas, maupun memasukkannya ke dalam kutipan; 4) Jika
meringkas, bahan yang penting dipadatkan dengan menggunakan bahasa sendiri
dalam bentuk paragraf pendek atau kalimat; 5) Jika meringkas atau memarafrase,
sumber informasi harus tetap di-ketahui; 6) Jika memarafrase dan/atau
meringkas, makna yang sama dengan fakta atau gagasan penulis harus dihasilkan
meng-gunakan kata-kata atau kalimat sendiri; 7) Supaya menghasilkan perubahan
yang penting dari teks asli menggunakan parafrase yang benar, pemahaman yang
memadai harus dimiliki atas gagasan dan peristilahan yang digunakan; 8) Penulis
memiliki tanggung jawab atas pembacanya dan penulis lain yang gagasan-nya
dipakai, menghormati gagasan dan kata-kata orang lain dengan cara menuliskan
rujukannya, serta menggunakan kata-kata sendiri ketika melakukan parafrase; 9) Jika
meragukan sebuah konsep atau fakta merupakan pengetahuan umum atau bukan, harus
mencantumkan sumber rujukan; 10) Penulis yang mengirim-kan naskah yang berisi
data, pembahasan, kesimpulan, dll. yang telah disebarluaskan sebelumnya harus
secara jelas menunjukkan kepada editor dan pembaca bentuk penyebarluasan yang
telah dilakukan; 11) Jika meneliti sejumlah variabel yang kompleks dan dianggap
sebagai satu kesatuan, seorang peneliti harus memubli-kasikannya ke dalam satu
artikel saja. Jika akan diterbitkan ke dalam lebih dari satu artikel, penulis
harus mengemukakan tulisan lain (baik yang dipublikasikan atau tidak) yang
mungkin merupa-kan bagian dari artikel yang sedang siapkan; 12) Karena beberapa
contoh plagiarisme, plagiarisme karya sendiri, dan beberapa prak-tik penulisan
yang mungkin dapat diterima (misalnya, melakukan parafrase atau menuliskan
kata-kata kunci dalam jumlah yang cukup besar dari sebuah buku) dapat melanggar
hak cipta, penulis sangat disarankan untuk mengenali dasar-dasar undang-undang
hak cipta; 13) Penulis harus menghindari upaya menggunakan kembali tulisan
sendiri yang telah diterbitkan sebelumnya kecuali disertai pencantuman rujukan
dan parafrase; 14) Penulis disaran-kan untuk mengecek ulang kutipan yang
dibuatnya, serta memasti-kan bahwa kutipan yang ada di dalam teks sejalan dengan
referensi yang ada dalam pustaka acuan dan setiap rujukan yang ada di dalam
pustaka acuan tercantum di dalam teks. Pastikan pula bahwa tidak ada
kesalahan elemen kutipan seperti nama penulis, volume dan nomor jurnal,
halaman, tahun dan elemen lainnya. Selain itu, harus dipastikan pula agar
perujukan diberikan kepada penulis yang pertama menyajikan persoalan yang
dibicarakan; 15) Referensi yang disajikan harus benar-benar relevan dengan
materi yang dibahas. Tidak dibenarkan mencantumkan rujukan hanya untuk
memanipulasi impact factor dari sebuah artikel; 16) Penulis senantiasa
berusaha memperoleh bahan rujukan yang telah di publikasikan. Jika tak
tersedia, penulis harus mengutip versi rinci dari artikel itu, apakah berbentuk
presentasi konferensi, abstrak atau naskah yang tidak dipublikasikan; 17) Ketika
mendeskripsi-kan karya orang lain, jangan mengandalkan ringkasan sekunder
karena merupakan praktik penipuan, merefleksikan standar akademik yang rendah
serta dapat menimbulkan kesalahan dalam mendeskripsikan karya yang dimaksud; 18)
Ketika mengutip begitu banyak dari sebuah sumber, penulis harus membuat jelas
mana gagasan sendiri dan mana gagasan atau pikiran orang lain; 19) Penulis
berkewajiban menyampaikan bukti-bukti atau pendapat yang bertentangan dengan pandangannya.
Gagasan atau pendapat yang digunakan untuk mendukung pendapat penulis secara
metodologis harus benar. Bila ada kajian atau data pen-dukung yang memiliki
keterbatasan metodologi, statistik, atau lainnya, kekurangan itu harus
dikemukakan kepada pembaca; 20) Penulis berkewajiban melaporkan semua aspek
yang berkaitan dengan penelitian yang dapat mempengaruhi replikasi ulang kajian
tersebut; 21) Peneliti memiliki
kewajiban etis untuk melaporkan hasil penelitiannya berdasarkan rencana yang
telah ditetapkan. Setiap manipulasi setelah penelitian dilakukan yang dapat
mengubah hasil yang diperoleh sebelumnya, seperti penghilangan outliers atau pengubahan analisis
statistik harus digambarkan secara jelas disertai dengan alasannya; 22) Penentuan
kepenulisan harus dibicarakan sebelum penelitian bersama dilakukan dan harus
berdasarkan pedoman yang ditetapkan; 23) Hanya pihak yang telah memberikan
kontribusi signifikan atas penelitian yang namanya berhak dicantumkan sebagai
penulis; 24) Penentuan kepenulisan untuk artikel hasil penelitian bersama
antara dosen dan mahasiswa dilakukan berdasarkan kesepakatan. Dosen yang tidak
memberikan kontribusi signifikan tidak berhak dicantumkan namanya dalam tulisan
mahasiswa; 25) Praktek meminta pihak lain untuk menuliskan sebuah karya baik
berupa skripsi, tesis, disertasi atau artikel penelitian tidak dapat diterima;
26) Penulis harus menyadari kemungkinan adanya konflik kepentingan dalam
penelitiannya dan harus berusaha mengemukakan kondisi yang dapat menimbulkan
atau berpotensi untuk menimbulkan adanya konflik kepentingan.
D. Perlindungan
Hak KekayaanIntelektual (HaKI)
Penyusunan
Skripsi: 1) Mahasiswa dilarang keras
melaku-kan penyalinan skripsi orang lain (Copy
Paste), baik sebagian maupun secara keseluruhan. 2) Pelanggaran terhadap point (1) berdampak kepada pemberian
sanksi akademis.
Publikasi:
1) Jika keseluruhan atau sebagian
skripsi diter-bitkan sebagai artikel surat kabar, buku atau makalah ilmiah,
maka nama mahasiswa dicantumkan sebagai pengarang pertama, Pem-bimbing I
sebagai pengarang kedua, dan Pembimbing II sebagai pengarang ketiga. 2) Jika
Pembimbing I, mengolah dan menyem-purnakan skripsi secara berbeda, lebih luas
dan mendalam menjadi sebuah buku, artikel atau makalah ilmiah dalam majalah,
seminar, simposium, atau kongres, maka nama mahasiswa dicantumkan sebagai
pengarang kedua dan Pembimbing II sebagai pengarang ketiga. 3) Jika Pembimbing
II yang memodifikasi skripsi, maka nama mahasiswa dicantumkan sebagai pengarang
kedua dan Pembimbing I sebagai pengarang ketiga. 4) Pemanfaatan atau
memodifikasi skripsi harus mendapat izin dari mahasiswa yang dibuktikan dengan
surat pernyataan tertulis di atas kertas bermaterai secukupnya dan diketahui
oleh Dekan. 5) Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan di atas diberikan sanksi
berdasarkan pedoman Kode Etik Dosen.
*****
BAB 4
KETENTUAN
PENULISAN
A. Bahan dan Teknik
Pengetikan
1.
Kertas
a.
Kertas
yang digunakan adalah kertas HVS 70 mg (selama untuk proses bimbingan sampai
sidang) untuk skripsi yang sudah disidangkan dan sudah direvisi hasil dari
masukan-masukan selama sidang (jika ada) dengan kertas HVS 80 mg dengan ukuran
A4 (21,0 cm x 29,7 cm).
b.
Sampul
(kulit luar) skripsi sebelum ujian sidang mengguna-kan soft cover dari
bahan plastik transparan dan dilakban.
Setelah melakukan revisi hasil ujian sidang dan dinyatakan lulus, maka sampul
(kulit luar) menggunakan hard cover dengan warna hijau muda.
c.
Pembatas
antara bab yang satu dengan bab lainnya pada skripsi menggunakan pembatas
kertas doorslag warna hijau muda berlogo Universitas Pasundan.
2.
Jenis
Huruf
a.
Naskah
seluruhnya menggunakan jenis huruf Times New Roman dengan ukuran font 12, kecuali judul bab dengan ukuran
font 14. Untuk isi table, baik jenis
huruf maupun font bisa berbeda
(disesuaikan dengan kondisi tabel), mungkin diperlukan font yang sangat kecil dengan jenis huruf yang padat).
b.
Huruf
tebal (bold) digunakan untuk judul
bab, subbab, tabel, gambar, dan lampiran.
c.
Huruf
miring (italic) digunakan pada
istilah/kata dalam bahasa asing.
3.
Marjin
Batas
pengetikan dari tepi kertas untuk naskah skripsi sebagai berikut: a) Tepi atas
4 cm, header 2 cm, b) Tepi bawah 3
cm, footer 2 cm, c) Tepi kiri 4 cm,
dan d) Tepi kanan 3 cm.
4.
Format
a.
Setiap
judul bab dan judul lembaran dimulai halaman baru, diketik dengan huruf kapital
diletakkan di tengah (center) bagian
atas halaman.
b.
Subbab
diketik tebal di pinggir sisi kiri halaman meng-gunakan huruf kapital pada
setiap awal kata kecuali kata sambung dan tidak diakhiri dengan titik.
c.
Pengetikan
alinea baru dimulai setelah ketukan ketujuh atau mulai pada ketukan delapan.
d.
Tabel
dalam teks disertai nomor tabel, dan judul tabel diketik dengan huruf T kapital
seperti Tabel 2.1, berarti tabel di Bab II dengan nomor urut tabel satu dan
seterusnya, serta penempatannya secara simetris di atas tabel.
e.
Gambar
dalam teks disertai nomor gambar, dan judul gambar diketik dengan huruf G
kapital seperti Gambar 3.1, berarti gambar di Bab III dengan nomor urut gambar
satu dan seterusnya, serta penempatannya secara simetris di bawah gambar.
f.
Penulisan
lambang atau simbol sebaiknya menggunakan fasilitas program perangkat lunak computer,
sedangkan satuan dan singkatan yang digunakan hanya yang lazim dipakai dalam
disiplin ilmu masing-masing seperti: 1000 Celcius (C); kilogram (kg); 12 part per million (ppm); mili liter
(ml); dan sebagainya.
g.
Istilah
asing dalam teks dicetak miring (Italic) misalnya: et. al.; supply; centring;
dan sebagainya.
h.
Setelah
tanda titik, koma, titik koma, titik dua, tanda seru, tanda tanya, diberi jarak
satu ketukan dan sebelumnya tidak perlu diberi spasi.
i.
Penulisan
dalam kurung ( ) harus menyatu dengan huruf yang ada di dalamnya.
5.
Spasi
a.
Jarak
antara baris dalam teks adalah dua spasi, kecuali kalimat judul, subjudul,
subbab, judul tabel, dan judul gambar, serta judul lampiran adalah satu
setengah spasi.
b.
Isi
tabel di samping dapat menggunakan jenis huruf yang berbeda, ukuran font lebih kecil, juga dapat menggunakan
spasi tunggal.
c.
Jarak
antara judul bab dengan teks pertama isi naskah atau antara judul bab dengan
subbab adalah empat spasi.
d.
Abstrak/abstract
ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, diketik
dengan jarak satu spasi; abstract dalam
bahasa Inggris diketik dengan huruf miring (Italic).
e.
Jarak
spasi sumber referensi dalam Daftar Pustaka satu spasi kecuali jarak spasi
antara sumber pustaka (dua spasi).
f.
Jarak
baris pada kata pengantar, daftar isi, dan daftar tabel maupun gambar dua
spasi.
C. Penomoran Halaman
1.
Halaman
Bagian Awal
Bagian awal
skripsi diberi nomor halaman dengan mengguna-kan angka Romawi kecil (i, ii,
iii, dan seterusnya) ditempatkan pada posisi tengah bawah halaman yang dimulai
dari kata pengantar sampai dengan halaman daftar isi.
2.
Halaman
Utama
Penomoran
mulai dari Bab I Pendahuluan sampai dengan Daftar Pustaka menggunakan angka
Arab (1, 2, 3, dst.) dan setiap nomor pada judul bab ditulis pada bagian tengah
bawah (footer). Halaman berikutnya
diletakkan pada sudut kanan atas (header).
3.
Halaman
Bagian Akhir
Penomoran
pada bagian akhir skripsi mulai dari Lampiran sampai dengan Riwayat Hidup
menggunakan angka Arab yang diketik pada marjin bawah persis di tengah-tengah
dengan jarak dua centimeter dari marjin bawah teks, dan halaman selanjut-nya
diketik sebelah kanan atas dengan jarak tiga spasi dari pinggir atas (baris
pertama teks) lurus dengan marjin kanan teks.
D. Kutipan
Pengutipan
adalah cara menuliskan teks kutipan dari sumber bacaan ke dalam teks naskah
yang sedang ditulis. Tata cara pengutipan mengacu kepada Publication Manual
of the American Psychological Association, edisi ke-6.Terdapat dua tipe pengutipan yaitu kutipan langsung (sesuai dengan
aslinya) atau tidak langsung (idenya sama, tetapi dikemukakan dengan ungkap-an
yang berbeda). Kutipan langsung yang kurang dari empat baris atau lebih atau
empat puluh kata diintegrasikan dengan naskah, sedangkan kutipan yang terdiri
dari empat baris atau lebih ditulis pada baris tersendiri. Seperti dilihat
dalam contoh.
1. Kutipan Langsung
Kurang dari Empat Puluh Kata/Kurang dari Empat Baris
Kutipan langsung yang berisi kurang dari empat puluh
kata/kurang dari empat baris ditulis di antara tanda kutip (“…”) sebagai bagian
yang terpadu dalam teks utama bersama dengan nama penulis, tahun, dan nomor
halaman. Nama penulis dapat ditulis secara terpadu dalam teks atau menjadi satu
dengan tahun dan nomor halaman di dalam tanda kurung. Jika yang dikutip dalam
bahasa asing maka harus ditulis miring.
Contoh:
Kelly (1955, h.
43) mengatakan,“The universe is real; it is happening all the time,and
interrelation with the world is necessary for the construction of totally
newknowledge”.
Nama
penulis disebut bersama dengan tahun penerbitan dan nomor halaman.
Contoh:
Lebih lanjut mereka mengatakan, “People’s personally constructed ideas are
constrained or modified by these externally developed social schemata”
(Lyddonand McLaughlin, 1992, h. 95).
2. Kutipan Langsung Empat
Puluh Kata atau Lebih
Kutipan langsung yang terdiri atas empat puluh kata
atau lebih ditulis tanpa tanda kutip secara terpisahdari teks yang mendahului;
ditulis tujuh ketukan dari garis tepi sebelah kiri dankanan, dan diketik dengan
spasi tunggal. Nomor halaman juga harus dituliskan.
Contoh:
Tall (2008, h. 5) menarik kesimpulan dari
penelitiannya sebagai berikut:
The proposed theory of conceptual
embodiment, procep-tual symbolism andaxiomatic formalism offers a rich
framework in which to interpret mathematicallearning and thinking at all levels
from the earliest pre-school mathematicsthrough to mathematical research, and,
in particular, in the transition from schoolto undergraduate mathematics.
3. Kutipan yang Sebagian
Dihilangkan
Apabila dalam mengutip langsung ada beberapa kata
dalam kalimat yang ingin dibuang, maka kata-kata yang dibuang diganti dengan tiga titik (…).
Contoh:
“Knowledge
and interpretation cannot be given to students… Students do notaccept knowledge
from outside because it was never there in the first place”(Cobb, dkk., 1999, h. 5).
Jika ada
kalimat yang dibuang di bagian akhir, maka kalimat yang dibuang diganti dengan
empat titik (….)
Contoh:
“Gerak
manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan koordinasi antara mata, tangan,
atau bagian tubuh lain….. yang termasuk gerak manipulatif antara lain adalah
menangkap bola, menendang bola, dan menggambar,…. (Asim,1995, h. 315).
4. Cara Mengacu Kutipan
Tidak Langsung
Kutipan
yang ditulis secara tidak langsung atau dikemuka-kan dengan bahasa penulis
sendiri ditulis terpadu dalam teks dan dahului dengan kata bahwa. Nama penulis bahan
kutipan dapat ditulis terpadu dalam teks, atau disebut dalam kurung bersama
tahun terbitnya. Nomor halaman sumber kutipan harus dituliskan.
Nama penulis disebut terpadu dalam teks.
Contoh:
Lerman (1989, h.
72) mengatakan bahwa konstruktivisme mempunyai dua hipotesis, yaitu: (1)
pengetahuan dikonstruksi secara aktif oleh individu; dan (2) menjadi tahu
adalah suatu proses adaptasi, yaitu suatu proses dimana individu mengorgani-sasikan
pengalamannya dengan alam sekitar yang kemudian menjadi suatu konsep.
Nama penulis disebut dalam kurung bersama tahun terbit dan halaman
Contoh:
Bahwa pada
prinsipnya konstruktivisme ini sangat bertentangan dengan prinsip objektivisme
yang memandang bahwa pengetahu-an itu ada dalam pikiran individu karena secara ekternal,
penge-tahuan itu memang ada dalam dunia nyata (Duffy & Jonassen, 1992, h.
44).
E. Daftar Pustaka
Ketentuan
dalam penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut.
1.
Daftar
pustaka disusun secara alfabetis. Yang diperhatikan tidak hanya huruf
terdepannya, tetapi juga huruf kedua dan seterusnya.
2.
Tuliskan
nama pengarang, tahun penerbitan dalam tanda kurung, judul karangan atau buku,
kota penerbitan dan nama penerbit.
3.
Daftar
pustaka diketik satu spasi dan jarak antara masing-masing pustaka adalah dua
spasi.
4.
Huruf
pertama dari baris pertama masing-masing pustaka diketik tepat pada garis tepi
kiri tanpa ketukan (indensi) dan baris berikutnya digunakan indensi tujuh karakter.
5.
Apabila
nama pengarang sama dan judul berbeda, maka nama pengarang dituliskan kembali.
Penulisannya dimulai dari tahun terbit dari yang paling terdahulu.
6.
Penulisan
nama pengarang diawali dengan nama keluarga termasuk penulisan nama pengarang
kedua dan ketiga.
7.
Judul
sumber ditulis dengan dicetak miring.
8.
Jumlah sumber acuan yang disebut atau yang dikutip dalam teks
harus sama persis dengan jumlah sumber acuan yang ada dalam daftar rujukan.
9.
Tidak
diperkenankan mencantumkan sumber referensi yang tidak pernah dibaca.
F. Ketentuan Penulisan
Rujukan Berdasarkan Jenis Rujukan
1.
Apabila sumber rujukan berupa artikel dalam jurnal ilmiah, ditulis
mengikuti urutan: nama penulis. tahun (dalam tanda kurung). judul artikel
(diapit tanda kutip). nama jurnal (ditulis miring). Volume (nomor): halaman.
Ditulis dalam spasi tunggal.
Contoh:
Abdullah, S & Adilah, S. (2008). “The Effects of
Inquiry-Based Computer Simulation with Cooperative Learning on Scientific
Thinking and Conceptual Understanding of Gas Laws”. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education.
4 (4): 387-398.
2.
Apabila sumber rujukan berupa buku teks, ditulis mengikuti urutan: nama penulis. tahun
(dalam tanda kurung). judul buku (dicetak miring) volume (jika ada). edisi
(jika ada). kota penerbit: nama penerbit.
Contoh:
Adisyahputra, M.S, Ernawati, &
Zachrias, A.H. (1992). Strategi Belajar
Mengajar IPA. Jakarta: Departemen Pendidi-kan dan Kebudayaan.
Sukmadinata, NS. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Rosda Karya.
3.
Jika ada beberapa buku yang dijadikan sumber ditulis oleh
pengarang yang sama dan diterbitkan pada tahun yang sama pula, data tahun
penerbitan diiringi dengan lambang a, b, c.
Contoh:
Fullan, M.G. (1998a). Successful School
Improvement. Buckingham: Open UniversityPress.
Fullan, M.G. (1998b). What’s Worth
Fighting for in the Principalship: Strategies forTaking Change in the
Elementary School Principalship. Toronto: Ontario Publicschool Teachers’
Federation.
4.
Apabila sumber rujukan berupa buku terjemahan ditulis mengikuti urutan: nama penulis
asli. tahun buku terjemahan. judul buku terjemahan (judul buku ditulis miring).
volume (jika ada). edisi (jika ada). terjemahan. kota penerbit: nama penerbit.
Contoh:
Robinson, T. (1995). Kandungan Organik
Tumbuhan Tinggi. Edisi 6. Terjemahan K.Padmawinata. Bandung: ITB Press.
5.
Apabila sumber rujukan berupa artikel dalam buku kumpulan artikel ditulis mengikuti urutan: nama
penulis artikel. tahun. judul artikel (diapit tanda kutip). judul buku (judul
buku ditulis miring). volume (jika ada). edisi
(jika ada). kota penerbit: nama penerbit.
Contoh:
Ancok, D. (1999). “Validitas dan
Reliabilitas Instrumen Penelitian”. Metode Penelitian Survey. Hlm.
55-70. Jakarta: LP3ES.
Linz, J. & Stephan, A. (2001). “Some
Thought on Decentrali-zation, Devolution and the Many Varieties of Federal
Arrangements”. Crafting Indonesian Democracy. Hlm.: 230-250. Bandung:
Penerbit Mizan.
6.
Rujukan dari buku yang ada editornya. Cara penulisannya seperti
menulis rujukan dari buku ditambah dengan (Ed.) jika ada satu editor, dan
(Eds.) jika ada lebih dari satu editor.
Contoh:
Letheridge, S. & Cannon, C.R. (Eds.).
(1980). Bilingual Education: Teaching Englishas a Second Language. New
York: Praeger.
Aminuddin (Ed.). (1990). Pengembangan
Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasadan Sastra. Malang: HISKI
Komisariat Malang dan YA3.
7.
Rujukan dari karya dalam buku kumpulan karya (ada editornya) cara
penulisannya mengikuti urutan sebagai berikut: nama penulis karya atau artikel.
tahun. judul artikel. nama editor. judul buku ditambah nomor halaman. volume
(jika ada). edisi (jika ada). kota penerbit: nama penerbit (Judul buku dicetak
miring).
Contoh:
Duffy, T. & Jonassen, D.H. (1992).
Constructivism: New Implications for InstructionalTechnology. Dalam T.M. Duffy
& D.H. Jonassen (Eds.). Constructivism andthe Technology of Instruction:
A Conversation. Hlm. 1-16. Hillsdale, New Jersey: Lawrence Erlbaum
Associate.
8.
Apabila sumber pustaka berupa buku yang
penyuntingnya sebagai lembaga, penulisannya seperti contoh berikut.
Contoh
Depdiknas. (2006). Mata
Pelajaran Fisika untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Ibtidaiyah (MI).
Jakarta: Depdiknas.
9.
Apabila sumber pustaka berupa artikel dalam prosiding ditulis mengikuti urutan: nama
penulis. tahun. judul naskah seminar. judul prosiding. tempat penyelenggaraan
seminar. waktu penyelenggaraan (judul artikel dicetak miring).
Contoh:
Rahayu, E.S. (2001). Potensi Alelopati
Lima Kultivar Padi Terhadap Gulma Pesaingnya.Prosiding Konferensi Nasional
XV Himpunan Ilmu Gulma Indonesia (Buku1). Surakarta 17-19 Juli 2001
10. Apabila
sumber pustaka berupa karya ilmiah yang
tidak dipublikasikan (misal: skripsi, tesis, disertasi, atau
laporan penelitian), ditulis mengikuti urutan: nama penulis. tahun. judul
laporan penelitian. nama proyek penelitian. kota penerbit: instansi
penerbit/lembaga (Judul laporan dicetak miring).
Contoh:
Kaswan. (2004). Peningkatan
Pemahaman Konsep dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa melalui Kegiatan
Laboratorium Berbasis Inkuiri pada Pokok Bahasan Rangkaian Listrik Arus Searah.
Tesis pada SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
11. Apabila
sumber pustaka berupa artikel dalam
surat kabar/ majalah umum, ditulis mengikuti urutan: nama
penulis. tahun. judul artikel (diapit tanda kutip). nama surat kabar/majalah
(dimiringkan). kota, tanggal terbit dan halaman (Judul artikel dicetak miring).
Contoh:
Syamsuddin, A. (2008). “Penemuan Hukum
ataukah Perilaku Chaos”? Kompas.
Jakarta. 4 Januari. Hlm.16
12.
Apabila sumber pustaka berupa artikel jurnal online, ditulis dengan urutan: nama
penulis. tahun. judul artikel (diapit tanda kutip). nama jurnal (dimiringkan). volume
(nomor): halaman.
Contoh:
Ernada, S.E.(2005). “Challenges to the
Modern Concept of Human Rights”. Journal Sosial-Politika. 6 (11): 1-12.
13.
Apabila sumber pustaka berupa artikel online (internet) tanpa tempat terbit dan
penerbit, ditulis mengikuti urutan: nama penulis. tahun. judul artikel. Diunduh
di alamat website tanggal (Judul artikel dicetak miring).
Contoh:
Sukyadi, D. (2012). Panduan Pencegahan
Plagiarisme Universitas Pendidikan Indonesia.
Dikases dari laman web
tanggal 5 April 2013 dari: http://repository.
upi.edu/operator/upload/paps_2012_didi_upaya_pencegahan_plagiarisme.pdf
14.
Rujukan dari karya dalam jurnal dari CD-ROM ditulis mengikuti
urutan: nama penulis. tahun. judul. nama CD ROM. vol: halaman (CD ROM: nama CD
Rom.
Contoh:
Krashen, S., Long, M. & Scarcella,R.
(1979). Age, Rate, and Eventual
Attainment In Second Language Acquisition. TESOL Quarterly. 13: 573-82 (CD
ROM: TESOL Quaarterly-Digital, 1997).
15.
Rujukan berupa makalah yang disajikan dalam seminar, penataran,
atau lokakarya. Cara penilisannya mengikuti: nama penulis. Tanggal, bulan,
tahun. judul tulisan. Keterangan makalah disajikan dalam kegiatan apa dan di
mana.
Contoh:
Setiawan, A. (2006). Pemanfaatan Teknologi Komputer untuk
Pembelajaran Fisika Abad ke-21. UPI-UPSI Joint Internasional Seminar. UPI
8-9 Agustus 2006.
G. Penjelasan Teknik
Penulisan Skripsi
1.
Halaman Sampul
Sampul skripsi dijilid hard cover dengan warna hijau muda. Bagian sampul depan berisikan
hal-hal berikut, dengan ketentuan sebagai berikut.
a.
Nomor Daftar
Nomor daftar ditulis di sudut kanan paling
atas dengan jarak sekurang-kurangnya 3 cm. Kode untuk nomor daftar mencakup
kode program studi, tahun pendaftaran skripsi, dan nomor urut pendaftaran.
Dengan demikian, kode pada nomor daftar untuk tiap program studi ditulis
sebagai berikut.
(a)
Program
Studi PPKN berkode nomor daftar: PKN, tahun pendaftaran skripsi dan nomor urut
pendaftaran.
Contoh: Kode Daftar: PKN.2013.001 yang
berarti skripsi bidang kajian Pendidikan PKN, yang didaftarkan kepada
perpustakaan di tahun 2005 dengan urutan nomor pendaftaran: 001
(b)
Program
Studi Pendidikan Ekonomi-Akuntansi berkode KU. Contoh: AKU.2013.007
(c)
Program
Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah berkode BI. Contoh:
BI.2013.008
(d)
Program
Studi Pendidikan Biologi berkode BIO. Contoh: BIO.2013.011
(e)
Program
Studi Pendidikan Matematika berkode MAT. Contoh: MAT.2013.72
(f)
Program
Studi PGSD berkode PGSD. Contoh: PGSD. 2013.011
Skripsi diberi nomor daftar oleh petugas
administrasi program studi saat mahasiswa mendaftarkan diri mengikuti ujian
sidang sarjana pendidikan.
b.
Judul Skripsi
Judul harus menarik, singkat, spesifik, dan
jelas meng-gambarkan penelitian yang dilakukan. Judul tidak menggunakan kata klise seperti penelitian pendahulu-an,
studi, penelaahan, pengaruh, dan kata kerja pada awal judul. Judul yang
mengguna-kan kata-kata seperti itu masih dapat diterima dalam usulan
penelitian. Namun setelah penelitian selesai, judul dapat diganti bila perlu. Nama latin untuk
makhluk yang sudah umum jangan digunakan dalam judul. Hindari singkat-an yang
tidak perlu.
Judul skripsi ditulis kurang lebih dua
spasi di bawah nomor daftar. Judul dirumuskan semenarik mungkin dengan
ketentuan seperti telah dijelaskan di atas.
c.
Pernyataan Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan skripsi ditulis seperti
contoh di dalam bagian sampul skripsi. Penjelasan tentang kedudukan, bentuk
penulisan, dan keperluan penyusunan yang bersangkutan di dalam sistem
pendidikannya dituliskan dengan jarak empat spasi dari baris terakhir judul.
Penjelasan itu disusun menjadi tiga baris yang masing-masing berjarak dua spasi
diawali dengan huruf kapital, kecuali untuk penulisan istilah/gelar, dan tidak
diakhiri dengan tanda baca.
d.
Nama Penulis dan Nomor
Induk Mahasiswa
Nama penulis harus ditulis lengkap dengan
huruf kapital dan kaidah penulisan yang benar, tidak boleh disingkat. Nomor
mahasiswa ditulis sesuai dengan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) yang merupakan
nomor induk mahasiswa yang tertera pada kartu mahasiswa.
Dengan jarak enam atau delapan spasi ke
bawah, cantumkan kata “oleh” dengan huruf kecil semua dan bukan cetak kursif
(miring) dan tanpa titik dua (:). Nama penulis, keterangan diri yang lain
seperti nomor induk mahasiswa ditulis berurutan ke bawah dengan jarak empat
spasi dari kata oleh. Huruf yang digunakan adalah huruf kapital semua.
Penulisan nama penulis dan keterangan diri yang lain tidak diakhiri dengan
tanda baca apa pun.
e.
Lambang (logo) Unpas
Bentuk lambang atau simbol harus sesuai
dengan bentuk resmi yang digunakan oleh
Universitas Pasundan dengan ukuran garis tengah tanpa kolom (kotak). Lambang
Universitas Pasundan berdia meter maksimal 4 cm ditempatkan empat spasi setelah
penulisan keterangan diri yang lain.
f.
Nama Institusi
Nama prodi, nama fakultas, nama universitas
tidak dising-kat, serta ditulis per baris berturut-turut ke bawah sesuai contoh
pada lampiran. Nama program studi, fakultas, dan universitas ditulis berurutan
ke bawah dengan jarak dua atau empat spasi dari logo Unpas. Huruf yang
digunakan adalah huruf kapital semua dan tidak diakhiri dengan tanda baca apa pun.
g.
Kota/Tempat Institusi
dan Tahun Penulisan Skripsi
Nama tempat ditulis berdasarkan tempat
skripsi dipertahan-kan dalam ujian sidang skripsi, ditempatkan dua spasi di
bawah nama perguruan tinggi, dicantumkan nama kota yang ditulis dengan huruf
kapital semua, tidak diakhiri dengan tanda baca. Tahun penulisan skripsi
ditulis dengan jarak dua spasi di bawah nama kota. Jadi, tulisan tahun
penyusunan skripsi terletak pada baris paling bawah dan tidak memakai tanda
baca apa pun.
Di dalam penempatan tulisan pada kulit luar
dan halaman judul perlu diperhatikan keseimbangan jarak marjin atas, bawah,
kiri, dan kanan. Format penulisan judul untuk kulit luar (sampul) dan halaman
judul ada dua pilihan, yaitu baris-baris sedemikian rupa sehingga setiap baris
terletak di tengah-tengah lebar kertas (contoh terlampir).
2.
Halaman Pernyataan
Orisinalitas
Halaman pernyataan orisinalitas menegaskan
bahwa skripsi/ tugas akhir yang disusun bukan merupakan plagiarisme. Contoh terlampir.
3.
Halaman Pengesahan
Halaman ini memuat judul, nama mahasiswa,
nomor induk mahasiswa, nama jurusan/program studi, nama dan tanda tangan para
pembimbing, nama dan tanda tangan ketua program studi dan dekan.
Halaman pengesahan merupakan halaman yang
disediakan untuk mencantumkan nama-nama pembimbing skripsi, yang
mengesahkan/menyetujui skripsi yang telah disusun. Sebelum dicantumkan
nama-nama pembimbing beserta kolom untuk membutuhkan tanda tangan, ditulis kata
Diketahui (dengan posisi simetris), dan
empat spasi ke bawah ditulis nama pimpinan program studi (sebelah kanan), nama
dekan FKIP Unpas (sebelah kiri).
4.
Halaman Motto dan
Persembahan
Halaman ini memuat ekspresi penulis skripsi
dalam memaknai hakikat selama yang bersangkutan menyusun skripsi. Di samping
itu, halaman ini dapat dijadikan media ekspresi dari misi dan visi Universitas
Pasundan. Oleh karena itu, materi motto diharapkan bernuansa (religius),
misalnya dengan menukil ayat suci Al-Quran dengan tafsirnya, Hadist, atau yang
sejenisnya. Adapun isi persembahan hendaknya berupa gambaran kejembaran hati
penulis untuk menyampaikan skripsi ini sebagai tanda kasih tulus kepada
orang-orang yang berperan besar selama proses studi, penyusunan skripsi sampai
dengan penyelesaian studi.
5.
Kata
Pengantar
Kata pengantar sebagai tajuk
ditulis dengan huruf kapital semua (KATA PENGANTAR), ditempatkan di tengah dan
tidak diberi garis bawah. Isi kata pengantar diketik dengan jarak empat spasi
dari tajuk, dan jarak antarkalimat dari isi adalah dua spasi. Baris pertama
tiap-tiap paragraf ditulis masuk lima ketukan mesin tulis (inden 5 pada
komputer) dari marjin kiri, sedangkan baris-baris selanjutnya dimulai tepat
pada marjin kiri, kecuali kutipan langsung yang terdiri atas empat baris atau
lebih. Jika judul skripsi disebut-sebut di dalam kata pengantar, maka judul tersebut diletak-kan di
antara tanda petik, ditulis dengan huruf kapital pada awal kata yang bukan kata
tugas.
Pada akhir isi kata pengantar
ditulis nama kota (tempat), tanggal, bulan (ditulis lengkap dengan huruf, bukan
angka) dan tahun penyusunan skripsi serta ditempatkan di sebelah kanan bawah
dengan jarak empat spasi dari baris terakhir teks, sedangkan nama penulis
ditempatkan di bawah nama kota itu dengan jarak dua spasi. Di belakang tajuk,
tahun, dan nama penulis tidak digunakan tanda titik atau tanda baca lain. Namun,
di antara nama kota dan tanggal ditempatkan tanda koma.
Ketentuan redaksional kata
pengantar harus memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut.
a.
Isi mengantarkan kepada pembaca untuk mengetahui tentang ruang
lingkup atau bagian-bagian utama serta deskripsi singkat dalam setiap
bagiannya yang disajikan secara apik,
padat dan berisi.
b.
Disajikan secara deskriptif dalam bentuk paragraph, tidak dalam
bentuk point per point.
c.
Halaman pengantar berisi informasi kapan dan lama penelitian
dilakukan, lokasi dan sumber dana penelitian bila bukan berasal dari dana
sendiri, ucapan terima kasih atas bantuan dana, bantuan teknis dan saran
profesional yang mahasiswa terima.
d.
Panjang kata pengantar tidak lebih dari satu halaman.
6. Ucapan Terima Kasih
Ucapan terimakasih
sebagai tajuk ditulis dengan huruf kapital semua (UCAPAN TERIMA KASIH),
ditempatkan di tengah dan tidak diberi garis bawah, ketentuan lainnya sama seperti
kata pengantar di atas: Ucapan terima kasih sekurang-kurangnya berisi hal-hal
sebagai berikut.
a.
Rasa syukur kepada Allah swt. sehubungan dengan selesainya skripsi
ini. Semua itu tidak mungkin selesai tanpa kehendak dan rida-Nya.
b.
Kepada berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung yang
telah turut serta atau ikut andil dalam penyelesaian skripsi. Misalnya 1) dosen
pembimbing, 2) pihah-pihak yang ada di sekolah tempat pelaksanaan penelitian
dll.
c.
Bila seseorang telah membantu dalam hal-hal tertentu, nyatakan ini
secara spesifik, misalnya saja kepada teknisi, pembimbing lapangan, dan laboran
yang telah membantu penelitian Anda.
d.
Rektor, Dekan dan Ketua Jurusan/Program Studi dalam kapa-sitasnya
sebagai pejabat, tidak perlu diberikan ucapan terima kasih seandainya bantuan
yang diberikan memang sudah menjadi kewajibannya.
e.
Hindari ungkapan berlebihan. Contoh: tanpa bantuan dan terus
menerus dari Bapak X tidaklah mungkin penelitian ini dapat diselesaikan.
f.
Santunan diungkapkan secara serius, wajar dengan tutur kata yang
beradab, dalam gaya bahasa yang tetap dijaga lugas, tanpa memuji-muji siapa pun
dan tidak terkesan main-main. Misalnya “ kepada mbak Sri thanks”.
6.
Abstrak/Abstract
Abstrak adalah penyajian singkat skripsi,
dengan tujuan agar pembaca segera mengetahui aspek-aspek yang ditulis dalam
skripsi. Isinya merepresentasikan seluruh bab yang ada dalam skripsi. Rambu-rambu
penulisan abstrak mengikuti ketentuan sebagai berikut.
a.
Abstrak
harus bersifat informatif.
b.
Abstrak
terdiri atas 200 s.d. 300 kata (kira-kira 38 kalimat) dan diletakkan sebelum
daftar isi.
c.
Abstrak
bersifat distributif dan sekurang-kurangnya memiliki perbandingan:
1) kira-kira 1 s.d. 3 kalimat untuk tujuan dan
masalah;
2) kira-kira 2 s.d. 4 kalimat untuk metode
penelitian;
3) sekurang-kurangnya 15 kalimat untuk hasil
penelitian dan validitas hasil;
4) sekurang-kurangnya 10 kalimat untuk
kesimpulan dan saran.
d. Pengetikan berspasi 1
(satu) dan disajikan dalam satu paragraf dengan bahasa yang padat berisi.
e. Mencantumkan kata
kunci(keyword)
7.
Daftar Isi
Ditulis memenuhi ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan dalam karya ilmiah, sebagai berikut.
a.
Disusun
secara teratur menurut nomor halaman yang memuat daftar tabel, daftar gambar, daftar
lampiran, judul bab dan subbab, daftar pustaka dan lampiran.
b.
Keterangan
halaman yang mendahului daftar isi tidak perlu dimuat dalam daftar isi.
c.
Bab
maupun subbab diberi nomor dengan angka Arab.
d.
Judul
daftar isi diketik dengan huruf kapital, ditempatkan di tengah, dua spasi di
bawah nomor halaman.
e.
Kata
“halaman” untuk menunjukkan nomor halaman daftar isi, tabel, gambar, lampiran, dan
bab ditempatkan di pinggir kanan yang berakhir pada batas pinggir kanan, dua
spasi di bawah kata “DAFTAR ISI”.
f.
Susunan
daftar isi menyusul dua spasi di bawahnya.
g.
Bila
daftar isi memerlukan lebih dari satu halaman, pengetikan diteruskan pada
halaman berikutnya.
h.
Pengetikan
antarbab dan antarsubbab diberikan jarak 1,5 spasi, sedangkan antaranak subbab
satu spasi.
i.
Judul
setiap bab diketik dengan huruf kapital semua dan judul subbab diketik dengan
gabungan huruf besar huruf kecil. (Huruf pertama setiap judul ditulis dengan
huruf capital, kecuali konjungsi).
Daftar isi sebagai tajuk ditulis dengan
huruf kapital semua (DAFTAR ISI), ditempatkan di tengah, dan tidak diberi garis
bawah. Daftar isi berfungsi untuk mempermudah para pembaca mencari judul atau
subjudul isi yang ingin dibacanya. Oleh karena itu, judul atau subjudul yang
ditulis dalam daftar isi harus langsung ditunjukkan nomor halamannya.
Nomor-nomor untuk halaman awal sebelum BAB
I menggunakan angka Romawi kecil (misalnya: i, ii, iii, iv, v, dst.), sedangkan
dari halaman pertama BAB I sampai dengan halaman terakhir skripsi digunakan
angka Arab (1, 2, 3, dst.).
8.
Daftar Tabel, Daftar
Gambar, dan Daftar Lain
Daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lainnya ditulis dengan memenuhi ketentuan-ketentuan
sebagai berikut.
a.
Daftar
tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran tidak selalu diperlukan, kecuali
lebih dari 1 (satu) tabel, 1 (satu) gambar, dan 1 (satu) lampiran.
b.
Daftar-daftar
tersebut diketik pada halaman tersendiri dengan format seperti daftar isi.
c.
Di
dalam teks, judul yang memerlukan lebih dari 1 (satu) baris diketik dengan
spasi 1 (satu).
d.
Antara
judul tabel dan tabel diberi jarak 1,5 spasi.
e.
Judul
tabel, gambar, dan lampiran ditulis sambung, rata kanan kiri.
Daftar lambang dan singkatan perlu
dicantumkan, jika di dalam skripsi itu terdapat lambang dan singkatan tertentu
yang perlu dijelaskan pada bagian awal karya tulis. Daftar grafik, bagan, dan
tabel pun pencantumannya hanya jika diperlukan. Pernyataan itu menyiratkan
bahwa beberapa daftar tersebut tidak perlu dicantumkan, jika di dalam isi
skripsi tidak terdapat peng-gunaan lambang singkatan, grafik, bagan, ataupun
tabel.
Pencantuman daftar dimaksudkan untuk
memberikan petunjuk kepada pembaca bahwa di dalam skripsi terdapat grafik,
bagan, atau tabel yang lebih dari satu. Jika hanya ada satu buah, baik grafik,
bagan, maupun tabel, itu tidak perlu dibuatkan daftar.
Daftar lambang dan singkatan, serta grafik,
bagan, ataupun tabel seluruhnya ditulis dengan huruf kapital, dan letaknya
sejajar dengan penulisan judul-judul bab tertentu. Halaman beberapa daftar
dicantumkan setelah kata pengantar dan daftar isi.
9.
Pernyataan Keaslian
Skripsi
Untuk mempertanggungjawabkan bahwa skripsi
yang dibuat oleh mahasiswa adalah asli, di dalam skripsinya mahasiswa
diwajibkan untuk membuat pernyataan tentang keaslian itu. Contoh format
keaslian skripsi dapat dilihat dalam lampiran 4.
10.
Ketentuan Penjilidan
Setelah dinyatakan tidak ada lagi
perbaikan, skripsi dijilid dengan hard
cover. Pada punggung skripsi dicantumkan nama penulis dan judul skripsi dan
diserahkan kepada petugas adminis-trasi program studi berjumlah 3 rangkap.
Kemudian, Program Studi memberikan tanda bebas skripsi untuk melengkapi
persyaratan wisuda dan pengambilan ijazah sarjana pendidikan.
H. Kesalahan
yang Sering Terjadi pada Penulisan Skripsi
Pada bagian ini, akan disajikan pedoman
ringkas mengenai cara menulis skripsi. Para mahasiswa dapat menguasainya dengan
mudah. Unsur yang positif akan ditulis dulu, kemudian yang negatif.
1.
Bagian yang Positif
Hal-hal positif yang perlu diketahui mahasiswa
adalah sebagai berikut.
a.
Skripsi
harus diketik rapi, jelas, dan tidak timbal balik supaya tidak melelahkan untuk
dibaca.
b.
Untuk
merapikan margin boleh menggunakan tanda hubung (-) pada penggalan kata dasar dengan
tujuan meratakan marjin kanan.
c.
Bahasa
skripsi harus baik, baku, dan lugas, tidak mendahulu-kan konotasi dan emosi.
d.
Nomor
halaman biasa harus ditempatkan di pojok, 2 cm dari marjin kanan atas.
e.
Sampul
depan skripsi harus tebal, mengkilat, berwarna hijau muda.
f.
Tinta
yang digunakan untuk skripsi harus berwarna hitam, kecuali untuk gambar, grafik
atau yang lainnya di luar tulisan utama dapat menggunakan tinta berwarna.
g.
Pita
penunjuk halaman berwarna hijau.
h.
Kertas
yang digunakan untuk skripsi ialah HVS putih, 80 mg, dan luas 21,5 cm x 28 cm.
i.
Nama
pengarang harus ditulis lengkap tanpa gelar kesarjanaan dan ditulis pada setiap
bukunya yang dirujuk.
j.
Nama
pengarang harus ditulis semuanya dan dimulai dengan nama belakang supaya mudah
mencarinya di perpustakaan.
k.
Hanya
nama awal yang ditulis lengkap, nama lainnya (nama pertama dan nama tengah)
disingkat saja.
l.
Istilah
daftar pustaka, daftar rujukan, pustaka, atau rujukan semuanya boleh dipakai.
Yang lazim digunakan ialah daftar pustaka dan daftar rujukan. Daftar ini harus
merupakan kumpulan nama sumber yang dijadikan pedoman di dalam teks dan
merupakan kutipan langsung maupun tidak. Semua sumber ini harus tampak di dalam
daftar.
m. Kalau ada tabel atau
gambar, terutama dalam skripsi kuanti-tatif, semua buku yang terbaca, mengharuskan
jarak 3 spasi antara teks dan tabel atau gambar itu.
n.
Dengan
alasan yang sama, judul tabel dan tabelnya harus tertera pada halaman yang
sama, demikian juga judul gambar dan gambarnya.
o.
Di
dalam skripsi, tajuk yang merupakan judul bab, anak bab, kata pengantar, daftar
isi, daftar pustaka, dan sebagainya harus berada dalam keadaan seimbang. Supaya
keadaannya seperti itu, harus diupayakan agar semua tajuk itu berada di
tengah-tengah. Jarak antara tajuk dengan sisi kanan dan kiri harus sama dan
ditulis dengan huruf kapital. Pias kiri dan kanan, yang tersisa, harus sama.
p.
Jarak
antara baris yang satu dengan yang lain di dalam teks skripsi (kecuali dalam
masalah kutipan), ialah dua spasi.
q.
Jarak
antara teks dan kutipan yang terdiri atas empat baris teks atau lebih itu
adalah dua spasi.
r.
Jarak
antara teks dalam kutipan langsung yang terdiri atas empat baris atau lebih itu
ialah satu spasi.
s.
Kutipan
langsung yang terdiri atas tiga baris atau kurang, mempunyai aturan yang sama
dengan aturan teks skripsi ialah dua spasi.
t.
Paragraf
baru menjorok ke dalam lima ketukan dari marjin kiri.
u.
Huruf
kapital digunakan dalam penulisan judul, anak judul, nama penulis, keterangan
diri, nama perguruan tinggi, program studi, fakultas, nama kota, kata BAB dan
nama tajuknya, tajuk pengantar, daftar isi, daftar pustaka, daftar rujukan,
baik dalam daftar isi maupun pada halaman teks yang diturunkan.
v.
Bagian
depan skripsi, yaitu halaman judul, halaman pengesah-an, halaman persetujuan,
kata pengantar, daftar singkatan, daftar isi, diberi nomor dengan angka Romawi
kecil. Angka itu ditulis di
tengah-tengah sisi kiri, kanan, dan bawah kertas.
w. Bagian isi skripsi,
mulai dari pendahuluan sampai dengan halaman terakhir diberi nomor dengan huruf
Arab. Angka itu diletakkan di sudut sebelah kanan, 2 cm di atas ujung baris
pertama halaman teks yang penuh.
x.
Judul-judul
bab diberi nomor dengan angka Romawi besar, sedangkan sub-subbab dengan angka
Arab.
Contoh Model Penulisan Skripsi:
Model 1
BAB I
A.
1.
a.
1)
a)
(1)
(a) dst.
Model 2
BAB I
A.
1.
a.
1)
a) dst.
Model 3
BAB I
1.1
1.1.1
1.1.2
1.1.2.1 dst.
y.
Tabel,
bagan, peta, grafik, lampiran, dan sebagainya, diberi nomor angka Arab.
2.
Bagian yang Negatif
Hal-hal yang tidak
boleh dilakukan dalam penyusunan skripsi sebagai berikut.
a. Bagian awal halaman
tidak boleh dikosongkan.
b. Bagian akhir halaman
tidak boleh dikosongkan, kecuali jika merupakan akhir bab.
c. Tanda apa pun tidak
boleh digunakan untuk menandai ber-akhirnya suatu bab.
d. Tidak boleh
menempatkan rujukan pada akhir bab.
e. Subjudul tidak boleh
ditempatkan pada marjin bawah.
f. Tidak boleh
memotong-motong tabel.
g. Tidak boleh
menggunakan tanda apa pun untuk menandai perincian, kecuali angka Arab.
h. Tidak boleh
menggunakan kata penulis untuk orang pertama.
i. Tidak boleh melanggar
ketentuan EYD.
j. Aturan frase, walaupun
panjang, tidak boleh sama dengan aturan kalimat.
k. Tidak boleh
menggunakan kata, frase, klausa, atau kalimat yang tidak ilmiah.
l. Tidak boleh
mengemukakan kekurangan atau kelemahan penulis.
m. Tidak boleh
menghilangkan bagian kalimat yang harus ada.
n. Tidak boleh
menambahkan bagian kalimat yang tidak boleh.
3.
Kesalahan yang Sering
Terjadi
Beberapa kesalahan yang sering terjadi
dalam penyusunan skripsi di antaranya sebagai berikut.
a.
Kalimat
aktif transitif
(1) Penulis melanjutkan ke
FKIP Unpas di Bandung.
(2) Hampir semua orang di
desa itu mengetahui tentang kejadian itu.
(3) Mereka hendak
mempertaruhkan mengenai nasibnya dengan jalan pindah dari desa ke kota.
b.
Kata
kerja ditempatkan pada awal kalimat.
(1) Mengerjakan tugasnya, kita tidak mempunyai
kemampuan khusus yang baik.
(2) Membaca uraian tentang masalah tersebut,
berdirilah bulu romanya.
(3) Berbicara tentang ilmu bahasa, para ahli
mempunyai pendapat yang berbeda.
c.
Penggunaan
kata depan pada awal kalimat.
(1) Dengan adanya keramaian di jalan itu
menimbulkan banyak kecelakaan.
(2) Dari kejadian itu mengakibatkan mereka hidup
dalam kegelisahan.
d.
Penggunaan
kata ‘sedangkan’ dan ‘untuk’ pada awal kalimat.
(1) Sedangkan pendapat yang demikian tidak
dapat dibenar-kan.
(2) Untuk keganasan mereka mendapat pembalasan
yang setimpal.
e.
Pakaian
kata ‘di mana’.
(1) Buku itu, di mana dia mengemukakan
pendapatnya, sudah saya baca juga.
(2) Dia melakukan hal itu di mana untuk
menyelamatkan kesalahannya.
(3) Kemudian, kota itu, di mana saya juga
dilahirkan, berubah namanya.
f.
Penggunaan
kata ‘adalah merupakan’ secara bersamaan.
(1) Penulis adalah merupakan anak terakhir dari
tujuh ber-saudara.
(2) Kejadian itu adalah itu adalah merupakan
kenang-kenangan yang tak mudah dilupakan.
g.
Penggunaan
kata ‘saling’.
Orang-orang itu saling dipeluk di muka
mesjid.
h.
Penggunaan
kata yang tidak bermanfaat.
(1) Karena keyakinannya itu, sang ayah tega
melakukan peng-aniayaan anaknya.
(2) Dia menggantung diri adalah untuk
menyatakan penye-salannya.
i.
Pemakaian
kata ‘jika’ dan ‘kalau’.
(1) Peneliti tidak sadar kalau yang demikian
itu merupakan kesalahan.
(2) Saya telah mengakui jika semuanya itu telah
saya lakukan secara sadar.
j.
Penggunaan
kalimat aktif dan pasif.
(1) Saya telah ampuni kesalahan perbuatan anak
saya itu atas dasar rasa kasih sayang.
(2) Masalah itu, sebahagian besar, sudah mereka
memahami dengan baik.
(3) Dia telah ketahui bahwa keluarganya sudah
lama meninggalkan kampungnya.
4.
Ejaan dalam Penulisan
Di dalam karya ilmiah, ternyata masih ada
penggunaan ejaan yang tidak tepat. Di bawah ini ditunjukkan penulisan yang
harus diikuti.
a.
Imbuhan
harus diserangkaikan dengan kata-kata yang diikutinya: sepuluh, ditahan.
b. Gabungan kata harus ditulis terpisah pada
waktu mendapat imbuhan: berterima kasih, bertanggung jawab, bertanda tangan,
memberi tahu, beritahukan.
c. Bubuhan harus digabungkan dengan kata yang
diikutinya: microbiologi, pascaperang.
d. Imbuhan yang merupakan konfiks ditulis
disatukan: memberi-tahukan, melaricepatkan.
e. Menulis bab: Bab I, Bab ke-3, Bab ketiga.
f. Uraian kata yang bukan kalimat tidak
diakhiri dengan titik, misalnya: SURAT KUASA, Tanggal 30 Oktober 1991.
g. Keterangan yang mengawali kalimat, diikuti
koma: Pada kesempatan itu,
h. Kata penghubung pada kalimat majemuk setara
didahului koma: ..., tetapi, ..., sedangkan, ..., dan.
i. Kata dan perincian didahului dengan koma
atau titik koma.
j. Nama diri yang digunakan sebagai nama jenis
atau ukuran ditulis dengan huruf kecil: jeruk bali, 12 volt, beras cianjur.
k. Kata asing, judul buku, judul majalah,
digarisbawahi atau dicetak miring.
DAFTAR
PUSTAKA
Badudu Zain. (1992). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Cartono. (2006). Penilaian
Hasil Belajar Berbasis Standar. Bandung: Prisma Press Prodaktama.
Uus Toharudin, dkk. (2013). Panduan Penyusunan Proposal Skripsi, Skripsi dan Ketentuan HAKI dalam
Karya Tulis Ilmiah. Bandung: FKIP Unpas.
Gagne, RM., Briggs, L.J. (1979). Principles of Instructional Design. Holt.
Rinehart and Winston.
Kemmis & Mc. Taggart. (1994). The Action Research Planner. Geelong: Deaken University Press.
Millis, G.E. (2000). Action Research;
A Guide for the Teacher
Research. Columbus: Merrill’s Am Imprint of
Prentice Hill.
Purwadarminta. (1994). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Jakarta: Balai Pustaka.
Ristasa, R.A. (2010). Pedoman Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas. Purwokerto:
Depdiknas, Universitas Terbuka, UPBJJ Purwokerto.
Suharsimi Arikunto. (1993). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1: Contoh Sampul Skripsi
Depan dan Judul Dalam
JUDUL SKRIPSI
SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh
ADIL SEJAHTERA
NIM 07501064
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2013
Lampiran
2: Contoh Lembar Pengesahan Skripsi
JUDUL SKRIPSI
Oleh
NAMA MAHASISWA
NIM
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Disetujui,
Dosen Pembimbing,
………………………..
NIP
Dekan FKIP Unpas, KetuaProgram Studi PGSD,
………………………. ………………………………
NIP NIP
Lampiran
3: Contoh Daftar Tabel, Gambar dan Lampiran
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
3.1
Desain Penelitian Kuasi Eksperimen………………….... 25
4.1
Klasifikasi Daya Pembeda…………………………….. 41
4.2
Hasil AnalisisTerhadap Tes Awal dan Tes Akhir……… 42
4.3
Hasil Normalitas Pre-Test……………………………….. 43
4.4
Hasil Normalitas Post-Test…………………………….. 45
4.5
Hasil Uji Hipotesis…………………………………….. 51
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
2.1 Kerucut Pengalaman Edgar
Dale ........................... 13
2.2 Model Membran Mosaik Cair................................ 27
3.2 Paradigma Penelitian.............................................. 38
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
1 Kisi-Kisi dan Soal
Penguasaan Konsep .................... 68
2 Matriks Soal..............................................................
83
3 Hasil uji Coba Instrumen..........................................
93
Lampiran 4: Contoh Pernyataan
Keaslian Skripsi
PERNYATAAN
KEASLIAN SKRIPSI
Dengan ini saya
yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : …………………
NIM : …………………
Judul Skripsi : ………………………………………………… ……………………………………………………………………
menyatakan bahwa
skripsi dengan judul di atas beserta seluruh isi adalah benar-benar karya saya
sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara
yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menganggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada
saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan
dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya
saya ini.
Bandung,
….................
Yang
Membuat Pernyataan,
Materai
Rp. 6.000,00
.......………………………
NIM
Lampiran 5: Format
Berita Acara Bimbingan Skripsi
BERITA ACARA BIMBINGAN
SKRIPSI
1. Nama Mahasiswa : .......................................
2. NIM : .......................................
3. Program Studi : .......................................
4. Dosen Pembimbing ............................. : NIP:……………...
5.
Judul
Skripsi : ………………………………………..
………………………………………..
No.
|
Hari/
Tanggal
|
Materi
yang Dibahas dan Saran Pembimbing
|
Ttd.
Pembimbing
|
1.
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
4.
|
|
|
|
5.
|
|
|
|
6.
|
|
|
|
7.
|
|
|
|
8.
|
|
|
|
Setuju untuk ujian
skripsi
|
|
Catatan:
1.
Kartu ini dibawa dan ditandatangani oleh
Dosen pembimbing pada saat konsultasi.
2.
Kartu ini dibawa pada waktu ujian
skripsi, jika diperlukan sebagai bukti pembimbingan.
3.
Frekuensi konsultasi minimal 3 kali
pertemuan.
4.
Boleh diperbanyak oleh mahasiswa.
Bandung,
…………………….
Mengetahui Ketua
Program Studi PGSD,
………………………………...
NIP
Lampiran 6: Lembar Penilaian
Bimbingan
HASIL PENILAIAN SKRIPSI
Nama :
.............................................................................
NIM :
.............................................................................
Program Studi : .............................................................................
Judul Skripsi :
.............................................................................
No.
|
Aspek
yang Dinilai
|
Rata-rata
|
Bobot
|
Nilai*)
|
I
|
Materi Skripsi
1.
Judul
2.
Masalah
3.
Hipotesis/pertanyaan penelitian
4.
Metode penelitian
5.
Analisis data/uji hipotesis
6.
Temuan dan diskusi temuan
7.
Kesimpulan
Jumlah:
|
|
X
2
|
..........
|
II
|
Sistematika dan Bahasa
Kesesuaian
sistematika dengan ketentuan
1. Bahasa
a. Indonesia
b. Asing
2. Tata tulis
Jumlah:
|
|
X
1
|
..........
|
|
Jumlah:
|
..........
|
Rata-rata Akhir :
Catatan :
...........................................................................
...........................................................................
...........................................................................
*) Skala penilaian 1-4
|
Bandung, ....................
Pembimbing
____________________
NIP
|
Lampiran 7: Lembar Penilaian
Sidang Skripsi
HASIL PENILAIAN SIDANG
SKRIPSI
Nama :
.............................................................................
NIM :
.............................................................................
Program Studi :
.............................................................................
Judul Skripsi :
.............................................................................
No.
|
Aspek
yang Dinilai
|
Rata-rata
|
Bobot
|
Nilai*)
|
I.
|
Naskah Skripsi
1.
Judul
2.
Masalah
3.
Hipotesis/pertanyaan
penelitian
4.
Metode penelitian
5.
Analisis data/uji
hipotesis
6.
Kesimpulan
7.
Orisinalitas dan
relevansi dengan bidang kajian
8.
Kesesuaian sistematika
dengan ketentuan
|
|
|
|
Jumlah:
|
|
X
1
|
..........
|
|
II.
|
Ujian Sidang
1. Penguasaan
materi skripsi dengan konsep keilmuannya
2. Penguasan
Metode
3. Kemampuan
mengemukakan pendapat/ argumentasi
4. Kemampuan
mempertahankan pendapat/ argumentasi
5.
Kepasundanan
|
|
|
|
Jumlah:
|
|
X
2
|
..........
|
|
|
Jumlah
Total:
|
..........
|
Rata-rata
Akhir :
Catatan:
...................................................................
...................................................................
...................................................................
*) Skala penilaian 1-4
|
Bandung, ....................
Pembimbing,
____________________
NIP
|